Saya menerima BBM pagi ini yang
menceritakan seorang koki yang sedang membuat kue, pada saat dia membuat adonan
lupa memasukan baking soda. Baking soda adalah serbuk yang digunakan untuk
membantu adonan dapat mengembang sehingga dapat menghasilkan kue atau bolu yang
enak. Karena adonannya tidak diberi baking soda, maka bolu yang dibuat menjadi
keras dan hitam karena cokelat. Karena kesalahan tersebut maka tercipatalah
bolu yang disebut dengan brownis kukus, dan sekarang menjadi sangat terkenal.
Banyak sekali kejadian yang berasal
dari kesalahan yang akhirnya membawa berkah, ada suatu perusahaan internasional
di Amerika namanya 3 M, bagian riset sedang meriset untuk membuat lem, pada
kenyataannya ada kekeliruan dalam membuat lem tersebut, lemnya dapat merekat
tetapi mudah juga untuk di angkat lagi. Kekeliuran ini sekarang menghasilkan
produk yang sangat laku dan diberi nama post it note.
Mentolerir kesalahan
Sejak di bangku sekolah kita di
didik untuk tidak melakukan kesalahan, ini sering terjadi bila kita salah
hukumannya adalah nilai, bila kita menjawab pertanyaan salah, maka kita di
tertawakan. Hingga di Universitas hal ini pun terjadi, masih banyak dosen yang
sangat pandai sehingga bila muridnya menjawab tidak sesuai dengan apa yang
dimengerti oleh dosen tersebut maka jawabannya pasti salah. Padahal sering
terjadi bahwa satu pertanyaan yang terbuka dapat mempunyai jawaban lebih dari
satu.
Akibatnya adalah si anak didik akan
sangat takut melakukan eksplorasi, karena di dalam meng-eksplore sesuatu yang
baru, kemungkinan terjadi kesalahan akan sangat besar sekali. Ketakutan ini
akhirnya akan membunuh kreatifitas seseorang. Karena kreatifitas terjadi dari
eksplorasi, dan eksplorasi memungkinkan terjadi kesalahan, dan kesalahan
tersebut kadang memberikan suatu hasil yang berbeda, atau suatu penemuan yang
baru sama sekali.
Bagaimana Implementasinya ?
Pada saat saya berdiskusi dengan
teman saya, bahwa di Andal Software mentolerir orang berbuat salah, kemudian
pertanyaannya adalah “Kalau begitu akan banyak sekali orang melakukan kesalahan
?”. Kemudian saya jawab “kenyataannya
tidak banyak kesalahan yang dilakukan oleh orang-orang di Andal Software,
justru kita banyak mendapatkan hal-hal baru pada saat kami mendiskusikannya”.
Kalau kami memberikan toleransi
untuk orang yang melakukan kesalahan dalam tugasnya, karena kami percaya bahwa
orang yang melakukan tugas tersebut mempunyai kompetensi yang cukup. Pada saat
melaksanakan tugasnya ada hal-hal baru yang mereka tidak ketahui sebelumnya,
mereka bisa bertanya atau bisa juga mencoba untuk menyelesaikannya. Seseorang
yang melakukan pekerjaannya dengan baik pasti mereka akan berusaha sepenuh
hatinya untuk melakukan pekerjaannya dengan baik, tetapi kalau sudah mencoba
dengan baik, masih terjadi kesalahan kita akan mendiskusikan bagaimana cara
memperbaikinya.
Memang ada juga orang yang sering
melakukan kesalahan, dan kalau melakukan kesalahannya karena tidak mencoba
secara maksimal, maka kita juga akan mengetahui. Orang yang melakukan kesalahan
karena tidak berusaha untuk mendapatkan hasil yang terbaik, mereka tidak akan pernah
belajar sehingga tidak akan mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi
yang akan meningkatkan karir mereka.
Sudah menjadi suatu budaya di Andal
Software, bila seorang anggota team tidak dapat melakukan pekerjaan yang
seharusnya dia lakukan pasti akan dibantu oleh mentornya, sehingga setiap orang
yang mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaan tidak pernah takut untuk
mengungkapkan. Bila mereka ragu untuk melakukan sesuatu mereka juga akan
bertanya atau berdiskusi dengan rekan sesama atau dengan atasannya bahkan bisa
sampai ke direktur. Pembentukan kultur semacam ini memerlukan waktu yang
panjang serta komitmen dari manajemen, dan bila sudah terbentuk hasilnya sangat
fantastis dari segi inovasi di dalam organisasi.
Pengalaman di Andal Software
Dengan membangun kultur dimana orang
berani mengungkapkan kesalahan, kami melihat pertumbuhan dan perkembangan
pribadi yang luar biasa, karena dengan mengakui kesalahannya berarti orang
tersebut mau merendahkan hatinya dan mengakui kekurangan sehingga mau menerima
sesuatu pelajaran shingga kinerja perusahaan akan meningkat secara pesat karena
setiap team member akan selalu bertumbuh. Kultur ini juga mengubah sudut
pandang kita pada saat kita menghadapi pelanggan yang salah pada saat
menggunakan aplikasi kita.
Kami mempunyai catatan setiap
pelanggan yang menelepon ke customer support, catatan tersebut di kelompokan ke
modul apa yang ditanyakan, pertanyaannya apa, dan bagaimana penyelesaiannya.
Bila ada banyak pertanyaan di satu modul tertentu, atau banyak pelanggan yang
melakukan kesalahan pada saat mengoperasikan modul tertentu, maka team kami
akan me-review modul tersebut, dan pertanyaannya adalah “mengapa banyak pelanggan yang salah
mengoperasikan mengoperasikan modul tersebut ?”
Dari analisa semacam ini, kami
banyak sekali dapat masukan untuk memperbaiki modul tersebut, dan dampaknya
adalah permintaan support makin lama akan makin turun, seiring dengan
peningkatan kualitas produk. Sehingga kami dapat meningkatkan kualitas support
kita, serta kualitas produk yang cepat berkembang.
1 komentar:
Kesalahan itu perilaku yang menyalahi aturan. Kesalahan yang bermanfaat, berarti aturan itu tidak mengakomodir perlakuan tersebut. Dalam hal ini aturannya yang harus diperbaiki. Kesalahan yang berakibat merusak atau merugikan, perlu dicari penyebabnya. Maka perlu adanya kejujuran pelaksana, untuk menceritakan pelaksanaannya. Untuk meminimilisir kesalahan berikutnya.
Posting Komentar