Senin, 27 Januari 2014

Proses Menuju Sukses



Saya sering sekali mengikuti seminar-seminar untuk pengembangan diri, dan juga membaca buku-buku baik buku pengembangan diri maupun buku buku bisnis yang dapat menambah wawasanku mengenai pengembangan bisnis. Kebiasaan ini sudah saya lakukan sekitar 5 tahun terakhir ini, dan saya merasakan dampak perubahan dalam diri saya terutama dalam pengambilan keputusan. Perubahan sudut pandang karena wawasan pengetahuan yang didapat dari seminar dan membaca buku, berdampak pula terhadap perkembangan bisnis yang sedang saya jalankan. Pertumbuhan yang dapat saya rasakan dan saya dapat melihat dengan jelas perusahaan yang saya nakodai ini akan menjadi seperti apa pada beberapa tahun yang akan datang.

Turning Point
Pada saat saya baru lulus sebagai master of Business administration, saya merasa sudah mengetahui banyak tentang bisnis. Saya langsung membangun bisnis baru, dan ternyata bisnis yang saya bangun berkembang cukup pesat, tetapi saya melihat bahwa bisnis yang saya bangun itu tidak akan bertahan lama karena barier of entry-nya rendah sekali, siapa saja yang mempunyai modal yang cukup dapat melakukannya. Akhirnya saya putuskan untuk membuat bisnis baru di tahun 1988, saya memulai bisnis software hingga sekarang ini.
Bisnis software yang saya mulai di tahun 1988, yang dimulai dengan menerima pesanan pembuatan software. Di tahun 1992, mulai membuat paket software untuk akonting yang bernama Presisi, dan dijual lewat toko komputer dan toko buku Gramedia sekaligus memperkenalkan nama perusahaan Andal Software. Di tahun 2001, Andal Software membidik pasar enterprise dengan mengeluarkan produk Kharisma Win, dan pada tahun 2003 Andal Softawre jatuh karena bisnis modelnya tidak tepat, pada saat Andal Jatuh itu saya mendapatkan buku yang berjudul The Secret of Software Success, buku tersebut sangat menginspirasi saya, karena di buku tersebut dibahasa bisnis model yang saya jalani, dan sudah ada perusahaan di Amerika yang menjalankannya dan akhirnya perusahaan tersebut tutup.
Pada saat saya selesai membaca buku tersebut, saya mulai berfikir seandainya saya sudah membaca buku ini sebelum Andal jatuh, mungkin Andal tidak akan jatuh. Paling tidak setelah saya membaca buk tersebut saya tahu caranya bagaimana membuat perusahaan software yang dapat menjadi besar.
Sejak saat itu saya mulai mau membuka diri untuk membaca buku lebih banyak lagi, pada awalnya tidak mudah, masih sering malas untuk meluangkan waktu membaca buku. Tetapi pada saat saya malas saya melihat masa depan saya untuk membangun perusahaan yang besar saya membuthkan pengetahuan yang cukup, akhirnya mulai lagi membaca buku. Dan telah 5 tahun saya sudah dapat membaca buku secara rutin.
Sekarang ini saya sudah jauh lebih terbuka untuk mendengarkan pendapat orang, dan ternyata dari pernyataan yang salahpun saya bisa belajar. Saya belajar bagaimana caranya memilah informasi yang benar dan tidak, saya juga belajar bagaimana proses orang berpikir pada saat saya berbicara dengan orang lain.
Saya juga senang menghadiri seminar yang menceritakan proses sukses seseorang, sehingga saya dapat belajar dari mereka. Didalam kesuksesan selalu ada harga yang harus dibayar, dan semakin tinggi yang akan kita raih, semakin mahal pula harganya.

Apa yang dapat saya pelajari
Banyak diantara teman-teman saya sekarang ini yang usianya sudah mendekati 60 tahun, tentunya usia 60 tahun adalah usia yang sudah matang. Dimana tenaga kita tidak seperti pada saat kita masih berumur 30 tahun. Tidak sedikit yang sering menyesal, mengapa pada saat muda dulu tidak melakukan ini dan tidak melakukan itu. Saya senang sekali belajar dari mereka, yang ingin saya ketahui adalah bagaimana cara mereka berpikir, jadi pada saat mereka mengatakan seandainya dulu saya melakukan ini saya tidak seperti ini. Saya banyak sekali bertanya seputar apa yang dia pikirkan, kemudian dalam hati saya berkata seandainya teman saya ini mau membaca buku seperti apa yang saya ketahui tentunya dia akan berpikir beda, dan seandainya dia melakukan seperti apa yang dia pikirkan sekarang mungkin dia juga akan mencapai dititik yang sama seperti keadaan dia sekarang ini.
Saya sangat beruntung bahwa pada tahun 2003 saya diingatkan untuk mau membuka diri, tidak merasa bahwa diri saya paling hebat, kalau saya tidak berubah pada saat itu mungkin saya akan banyak penyesalan sekarang ini.

Selasa, 21 Januari 2014

Membangun Kemakmuran



Banyak orang bekerja keras untuk membangun kemakmuran, tetapi akhirnya dia lupa sampai umur pensiun masih melakukan hal yang sama. Di satu sisi, banyak orang yang kelihatannya bekerja lebih santai tetapi dapat menikmati kemakmuran dimasa yang relatif muda. Kadang saya bertanya apa yang membuat berbeda ?

