Banyak perusahaan-perusahaan yang baru berdiri kemudian dengan cepat menjadi besar pada era tahun 70an, pada saat itu di Indonesia ada perubahan yang sangat besar. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sangat pesat memberikan peluang yang sangat besar pada perusahaan-perusahaan yang didirikan pada era sebelum tahun 70. Perubahan perekonomian dapat membuat perusahaan besar menjadi kecil dan perusahaan kecil menjadi besar. Perusahaan besar menjadi kecil atau hilang karena terjadi perubahan pasar, perubahan kebutuhan, dan perusahaan besar biasanya masih menikmati kebesarannya, dan tidak melihat sesuatu yang sedang berubah dan bertumbuh. Clayton Christensen banyak membahas hal ini yang disebut sebagai marginal didalam bukunya yang berjudul How Will you measure your life.
Sekarang ini
juga terjadi hal yang sama, menurut MC Kinsey perusahaan research yang cukup
ternama dari Amerika, jumlah pengguna social technology mencapai 1.5 Billion di
seluruh dunia, dari jumlah itu, potensi bisnisnya dapat mencapai 900 Milyar US$
hingga 1.300 Trillion US$. Sedangkan data dari Gartner mengatakan bahwa di
tahun 2015 50% dari online sales terjadi karena social technology. Gelombang
Social technology sekarang ini sedang naik, dan siapa yang dapat menunggangi
gelombang naik ini akan mencapai puncaknya.
Dari custom ke industry
Untuk
mendapatkan kueh yang besar di gelombang social technology, rasanya kita tidak
bisa lagi bermain di software custom. Permainannya sudah berubah, kita akan
mendapatkan revenue lebih besar kalau mendapatkan 1000 customer dijual dengan
harga Rp. 1,- dibandingkan dengan menjual ke 1 customer dengan harga Rp.
1,000.-. penghasilannya sama saja RP. 1,000.- tetapi dalam jangka panjang yang
menjual ke banyak pelanggan akan lebih besar hasilnya.
Google,
Facebook, LinkedIn, angry bird, skype menjadi besar sekali karena jumlah
pelanggannya besar walaupun semuanya itu mempunyai bisnis model yang berbeda,
tetapi dengan mempunyai jumlah pelanggan atau pengguna yang besar akan mendapatkan
revenue yang besar, karena faktor perkaliannya yang besar.
Sudah lebih
dari delapan tahun Andal Software persisten dengan membuat paket software,
walaupun harus meninggalkan cutomer karena requirementnya tidak sesuai dengan
aplikasi yang kami buat. Awalnya memang sulit bagi kami untuk tidak menjual
produk kami ke kastemer yang sudah kami bina cukup lama, tetapi kami lebih
memilih long term profit, dari pada short term profit. Bila kita menerima
software kastem, berarti kami harus memelihara banyak versi, dan resources kami
akan banyak sekali terkuras untuk membuat software kastem yang akhirnya akan
mengganggu pengembangan produk, yang secara jangka panjang lebih menguntungkan
dibandingkan dengan menjual satuan.
Fokus pada Proses
Setiap
perusahaan pasti menginginkan kenaikan penjualan setiap tahunnya, cara yang
paling mudah adalah dengan memberikan target pada orang sales, dan orang sales
yang paling hebat akan menjual paling banyak. Sales seperti ini akan diberi
penghargaan dan bonus yang cukup besar.
Pada saat
meeting saya selalu mengatakan bahwa saya tidak akan bangga bila seseorang
dapat mencapai suatu target tetapi saya tidak mengetahui prosesnya secara
detail, bagaimana caranya mereka itu dapat mencapai sales yang tinggi.
Didalam
bukunya yang berjudul seeing what’s next, Clayton Christensen menekankan tentang
Resource, Process dan Value. Kalau kita akan membangun suatu perusahaan yang
bertahan lama, dan menjadi besar, maka kita perlu men-define suatu proses yang
baik, karena peningkatan hasil dapat dilakukan dengan perbaikan suatu proses.
Peningkatkan hasil dapat juga berupa produk yang lebih baik, lebih baik dan
menjadi lebih baik lagi, atau dibidang sales akan meningkat, meningkat dan
meningkat lagi. Tanpa kita mengetahui proses akan sulit untuk meningkatkannya.
