Beberapa
tahun yang lalu saya membaca buku tentang tujuan dan cara, pada awalnya saya
susah sekali untuk membedakan antara tujuan dan cara. Sering sekali saya merasa
bahwa saya mempunyai tujuan yang jelas, dan ternyata tujuan yang saya maksudkan
adalah merupakan cara. Kesulitan untuk membedakan ini memang benar karena sifat
dari tujuan dan cara itu, kadang tercampur. Cara dapat menjadi tujuan kecil,
pada saat saya mau masuk ke universitas, saya merasa bahwa menjadi sarjana
adalah tujuan saya, tetapi sebenarnya saya masuk ke universitas, agar saya
mendapatkan ilmu dan ilmu tersebut dapat saya gunakan untuk membangun usaha,
dan membangun usaha menjadi tujuan saya kedua, padahal membangun usaha adalah
suatu cara untuk saya mendapatkan uang, dan ternyata mendapatkan uang juga
merupakan tujuan perantara, karena saya berpikir kalau saya sudah dapat uang
saya dapat membangun keluarga bahagia. Jadi sebenarnya tujuan akhir saya adalah
membangun keluarga bahagia.
Sangatlah
penting kita dapat membedakan antara tujuan dan cara, karena biasanya cara
hanya satu, seperti misalkan tujuan saya adalah lulus universitas dan
mendapatkan gelar, saya akan melakukan apa saja agar saya lulus dan mendapatkan
gelar, saya bisa nyontek, saya bisa membayar agar saya lulus, atau saya bisa
bekerja keras untuk belajar dan mendapatkan nilai yang bagus. Kalau saya punya
tujuan yang jelas mengapa saya sekolah seperti pada cerita diatas, tentunya
saya tidak akan nyontek, saya tidak akan membayar agar saya lulus, karena
dengan cara tersebut saya tidak akan mendapatkan pelajaran yang berguna untuk
membangun usaha saya. Karena saya akan tahu bahwa tujuan saya masuk ke
universitas bukan gelar yang akan saya cari, melainkan saya akan mencari ilmu
agar dapat digunakan dalam membangun usaha.
Sangatlah jelas
bahwa tujuan akan membedakan cara kita melakukan sesuatu, sehingga tujuan
sangatlah penting didalam kehidupan. Kalau kita tidak mempunyai tujuan yang
jelas kehidupan kita juga akan menjadi tidak jelas karena kita tidak mempunyai
arah, tetapi mempunyai tujuan juga tidak berarti kita akan selalu sukses, dan
kalau tidak mempunyai tujuan sudah dipastikan tidak akan sukses. Berikut ini
adalah hasil survey dari Harvard University, hanya ada 3% orang yang
kehidupannya sangat makmur, mereka adalah yang dapat menuliskan tujuannya
dengan jelas dan ditulis, 10 % orang kehidupannya diatas rata rata, mereka yang
mempunyai tujuan yang jelas dan tidak di tulis, 27 % mereka yang kehidupannya
rata rata, adalah orang yang mempunyai tujuan yang samar samar, dan 60% orang
kehidupannya dibawah rata rata, mereka tidak mempunyai tujuan yang jelas.
Mimpi menjadi kenyataan
Pada suatu pagi Monty Robert
mengundang temanya untuk datang ke rumahnya yang cukup luas sekitar 10 hektar,
di rumah tersebut ada ranch kuda, beserta kuda kuda yang bagus. Dan disitu ada
banyak anak anak sekolah sedang bermain dan ada John guru mereka yang sudah
tua.
Kemudian Monty Robert bercerita
kepada temannya tersebut bahwa, ia adalah seorang anak tukang kuda di Amerika,
pekerjaan ayahnya adalah memelihara kuda dari ranch satu ke ranch lainnya,
serta kuda balap. Kehidupannya sangat sederhana bahkan tergolong miskin. Monty
Robert bersekolah di sekolah dasar kelas terakhir, dan gurunya memberi tugas
pada anak anak dikelasnya untuk menuliskan apa yang dicita citakan dalam
hidupnya.