Membangun Aset Pribadi
Banyak orang yang berhenti belajar pada saat selesai sekolah, padahal didalam kehidupan ini banyak sekali yang perlu dipelajari. Pada saat baru lulus kuliah saya merasa sudah mempunyai ilmu yang cukup untuk membangun perusahaan yang besar, dan memang benar pada saat itu saya dapat membangun perusahaan dengan cepat, dan cukup besar menurut ukuran saya pribadi. Tetapi pada saat saya mulai melihat bisnis lain yang dikembangkan oleh teman-teman saya, ternyata mereka mempuyai bisnis yang lebih besar, dan cara kerja mereka tidak sekeras apa yang saya lakukan. Pertanyaannya apakah ada perbedaan antara saya dan teman saya tersebut.
Setelah saya amati, kemudian sering bertemu dengan beberapa teman saya yang menurut saya lebih sukses dari saya, saya mengerti perbedaannya, teman saya ini suka sekali membaca buku, dan pengetahuannya luas sekali. Banyak sekali yang ia ketahui, dari hasil membaca banyak buku. Dan memang benar rata rata dari teman saya yang berhasil mereka banyak membaca buku.
Perbedaan yang kedua adalah pergaulan, teman saya yang sukses mengenal banyak orang sukses, dan sering bergaul dengan mereka yang sukses.
Pada saat itu teman saya banyak yang rata-rata saja, dan yang saya pelajari adalah cara mereka berpikir berbeda dengan cara teman saya berpikir.
Setelah teman saya menjelaskan tentang aset, saya baru mengerti bahwa untuk hidup lebih sukses lagi kita harus dapat membangun aset dalam diri kita, aset itu adalah pengetahuan yang dapat membawa kita ke keberhasilan. Karena pada saat saya membaca koran dan majalah saya merasa mengatahui banyak hal, dan teman saya mengatakan bahwa yang saya ketahui hanyalah berita, bukannya pengetahuan untuk menuju ke suksesan, untuk dapat membangun aset pribadi saya harus banyak membaca buku pengembangan diri, dan pengetahuan yang dapat membawa ke keinginan kita.
Dengan modal pengetahuan yang dimiliki kita dapat membangun aset untuk dapat menghasilkan uang, sesuai dengan teorinya Robert Kyosaki, yang mengatakan uang bekerja untuk kita bukannya kita bekerja untuk mencari uang.

Pelajaran yang didapat  
Dari pelajaran tersebut sekarang ini saya mempunyai komitmen untuk membaca buku minimal 3 buku setiap bulan, dan memang saya merasakan perbedaannya, terutama dalam menyelesaikan masalah yang ada di pekerjaan maupun kehidupan. Disamping membaca buku memilih lingkungan yang tepat juga akan sangat membantu dalam mengembangkan diri.

Senin, 06 Januari 2014

You can if you think you can



Pada saat pertama kali saya membaca buku berpikir dan berjiwa besar karangan David J Swartz beberapa tahun yang lalu, saya sedikit tidak percaya. Bagaimana saya bisa melakukan sesuatu kalau saya berpikir bahwa saya bisa melakukannya. Sebetulnya kan saya memang tidak bisa. Setelah beberapa tahun saya geluti saya baru mengerti maksud dari kata kata itu, dan sejak saya mulai mencoba beberapa tahun yang lalu, banyak hal yang dulu saya tidak bisa melakukannya sekarang saya dengan mudah menjalankannya.
Saya sangat sulit sekali untuk memperhatikan hal hal detail, kalau sudah ke detail hampir selalu saya menyerah. Inilah kelemahan saya pada saat itu, dan saya merasa perkembangan bisnis saya akan jauh lebih baik kalau saya dapat memperhatikan detailnya. Karena banyak buku yang saya baca mengatakan bahwa the devil is in the detail, maksudnya pangkal masalah adalah pada detail. Sejak saya mulai memperhatikan hal hal yang paling kecil, saya merasakan perkembangan bisnis maupun pertumbuhan pribadi sangat besar sekali. Dan yang paling saya rasakan adalah pertumbuhan rasa kesabaran saya meningkat. Dengan mengamati detail saya lebih sabar lagi dalam hal memperhatikan pertumbuhan yang kecil kecil.

Kepercayaan bahwa saya Bisa
Seperti pada tulisan saya minggu lalu bahwa percaya itu penting sekali. Setelah saya membaca buku berpikir dan berjiwa besar, saya percaya harusnya saya bisa melakukan hal detil. Tidak mudah untuk mengubah, tetapi selalu saya ingat bahwa saya harus menguasai detail. Misalkan pada saat saya mengevaluasi produk Andal Software, saya mulai memperhatikan detailnya, saya mulai mencoba ber-ulang-ulang, bagaimana seharusnya software itu sehingga mudah untuk digunakan.
Ternyata sikap saya yang tidak suka detail ada nilai positifnya, sehingga pada saat saya mulai mencoba software yang kami buat sendiri ber kali-kali, saya mulai merasa ada yang tidak enak pada saat menggunakan software, harusnya kalau proses seperti ini dihilangkan atau disederhanakan akan lebih mudah menggunakannya.
Dan setelah mencoba berulang-ulang, saya mulai merasa ada kesabaran didalam diri saya, dan banyak masukan yang dapat saya berikan agar software tersebut lebih mudah lagi digunakan.

Pelajaran yang saya dapatkan
Pada saat saya berpikir bahwa saya bisa, maka saya mulai berusaha untuk bisa melakukan apa yang saya pikirkan bisa. Sebelumnya waktu saya mengatakan tidak bisa walaupun didalam hati, maka pada saat saya mengerjakan sesuatu saya sudah putus asa karena saya merasa tidak bisa mengerjakannya.
Saya baru mengerti ternyata pada saat saya mengatakan bisa, maka otak saya akan bekerja keras memikirkan bagaimana caranya agar bisa mengerjakan pekerjaan tersebut. Sehingga pengalaman dan skill kita akan bertambah.