Senin, 28 Oktober 2013

Hanya dua hal yang dapat memberikan apa yang kita mau



Sering sekali saya berdiskusi dengan teman-teman yang masih muda, banyak hal yang mereka inginkan, tidak sedikit dari mereka yang ingin menjadi entrepreneur. Tetapi di akhir mereka selalu mengatakan saya tidak punya modal untuk memulai usaha.
Saya mendapatkan ide tulisan ini pada saat perjalanan ke kantor sambil mendengarkan CD dari Nancy Dornan, dia adalah seorang yang sangat sukses tinggal di Amerika, dan Nancy bukan berasal dari keluarga kaya, pada awalnya mereka profesional biasa saja. Tetapi mereka dapat membangun bisnis global sehingga kehidupannya mengalami perubahan yang luar biasa. Sekarang ini Nancy banyak membantu orang-orang yang kurang beruntung di berbagai negara.
Nancy mengatakan bahwa bila ada orang yang menginginkan sesuatu kemudian belum terjadi hanya ada dua faktor, pertama apa yang diinginkannya itu tidak terlalu kuat, maksudnya kuat adalah tidak benar-benar berkomitment untuk mendapatkannya. Yang kedua apakah berani membayar harganya untuk mendapatkan apa yang diinginkan ?

Apakah yang diinginkan itu harus atau sekedar ingin ?
Saya dibesarkan di lingkungan keluarga yang mempunyai usaha sendiri, dan dari kecil saya sudah dilibatkan dalam menjalankan bisnis ayah saya. Tentunya peranan yang diberikan kepada saya sesuai dengan kemampuan yang saya miliki pada saat itu. Setiap ada kesempatan kami sering berdiskusi dengan ayah saya, banyak hal yang saya dapatkan pada saat berdiskusi. Biasanya hingga larut malam kami duduk di ruang keluarga sambil menikmati minum teh.
Pada saat itulah saya mempunyai impian yang sangat jelas, bahwa kelak nanti saya ingin mempunyai bisnis sendiri yang besar. Keinginan memiliki usaha sendiri sangat kuat sekali, sehingga saya tidak pernah memikirkan untuk bekerja pada perusahaan lain.
Pada saat hampir selesai kuliah di sekitar tahun 1980, saya bersama beberapa orang teman memulai usaha kursus komputer yang pada saat itu komputer masih langka. Kebanyakan kursus yang ada, murid datang ke tempat kursus, apa yang kami lihat pada saat itu, untuk membangun bisnis yang besar tidak dapat menunggu peserta kursus untuk mendaftar, harus ada cara lain agar dapat memperbesar kursus komputer. Akhirnya kami mulai untuk menawarkan kursus komputer untuk SMA. Akhirnya kursus tersebut menjadi besar, sampai akhirnya saya harus pergi untuk melanjutkan belajar lagi.
Selesai mengambil master dibidang bisnis, akhirnya saya membangun kursus komputer yang baru, dan berkembang dengan pesat.
Pada saat melihat bahwa kursus komputer tidak dapat dibesarkan lagi, maka saya mulai usaha software. dan bisnis model software ini beberapa kali diganti agar dapat memperbesar usahanya lagi.
Kalau saya renungkan kembali perjalanan hidup, keinginan yang kuat akan selalu muncul, dan selalu akan teringat apa yang diinginkan.

Berapa besar harga yang harus dibayar ?
Perjuangan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan tentunya tidak bisa didapatkan begitu saja. Didalam perjalanannya pasti banyak hal yang akan kita temui, dan sejalan dengan masalah yang dihadapi kita akan semakin mengerti, akan semakin bertumbuh, dan tentunya kita akan mendapatkan pengalaman hidup yang luar biasa.
Pada saat pertama kali memulai kursus komputer, kami tidak mempunyai uang yang banyak untuk membeli segala macam peralatan yang diperlukan untuk membuka kursus. Kami harus mencari cara bagaimana agar dapat mengumpulkan uang untuk membeli peralatan yang dibutuhkan. Dengan keterbatasan yang ada kita perlu mencari cara untuk mendapatkannya. Dalam perjalanan mencari cara ini kita akan mendapatkan banyak sekali ide-ide baru, yang perlu di coba. Pada saat mencoba dan gagal, coba lagi dan gagal lagi, tentunya kita akan mengalami rasa tidak percaya diri. Apakah memang benar cara ini dapat dilakukan ? Pertanyaan yang selalu menarik untuk direnungkan adalah pada saat mengalami kegagalan adalah “ Apakah jalan yang saya tempuh ini benar ?”.
Ada teman saya yang selalu mencoba dan mencoba, gagal lagi dan gagal lagi, tetapi ada teman yang lain mencoba lagi dan terus mencoba lagi, akhirnya memperoleh keberhasilan.

Knowledge is Power
Pada saat saya banyak berdiskusi dengan teman teman yang menurut saya mereka cukup berhasil, maka saya akan mendapatkan banyak mendapatkan masukan terutama cara mereka berpikir. Teman saya mengatakan membaca buku sangat penting, karena dengan membaca buku kita akan mengetahui bagaimana orang-orang yang berhasil itu berpikir. Cara berpikir akan mempengaruhi cara kita mengambil keputusan keputusan kecil, dan keputusan keputusan kecil inilah yang dapat mempengaruhi hidup kita dimasa depan.
Sering sekali saya merasa kehidupan ini stagnan, ingin maju lebih lagi, tetapi apa yang dikerjakan tidak menghasilkan seperti apa yang diharapkan, pada saat itulah saya meminta nasehat dari mentor saya, dan ternyata persoalannya sangat sederhana. Dari kejadian-kejadian ini saya belajar bahwa orang yang lebih sukses dari kita, dapat melihat sesuatu yang kita alami bisa lebih jelas lagi.
Ini sesuai sekali dengan kata-kata Einstein yang pernah saya tulis di dalam blog ini, “Kita tidak dapat menyelesaikan masalah kita dengan pemikiran seperti pada saat kita mendapatkan masalah tersebut.” Artinya setiap saat kita harus belajar untuk bertumbuh, sehingga kita dapat menyelesaikan masalah yang sedang kita hadapi. Pada saat kita dapat menyelesaikan masalah tersebut maka kita akan naik ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
Belajar sesuatu yang baru sangat tidak enak, tetapi kita harus berani membayar harganya bila kita ingin mempunyai kehidupan  yang lebih baik lagi.

Kamis, 17 Oktober 2013

Kesalah Pahaman Membangun Team



Menyambung tulisan minggu lalu, saya sering melihat di toko, di gerai rumah makan ataupun di pabrik sering terpampang foto karyawan teladan bulan ini. Saya tidak tahu tujuan mereka apa memasang foto teladan setiap bulan, bila saya amati lagi setiap bulan selalu berganti, sehingga saya bertanya didalam hati apakah pemasangan foto teladan ini sudah menjadi piala bergilir yang setiap bulan pasti akan didapatkan oleh rekan kerja lainnya ?

Membangun Team yang Solid
Pengalaman membangun Andal Software selama 25 tahun, saya menyadari bahwa didalam suatu organisasi apapun, yang paling penting adalah bagaimana kita dapat membangun team yang solid. Saya membaca buku leadership dari John Wooden yang pernah saya tulis dalam blog ini, pada saat John membangun team basket UCLA yang dapat mengantarkan team tersebut menjadi juara bertahan selama bertahun-tahun, adalah membangun team yang kuat.
Pertumbuhan Andal yang luar biasa bagusnya menurut saya karena team Andal Software sangat solid, mempunyai team work yang kuat sekali. Seperti John Wooden katakan bahwa John tidak pernah mempunyai anak emas walaupun banyak nama nama terkenal yang dicetak oleh John. Menurut John tidak bisa seorang pemain basket yang terkenal bisa menjadi terkenal kalau dia main sendiri. Kecemerlangan seseorang tergantung dari team sesama pemain, maupun pembantu sekeliling team tersebut.
Mari kita lihat dengan menjadi nomor satu atau menjadi pegawai teladan, yang artinya hanya dia yang paling hebat, karena sudah dipilih dari sekian banyak karyawan dan dialah pemenangnya.

1.       Menjadi pemenang dengan mengalahkan yang lain
Agar menjadi yang terbaik, mereka harus mengalahkan yang lainnya. Karena disitu terjadi persaingan, seseorang akan mencari cara bagaimana agar dia mendapatkan posisi nomor satu. Kalau lingkungan seperti ini, maka setiap anggota team akan saling berlomba untuk menjadi nomor satu, tidak ada rasa kerja sama, karena mereka memandang rekan kerjanya sebagai pesaing.