Pada awalnya
di Andal Software sales dilakukan oleh satu orang, yang mengerjakan semua
pekerjaan dari awal sampai closing. Kemudian kita mulai pecah-pecah
pekerjaannya dan setiap divisi menjadi fokus pada proses penjualan, dan antar
satu divisi dengan divisi lainnya saling berkaitan. Awalnya memang susah,
tetapi sekarang ini pada saat akan menaikan jumlah sales dengan mudahnya kita
men-set angkat penjualan tahun berikutnya, dan hampir dipastikan dapat dicapai
dengan mudah. Tetapi sales juga bukan segalanya, pengalaman kami pada
penghujung tahun 2002, pada saat Andal Software jatuh, bukan karena kami tidak
dapat menjual produk, melainkan karena di proses produksinya yang terhambat dan
produknya yang belum matang pada saat itu. Pelajaran yang didapat disini
adalah, pada saat kita akan menaikan angka penjualan, apakah di bagian lainnya
sudah siap untuk dapat menerima beban yang lebih besar ? jika belum, perlu di
perbaiki terlebih dahulu, tanpa disadari sebetulnya yang di lakukan di Andal
Software adalah membangun infrastruktur, dan kami yakin kalau infrastrukturnya
sudah terbangun dengan baik, peningkatan penjualan seberapapun dapat kami
layani, sekarang ini kami masih merasakan adanya bottle neck di beberapa
proses, sehingga perlu kami perbaiki terlebih dahulu sebelum meningkatkan
penjualan yang lebih tinggi lagi.
Saya belajar
dari bambu Cina, pada saat awal menanam bambu Cina, tidak terlihat adanya
pertumbuhannya, tunas yang keluar juga tidak besar, dan lama sekali. Apa yang
terjadi ? sebenarnya bambu tersebut bertumbuh kedalam, akarnya membesar dan
menjalar kemana-mana, begitu telah siap maka dalam waktu sebentar saja bambu
tersebut sudah menjulang tinggi.
Sebaliknya
pada saat perusahaan mentargetkan angka penjualan, maka semua akan fokus pada angka
yang ditargetkan, mereka tidak akan punya waktu untuk memikirkan prosesnya.
Mungkin penjualan dapat di capai bahkan lebih dari yang ditargetkan, tetapi
untuk mengulang kesuksesan penjualan tersebut belum tentu dapat dilakukan
karena tidak tahu persis bagaimana mendapatkan penjualan sebanyak itu. Kalau
ditanya pasti cari kastemer yang banyak.
Peluang emas yang perlu di raih
Menurut Mc
Kinsey report yang berjudul unleashing Indonesia’s Potential yang diterbitkan
bulan September 2012, mengatakan bahwa sekarang ini ekonomi Indonesia ada
diurutan ke 16, dengan jumlah consumer mencapai 45 Juta. 53% populasi
menghasilkan 74% dari GDP, dan 55 juta pekerja yang mempunyai skill, dan
peluang untuk bidang jasa konsumen, pertanian dan perikanan, sumber daya dan pendidikan
mencapai 0.5 Trillion US$. Pada tahun 2030 Indonesia akan menduduki peringkat
ke 7 ekonomi dunia, dan mempunyai 135 juta konsumen. Pekerja yang mempunyai
skill mencapai 113 Juta dan peluang pasar untuk bidang jasa konsumen, pertanian
dan perikanan, sumber daya dan pendidikan mencapai 1.8 Trilliun US$.
Angka-angka
yang diberikan oleh Mc Kinsey ini sangat menggiurkan, pertanyaannya adalah
apakah kita akan menyaksikan pertumbuhan yang begitu pesat atau kita akan ikut
ambil bagian dalam menikmati pertumbuhan yang besar tersebut. Untuk ikut serta
menikmati pertumbuhan tersebut kita perlu terus memperbaiki cara kita, berarti
kita harus fokus pada proses, perbaikan proses menjadi sangat penting dalam
kita mengejar ke tingkat yang lebih tinggi lagi.
Akhir tahun
2012 adalah waktu yang sangat tepat untuk kita melakukan refleksi, dan membuat
resolusi untuk tahun 2013. Saya sudah tidak sabar lagi memasuki tahun 2013,
dengan segudang rencana yang akan dijalankan, dan bersama dengan team di Andal
Software banyak yang akan kami kerjakan.
Saya atas
nama seluruh team Andal Software menugcapkan selamat tahun baru 2013, semoga
tahun 2013 adalah tahun berkah untuk kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar