Membaca buku John
Wooden yang pernah saya bahas pada artikel sebelumnya, serasa belum semuanya
diceritakan. Banyak sekali pengalaman John Wooden menjadi seorang coach dari
team basket yang tidak terlalu diperhitungkan menjadi team basket yang cukup
disegani. Setelah selesai membaca buku wooden on leadership, saya sangat kagum
pada seorang John Wooden, tidak mengherankan dia dapat membawa team UCLA
menjadi team yang sangat disegani. Saya akan mencoba sharing beberapa hal yang
saya dapatkan pada buku tersebut.
I will not like you all the same, but I
will love you all the same
“I will not
like you all the same, but I will love you all the same. And whether I like you
or not, my feelings will not interfere with my judgement of your effort and
performance. You will be treated fairly. That’s a promise”, janji diatas mudah
untuk dituliskan tetapi tidak mudah untuk dipraktekan. Tidak mudah kita tidak
suka terhadap seseorang kemudian dalam penilaian kita masih bisa positif.
Ada seorang
pemain cadangan, pemain ini adalah pemain basket yang bagus di SMA nya. Tetapi
pada saat dia bergabung di UCLA dia dijadikan pemain cadangan selama 3 tahun
musim pertindingan. Anak ini tidak suka dengan keputusan John Wooden, dan tidak
berbicara selama 27 tahun, yang akhirnya dia menelpon John Wooden untuk memulai
bercakap. John Wooden sangat gembira pada saat menerima telepon dari anak
ini. Seperti seorang ayah yang menyambut
kembalinya seorang anak. Tidak mudah untuk menerima hal semacam ini.
Nobody care how much you know, until they
know how much you care
Menjadi
seorang leader sangat berbeda dengan manager, seorang manager artinya mengatur,
mengelola sedangkan seorang leader menjadi panutan oleh teamnya. Pada awal saya
mendirikan perusahaan saya menggunakan manager, karena memang saya belajar di
sekolah yang diajarkan adalah menagerial. Kosepnya sudah berbeda jauh, pada
saat managerial sisi human tidak terlalu ditonjolkan yang di tonjolkan adalah
dari sisi prosesnya. Tetapi bukan berarti didalam leadership kita dapat
mengabaikan prosesnya, tetapi sisi Human nya yang banyak disentuh.
Sehingga
untuk menjadi leader dia harus dapat mencintai teamnya, dan juga dapat
mengayomi, sehingga anggota team akan merasa sangat aman berada didalam
lingkungan leader yang baik.
Seorang
leader yang mempunyai hubungan baik dengan team member nya akan dapat memimpin team itu sangat
efektif. Untuk mempunyai hubungan baik diperlukan kerendahan hati, sehingga
team mau bekerja keras untuk leadernya. Satu hal yang perlu di ingat adalah
kalau sudah mempunyai pengikut yang loyal, kita tidak boleh memanfaatkan team
tersebut, setiap orang akan merasa bila dirinya dimanfaatkan, hal ini yang
perlu dihindari. Karena sekali mereka merasakan bahwa mereka di manfaatkan maka
kepercayaan hilang, dan kinerja langsung menurun secara drastis.
Saya
mempunyai pengalaman di kantor kastemer, sering sekali saya berkunjung ke
kastemer tersebut, dan pada suatu saat saya diberikan secangkir kopi oleh OB,
karena memang kopinya enak dan saya suka maka saya mengatakan “Wah, mas kopinya
enak nih, harum dan enak”, pada saat saya berkunjung lagi saya minta kopi, pada
saat memberikan kopi pada saya, saya langsung minum kopi tersebut, dan saya
puji lagi dia, “Kopi nya apa nih mas, kok rasanya enak ?” dia menyebutkan suatu
merk kopi yang cukup dikenal, kemudian saya bilang ama dia, “kopi saya dirumah
juga sama, tapi kok gak seenak ini ya ?”.
Setelah itu,
setiap kali saya datang ke kastemer tersebut dan OB tadi melihat saya langsung
dia menawarkan kopi buat saya.
Yang saya
belajar dari sini, pujian yang kecil membuat dia bangga, dan dengan senang hati
dia mau melayani saya untuk membuatkan kopi. Pujian kecil membuat OB tersebut
bangga.
Hal hal
kecil seperti ini dapat diterapkan di
kantor juga, bila team kita melakukan hal yang baik kita berikan pujian yang
tulus, maka dia akan semangat dalam mengerjakan pekerjaannya.
Catatan
kecil di buku John Wooden mengatakan “If you don’t think of your team as a
family, why should the team think of you as head of the family ?. Tidak mudah
untuk mengimplementasikan hal ini tetapi kalau kita dapat melakukan ini maka
team akan sangat semangat sekali, karena mereka merasa di manusiakan, dihargai
serta merasa dihormati.
Membangun team yang kuat
Untuk dapat
membangun team yang kuat harus didasari cinta, dan menurut John Woden definisi
dari cinta adalah “Love is patient; love is kind. It is not jealous; it is not
pompous; it is not inflated; it is not rude; it does not seek its own interests;
it is not quick-tempered; it does not brood over injury; it does not rejoice
over wrongdoing but rejoices with the truth. Love bears all things, believes
all things, hopes all things, and endures all things”
Seorang
pemimpin yang dipenuhi dengan cinta yang seperti definisi diatas, organisasinya
akan mempunyai potensi yang besar sekali.