2.       Potensi terjadi ketidak puasan
Kadang setiap orang akan menilai dirinya secara subyektif maupun obyektif, mereka mulai membandingkan temannya dengan dirinya, kemudian mulai bertanya kenapa dia bukan aku, bukankah aku bekerja lebih baik dari dia ? walaupun mungkin perusahaan sudah mempunyai ukuran bagaimana untuk menjadi nomor satu, tetapi tetap saja didalam ukuran tersebut masih banyak unsur subyektif yang tidak tepat. Apalagi kalau yang menjadi nomor satu mendapatkan imbalan uang, akan menimbulkan potensi masalah yang besar.

3.       Membangun sikap acuh
Bagi mereka yang merasa tidak akan mendapatkan juara satu, mereka tidak dapat menggali potensi dirinya yang mungkin akan menjadi bagus, karena mereka merasa tidak akan mendapatkan rewardnya. Sehingga mereka tidak peduli dengan gelar juara satu, dan mereka juga tidak akan mengejarnya. Sikap kalah sebelum berperang.

Saya teringat pada saat masih kuliah, kami mempunyai kelompok yang cukup erat, kami belajar bersama, dan berjuang bersama. Pertanyaannya kenapa dapat seperti itu ? karena didalam kelompok belajar kami, yang diperjuangkan adalah dapat lulus ujian, karena semua team dapat menikmati lulus ujian bila mendapatkan nilai tertentu, maka kami bersatu untuk bisa lulus, dan semua teman teman saling menyemangati satu sama lain, tidak ada kompetisi, tetapi dengan bersatu kami tahu kami dapat mengikuti ujian lebih baik, dibandingkan dengan kita belajar sendiri.
Dari sini kita dapat belajar bagaimana kita dapat membangun team yang kuat untuk dapat membangun organisasi yang kuat juga.

Kamis, 10 Oktober 2013

Menjadi Nomor Satu



Saya teringat pada masa sekolah, pada jaman saya sekolah selalu ada juara 1, 2 dan 3 serta juara harapan 1, 2, dan 3. Pada saat pengumuman kenaikan kelas saya mempunyai perasaan senang, cemas, gelisah bercampur menjadi satu seperti permen nano-nano, saya sangat menikmati perasaan tersebut. Walaupun saya tidak pernah mendapatkan juara 1, tetapi saya selalu masuk didalam 4 besar.
Saya sering flash back ke belakang kira-kira apa yang sekolah ingin lakukan dengan membuat juara 1, 2 dan 3 ? apakah tujuannya untuk memotivasi anak supaya semuanya menjadi nomor 1 ? Ternyata teman-teman ku yang mengejar kejuaraan tersebut juga tidak banyak, hanya mereka yang merasa mampu untuk mengejar status tersebut.

Apa yang saya dapatkan ?
Dari pelajaran tersebut apa yang saya dapatkan ? ternyata kalau membuat suatu tantangan harus dapat dinikmati oleh banyak orang, seperti misalnya kalau nilai rata-ratanya diatas 8 akan mendapatkan sesuatu. Maka setiap anak akan mendapatkan kesempatan yang sama dalam mengejar nilai tersebut, sehingga banyak anak yang akan mengikuti perlombaan tetapi kalau hanya ada satu pemenang maka banyak anak yang merasa kalah sebelum bertanding. Secara mental ini akan terbawa sampai anak tersebut menjadi dewasa dan juga di lingkungan pekerjaan. Spirit untuk berjuang sudah hilang karena sudah tidak mempunyai harapan lagi.
Banyak anak yang ingin tampil di sekolah tetapi tidak mempunyai wadah untuk tampil sehingga penyalurannya ke hal yang negatif seperti tawuran, kebut-kebutan, motivasi mereka biasanya ingin mendapatkan penghargaan dari kawan-kawannya apalagi kalau di puji wah kamu hebat bisa menang lawan temenmu yang motornya lebih besar. Penghargaan semacam ini sangat didambakan oleh anak-anak remaja.
Seandainya kita bisa salurkan kedalam kegiatan yang postif dimana mereka dapat mempunyai kesempatan yang sama untuk bisa tampil, anak remaja kita akan mempunyai masa depan yang jauh lebih baik, karena mereka punya rasa percaya diri dalam mengembangkan hal-hal yang positif didalam dirinya.