Monty Robert menuliskan apa yang
dia cita citakan didalam 7 halaman, dia menginginkan punya ranch diatas tanah
seluas 10 acre, dan digambarkan secara detail bentuk rumah dan juga ranchnya,
serta jalan yang dibuat di dalam tanah seluar 10 acre tersebut. Setelah tugas
tersebut diserahkan kepada John, besoknya semua tugas dikembalikan pada para
murid, dan Monty Robert mendapatkan nilai C, terus dikasih keterangan untuk
bertemu dengan John gurunya setelah kelas berakhir. John mengatakan pada Monty
Robert, bahwa apa yang dituliskan itu adalah hal yang tidak mungkin dapat
kesampaian mengingat Monty Robert adalah anak seorang pengurus kuda yang kehidupannya
cukup miskin. Dan John mengatakan seandainya Monty Robert mau menggantikan
ceritanya yang lebih nyata, maka John akan mengganti nilai Monty Robert. Sepulang
ke rumah Monty Robert konsultasi pada ayahnya, dan ayahnya menyerahkannya pada
Monty untuk mengambil keputusan. Keesokan harinya Monty menemui gurunya dan
dia bersikeras untuk tidak mengubah tulisannya dan berkata kepada gurunya, “Pak
John dapat menyimpan nilai C nya untuk saya, tetapi saya akan meyimpan impian
saya”
Tugas tersebut masih tergantung
diatas perapian rumah Monty Robert yang sesuai dengan apa yang di cita
citakan, dan John gurunya memanggil murid muridnya yang dibawah ke rumah Monty
dan mengatakan “Anak anak dulu saya sudah banyak mencuri impian murid murid
saya, sekarang kamu dapat menyimpan impian mu erat erat, seperti Monty Robert ini”. Sebuah kisah nyata yang terjadi di
Amerika, dan sangat menginspirasi.
Saya juga baru selesai membaca buku The
Compass of Fulfillment yang ditulis oleh Kazuo Inamuri, mengatakan bahwa “what
you can see in your mind, you can do; what you can’t see, you can’t do. If you
desire a specific outcome, you must concentrate on its realization with a
fierce tenacity until it becomes a passionate desire, at which point you will
be able to see what success looks like in minute detail.” Monty Robert dapat menggambarkan dengan jelas ranch yang dia ingin miliki, dan sekarang telah menjadi kenyataan, dia menjadi Horse trainer yang terkenal, serta penulis buku dan juga motivational speaker. Untuk informasi lebih lanjut tentang Monty Roberts Klik disini
Tidak ada jalan pintas
Pada saat kita bekerja untuk
mencapai tujuan kita, karakter kita akan terbentuk dengan bekerja keras. Karena
pada saat kita kerja keras akan membentuk karakter kita, kita dipersiapkan
untuk dapat menikmati kesuksesan dengan benar.
Ada suatu cerita, seorang anak
sedang melihat kepompong yang akan menjadi kupu-kupu, kepompong tersebut dengan
susah payah keluar dari kepompongnya, karena lubang kepompong sangat kecil
dibandingkan dengan kepompongnya sendiri. Karena si anak kecil tersebut merasa
kasihan kepada si kepompong, maka anak kecil tersbut ingin membantu si
kepompong, dengan mengambil gunting, bungkus kepompong di gunting sehingga si
kepompong dengan mudah keluar. Setelah keluar ternyata bentuk badannya besar,
sehingga si kepompong tidak dapat terbang menjadi kupu-kupu, dan akhirnya mati.
Ternyata pada saat kepompong itu
berusaha untuk keluar dengan lubang yang sempit, akan memeras isi perutnya, dan
cairan tersebut akan menyebar keseluruh tubuhnya untuk memberikan kekuatan.
Dalam kehidupan ini tidak ada jalan
pintas, Kazuo Inamori juga mengatakan didalam bukunya “There is no shortcut to the destination we
have painted in our minds. A great distance can be traveled only one step at a
time, and a great dream is reached little by little, day by day.” Tulisan buku
Kazuo ini sangat menginspirasi saya, tidak heran kalau Kazuo mempunyai
perusahaan yang cukup besar di Jepang bernama Kyocera dan perusahaan
telekomunikasi KDDI. Dia banyak mendapatkan penghargaan dan juga dia mempunyai
dana abadi yang digunakan untuk memberikan hadiah pada orang orang yang
berinvosi.
Dengan bekerja keras akan membangun karakter
Di Jepang pada tahun 1787 – 1856 hiduplah
seorang petani yang tidak berpendidikan yang bernama Ninomiya Sontoku, dia
dibesarkan dari keluarga miskin; setiap hari ia bekerja keras dari pagi hingga
petang, menggarap ladang dengan hanya
menggunakan pacul dan sekop. Dari hasil kerja kerasnya dia banyak mengubah
pedesaan yang miskin menjadi pedesaan yang makmur. Atas hasil jerih payahnya dalam
membangun desa, ia diundang oleh pemerintahan Tokugawa ke kerajaan, dimana dia
bercampur dengan orang orang kalangan atas di dalam kerajaan. Walaupun dia
tidak didik di kalangan atas dia dapat bergaul dengan orang kalangan atas, di
buku tersebut Kazuo mengatakan “Those long days toiling in the fields, covered
in dirt and sweat, had nurtured his inner being, cultivated his character,
purified his heart, and honed his soul, raising him to a higher plane of
existance.”. Pada saat kita kerja keras, kita juga harus mencintai pekerjaan
kita dan berikan upaya yang maksimal. Dan dikatakan juga didalam bukunya “it is
through hard work that a person can perfect her character.”.