Kamis, 28 Februari 2013

Kebesaran seorang Leader



Membaca buku John Wooden yang pernah saya bahas pada artikel sebelumnya, serasa belum semuanya diceritakan. Banyak sekali pengalaman John Wooden menjadi seorang coach dari team basket yang tidak terlalu diperhitungkan menjadi team basket yang cukup disegani. Setelah selesai membaca buku wooden on leadership, saya sangat kagum pada seorang John Wooden, tidak mengherankan dia dapat membawa team UCLA menjadi team yang sangat disegani. Saya akan mencoba sharing beberapa hal yang saya dapatkan pada buku tersebut.

I will not like you all the same, but I will love you all the same
“I will not like you all the same, but I will love you all the same. And whether I like you or not, my feelings will not interfere with my judgement of your effort and performance. You will be treated fairly. That’s a promise”, janji diatas mudah untuk dituliskan tetapi tidak mudah untuk dipraktekan. Tidak mudah kita tidak suka terhadap seseorang kemudian dalam penilaian kita masih bisa positif.

Ada seorang pemain cadangan, pemain ini adalah pemain basket yang bagus di SMA nya. Tetapi pada saat dia bergabung di UCLA dia dijadikan pemain cadangan selama 3 tahun musim pertindingan. Anak ini tidak suka dengan keputusan John Wooden, dan tidak berbicara selama 27 tahun, yang akhirnya dia menelpon John Wooden untuk memulai bercakap. John Wooden sangat gembira pada saat menerima telepon dari anak ini.  Seperti seorang ayah yang menyambut kembalinya seorang anak. Tidak mudah untuk menerima hal semacam ini.

Nobody care how much you know, until they know how much you care
Menjadi seorang leader sangat berbeda dengan manager, seorang manager artinya mengatur, mengelola sedangkan seorang leader menjadi panutan oleh teamnya. Pada awal saya mendirikan perusahaan saya menggunakan manager, karena memang saya belajar di sekolah yang diajarkan adalah menagerial. Kosepnya sudah berbeda jauh, pada saat managerial sisi human tidak terlalu ditonjolkan yang di tonjolkan adalah dari sisi prosesnya. Tetapi bukan berarti didalam leadership kita dapat mengabaikan prosesnya, tetapi sisi Human nya yang banyak disentuh.

Sehingga untuk menjadi leader dia harus dapat mencintai teamnya, dan juga dapat mengayomi, sehingga anggota team akan merasa sangat aman berada didalam lingkungan leader yang baik.
Seorang leader yang mempunyai hubungan baik dengan team member  nya akan dapat memimpin team itu sangat efektif. Untuk mempunyai hubungan baik diperlukan kerendahan hati, sehingga team mau bekerja keras untuk leadernya. Satu hal yang perlu di ingat adalah kalau sudah mempunyai pengikut yang loyal, kita tidak boleh memanfaatkan team tersebut, setiap orang akan merasa bila dirinya dimanfaatkan, hal ini yang perlu dihindari. Karena sekali mereka merasakan bahwa mereka di manfaatkan maka kepercayaan hilang, dan kinerja langsung menurun secara drastis.

Saya mempunyai pengalaman di kantor kastemer, sering sekali saya berkunjung ke kastemer tersebut, dan pada suatu saat saya diberikan secangkir kopi oleh OB, karena memang kopinya enak dan saya suka maka saya mengatakan “Wah, mas kopinya enak nih, harum dan enak”, pada saat saya berkunjung lagi saya minta kopi, pada saat memberikan kopi pada saya, saya langsung minum kopi tersebut, dan saya puji lagi dia, “Kopi nya apa nih mas, kok rasanya enak ?” dia menyebutkan suatu merk kopi yang cukup dikenal, kemudian saya bilang ama dia, “kopi saya dirumah juga sama, tapi kok gak seenak ini ya ?”.
Setelah itu, setiap kali saya datang ke kastemer tersebut dan OB tadi melihat saya langsung dia menawarkan kopi buat saya.

Yang saya belajar dari sini, pujian yang kecil membuat dia bangga, dan dengan senang hati dia mau melayani saya untuk membuatkan kopi. Pujian kecil membuat OB tersebut bangga.
Hal hal kecil seperti  ini dapat diterapkan di kantor juga, bila team kita melakukan hal yang baik kita berikan pujian yang tulus, maka dia akan semangat dalam mengerjakan pekerjaannya.

Catatan kecil di buku John Wooden mengatakan “If you don’t think of your team as a family, why should the team think of you as head of the family ?. Tidak mudah untuk mengimplementasikan hal ini tetapi kalau kita dapat melakukan ini maka team akan sangat semangat sekali, karena mereka merasa di manusiakan, dihargai serta merasa dihormati.

Membangun team yang kuat
Untuk dapat membangun team yang kuat harus didasari cinta, dan menurut John Woden definisi dari cinta adalah “Love is patient; love is kind. It is not jealous; it is not pompous; it is not inflated; it is not rude; it does not seek its own interests; it is not quick-tempered; it does not brood over injury; it does not rejoice over wrongdoing but rejoices with the truth. Love bears all things, believes all things, hopes all things, and endures all things”
Seorang pemimpin yang dipenuhi dengan cinta yang seperti definisi diatas, organisasinya akan mempunyai potensi yang besar sekali.