Siapa yang sukses di dunia kehidupan ?
Seharusnya teman saya yang menjadi juara, juga sukses didalam kehidupan mereka, ternyata tidak banyak temanku yang pada saat sekolah tidak terlalu menonjol bahkan cenderung kurang secara akademis menjadi sukses didalam dunia kehidupan.
Saya punya seorang teman pada saat sekolah tidak terlalu menonjol secara akademis, dan hobbynya adalah naik motor kebut-kebutan. Sekarang dia mempunyai kehidupan yang luar biasa. Yang terjadi adalah pada saat kebut-kebutan temannya mengalami kecelakaan, dia menolong temannya pada saat dipangkuannya temannya meninggal, belum sempat ditolong oleh ambulance. Itu adalah titik balik temanku itu, sejak saat itu dia berhenti untuk kebut-kebutan motor, dan akhirnya sekarang menjadi orang yang berhasil.
Ada pengalaman anak teman saya, teman saya ini seorang pengusaha yang cukup lumayan besar. Tentunya sebagai orang tua dia menginginkan anaknya dapat melanjutkan usaha orang tuanya. Teman saya ini tidak mau memaksa anaknya untuk meneruskan usaha tersebut, tetapi pada suatu hari dia mengatakan bahwa dia mau melanjutkan usaha ayahnya, dengan senang hati ayahnya mulai membimbing. Pada suatu saat terlihat anaknya tidak mempunyai semangat lagi untuk bekerja. Akhirnya ayahnya mulai memberikan tanggung jawab yang lebih besar dan membiarkan anaknya bisa berkreasi, dan ternyata anaknya menjadi semangat dan usaha yang dipegangnya dapat bertumbuh.
Anak muda ingin dirinya tampil dan mempunyai tanggung jawab sehingga ada kebanggaan didalam dirinya bahwa dia dapat melakukan sesuatu, maka potensi dalam dirinya akan tumbuh. Pemaksaan tidak akan menimbulkan rasa kebanggaan pada anak karena dia merasa bukan seperti yang dia inginkan.

Campur tangan orang tua menjadi nomor 1
Sering sekali orang tua menginginkan anaknya menjadi nomor satu, maka anak tersebut diharuskan untuk les banyak hal. Ternyata anaknya tidak menjadi juara satu, akhirnya orang tuanya akan kecewa, demikian juga anaknya semakin kecewa. Keinginan menjadi nomor satu bukan atas kemauan sang anak dari dalam dirinya, melainkan dorongan dari luar.
Untuk menjadi nomor satu yang penting bukan tujuannya menjadi nomor satu tetapi prosesnya menjadi nomor satu itu yang lebih penting. Karena didalam proses menjadi nomor satu akan mendapatkan banyak pelajaran yang sangat berharga didalam kehidupan. Tetapi kalau menjadi nomor satu dengan jalan pintas tidak ada hal yang dapat dipelajari didalam prosesnya.
Itulah yang sekarang ini banyak terjadi banyak orang menjadi nomor satu tetapi menggunakan jalan pintas secara pribadi mereka tidak tumbuh secara pribadi, mereka menghalalkan segala cara untuk menjadi nomor satu. Dorongan orang tua menjadi nomor satu dengan jalan pintas akan merusak kehidupan masa depan si anak sendiri.

Menikmati proses menjadi nomor satu
Saya percaya setiap anak mempunyai potensi didalam dirinya, kita sebagai orang tua perlu mendorong anak untuk menggali potensi dirinya. Tidak mudah dalam proses penggalian potensi diri, kita perlu kesabaran yang bukup tinggi. Tugas kita sebagai orang tua perlu mengarahkan dan memberikan wawasan dengan mengajarkan anak agar dapat memutuskan untuk dirinya sendiri, dengan demikian maka anak tersebut dapat mempunyai rasa percaya diri. Memberikan dukungan menjadi hal yang penting dalam meraih proses menjadi nomor satu. Karena didalam prosesnya banyak sekali rintangan yang akan dihadapi, ajarkan juga bahwa untuk menjadi nomor satu tidak harus mengalahkan orang lain, tetapi mengalahkan dirinya sendiri agar semua potensi dapat keluar dari dalam dirinya.
Saya sangat beruntung saya bertumbuh dilingkungan dimana orang tua saya memberikan kebebasan untuk memilih walaupun didalam memberikan pelajaran ayah saya tergolong orang yang keras kalau kami melanggar prinsip. Ayah saya mengajarkan bagaimana saya harus bertanggung jawab, dengan memberikan tugas-tugas yang sederhana, disini saya belajar bahwa tanggung jawab diberikan dari hal hal kecil. Pelajaran ini ternyata bermanfaat pada saat saya sudah mulai membangun usaha.