Kata kata Time is
Money sering sekali diucapkan, tetapi saya sendiri sulit untuk mengerti konsep
dari Time is Money. Setelah saya banyak membaca buku dan juga menghadiri
beberapa seminar serta berdiskusi dengan beberapa teman saya yang sukses dalam kehidupan,
cara pandang mereka tentang waktu berbeda.
Dikatakan
bahwa waktu adalah resources( sumber daya) yang tidak dapat digantikan
sedangkan uang adalah resources yang dapat digantikan. Jadi pertanyaannya
adalah lebih baik mana kehilangan waktu atau kehilangan uang ? tentunya kalau
ditanya seperti itu, kita akan bertanya lagi seberapa besar saya kehilangan ?
tetapi seandainya uang dapat digantikan dan waktu tidak maka seberapapun uang
saya hilang saya masih dapat mencari lagi, selama saya diberikan waktu. Contoh
yang paling sering saya masih melihat sampai sekarang adalah konsep gotong
royong, di daerah dimana pekerjaan untuk membersihkan saluran air serta jalanan
di sekeliling komplek masih relatif mahal dibandingkan dengan penghasilan rata
rata di kompleks tersebut, maka gotong royong untuk membersihkan saluran air
dan sekelilingnya masih dapat berjalan. Tetapi di daerah dimana pekerjaan untuk
melakukan kebersihan dapat dilimpahkan ke orang lain dengan memberikan imbalan,
dan imbalan tersebut dianggap jauh lebih murah dibandingkan dengan uang yang
dapat dihasilkan oleh orang sekeliling komplek tersebut, maka kebersihan akan
dilakukan oleh orang yang di bayar untuk kebersihan.
Contoh
diatas sangat jelas sekali, berapa nilai waktu yang dimiliki oleh masing-masing
orang berbeda. Sedangkan kemakmuran diukur dari berapa banyak yang dapat
dihasilkan dalam waktu tertentu. kita dapat menghasilkan dalam waktu yang sama,
disinilah lahir konsep produktifitas. Untuk dapat menghasilkan hasil panen yang
lebih besar kita menggunakan peralatan mekanik agar jumlah yang ditanam bisa
lebih banyak, kita bisa memberikan bibit unggul, dan bermacam pupuk agar
tanaman dapat subur dan menhasilkan buah yang lebih banyak lagi dalam waktu
yang bersamaan.
Perusahaan agar
dapat menghasilkan lebih banyak lagi produksinya maka menggunakan automation
agar pekerjaan dapat dikerjakan lebih cepat lagi.
Pertanyaannya
adalah bagaimana kita sebagai perseorangan dapat meningkatkan produktifitas
kita agar nilai dari waktu kita dapat naik ? Dari pengalaman yang selama ini
saya amati, untuk meningkatkan produktifitas dalam diri seseorang yang pertama
adalah pengetahuan, kita harus mempunyai pengetahuan yang cukup banyak agar
dapat meningkatkan produktifitas kita. Permasalahan yang sering terjadi adalah
produktifitas bisa ditingkatkan secara efektif kalau kita dapat belajar dari
pengalaman orang lain yang telah melakukan hal yang sama. Dan pengalaman orang
lain ini bisa didapat dari buku buku yang mereka tulis. Artinya betapa pentingnya
kita perlu membaca buku, agar kita dapat belajar dari pengalaman orang lain,
sehingga kita akan meleverage pengalaman orang lain yang cukup lama bisa
dijadikan pengalaman kita, hal ini akan menghemat waktu dibandingkan dengan
kita mengalaminya sendiri, dan tentunya akan memerlukan banyak waktu, akhirnya
waktu kita tidak digunakan secara efisien.
Dulu saya
sering sekali menutup diri, bila ada teman saya bercerita sesuatu, dan cerita
itu tidak masuk dalam akal saya, maka saya tidak akan menerima pendapat dia,
walaupun dalam hati. Sekarang ini bila ada teman saya bercerita yang menurut
saya tidak masuk akal, saya malah banyak bertanya sama dia, saya ingin tau
lebih jauh kenapa dia berpikir seperti itu. Dari perubahan pola pikir saya, sekarang ini
saya banyak belajar dari teman-teman saya, terutama saya belajar tentang cara
berpikir banyak orang. Terutama bila ada gagasan baru, biasanya orang sangat
sulit untuk menerima hal-hal yang baru, walaupun belum tentu hal baru tersebut
salah. Seperti Copernicus pada saat memberikan gagasan bahwa matahari adalah
pusat dari semua orbit, orang sulit untuk percaya, karena pada jaman itu orang
menganggap bahwa bumi itu adalah pusat dari semuanya.
Pelajaran yang didapat
Waktu adalah
sumber daya yang paling mahal yang tidak dapat digantikan, saya belajar bahwa
untuk dapat menjadi lebih produktif lagi dalam menggunakan waktu, saya mulai
banyak membaca buku. Dari banyak buku yang saya baca, saya bisa merasa
mengalami apa yang penulis buku tersebut tulis. Karena memang pengalaman adalah
yang paling berharga dalam hidup, jadi dengan mendapatkan pengalaman orang lain
kita dapat menghemat waktu banyak sekali.
Sejalan
dengan pengalaman yang didapat dari diri sendiri maupun dari orang lain lewat
buku, dan cerita dari mereka yang telah sukses, sekarang ini saya merasakan
produktifitas saya naik secara signifikan. Keterbukaan untuk menerima pendapat
orang lain juga menjadi penting, karena disetiap cerita dari teman itu juga
pengalaman dari mereka yang saya dapat pelajari. Walaupun tidak semua pendapat
orang saya setujui, tetapi pada saat saya menerima pendapat mereka dan saya
banyak bertanya, maka saya belajar cara berpikir orang lain, walaupun apa yang
dia pikirkan belum tentu saya setuju.
Walaupun
saya tidak setuju dengan apa yang dia pikirkan saya tidak akan berdebat dengan
dia agar dia setuju dengan apa yang saya pikirkan. Buat saya, akan sangat
berharga kalau saya dapat mengetahui mengapa sampai dia berpendapat seperti
itu, dan latar belakang mengapa dia mengambil keputusan seperti itu.