Menyambung tulisan
minggu lalu, saya sering melihat di toko, di gerai rumah makan ataupun di
pabrik sering terpampang foto karyawan teladan bulan ini. Saya tidak tahu
tujuan mereka apa memasang foto teladan setiap bulan, bila saya amati lagi
setiap bulan selalu berganti, sehingga saya bertanya didalam hati apakah
pemasangan foto teladan ini sudah menjadi piala bergilir yang setiap bulan
pasti akan didapatkan oleh rekan kerja lainnya ?
Membangun Team yang Solid
Pengalaman
membangun Andal Software selama 25 tahun, saya menyadari bahwa didalam suatu
organisasi apapun, yang paling penting adalah bagaimana kita dapat membangun
team yang solid. Saya membaca buku leadership dari John Wooden yang pernah saya
tulis dalam blog ini, pada saat John membangun team basket UCLA yang dapat
mengantarkan team tersebut menjadi juara bertahan selama bertahun-tahun, adalah
membangun team yang kuat.
Pertumbuhan
Andal yang luar biasa bagusnya menurut saya karena team Andal Software sangat solid,
mempunyai team work yang kuat sekali. Seperti John Wooden katakan bahwa John
tidak pernah mempunyai anak emas walaupun banyak nama nama terkenal yang
dicetak oleh John. Menurut John tidak bisa seorang pemain basket yang terkenal
bisa menjadi terkenal kalau dia main sendiri. Kecemerlangan seseorang
tergantung dari team sesama pemain, maupun pembantu sekeliling team tersebut.
Mari kita
lihat dengan menjadi nomor satu atau menjadi pegawai teladan, yang artinya
hanya dia yang paling hebat, karena sudah dipilih dari sekian banyak karyawan
dan dialah pemenangnya.
1.
Menjadi
pemenang dengan mengalahkan yang lain
Agar menjadi
yang terbaik, mereka harus mengalahkan yang lainnya. Karena disitu terjadi
persaingan, seseorang akan mencari cara bagaimana agar dia mendapatkan posisi
nomor satu. Kalau lingkungan seperti ini, maka setiap anggota team akan saling
berlomba untuk menjadi nomor satu, tidak ada rasa kerja sama, karena mereka
memandang rekan kerjanya sebagai pesaing.
2.
Potensi
terjadi ketidak puasan
Kadang setiap
orang akan menilai dirinya secara subyektif maupun obyektif, mereka mulai
membandingkan temannya dengan dirinya, kemudian mulai bertanya kenapa dia bukan
aku, bukankah aku bekerja lebih baik dari dia ? walaupun mungkin perusahaan
sudah mempunyai ukuran bagaimana untuk menjadi nomor satu, tetapi tetap saja
didalam ukuran tersebut masih banyak unsur subyektif yang tidak tepat. Apalagi
kalau yang menjadi nomor satu mendapatkan imbalan uang, akan menimbulkan
potensi masalah yang besar.
3.
Membangun
sikap acuh
Bagi mereka
yang merasa tidak akan mendapatkan juara satu, mereka tidak dapat menggali
potensi dirinya yang mungkin akan menjadi bagus, karena mereka merasa tidak
akan mendapatkan rewardnya. Sehingga mereka tidak peduli dengan gelar juara
satu, dan mereka juga tidak akan mengejarnya. Sikap kalah sebelum berperang.
Saya
teringat pada saat masih kuliah, kami mempunyai kelompok yang cukup erat, kami
belajar bersama, dan berjuang bersama. Pertanyaannya kenapa dapat seperti itu ?
karena didalam kelompok belajar kami, yang diperjuangkan adalah dapat lulus
ujian, karena semua team dapat menikmati lulus ujian bila mendapatkan nilai
tertentu, maka kami bersatu untuk bisa lulus, dan semua teman teman saling
menyemangati satu sama lain, tidak ada kompetisi, tetapi dengan bersatu kami
tahu kami dapat mengikuti ujian lebih baik, dibandingkan dengan kita belajar
sendiri.
Dari sini
kita dapat belajar bagaimana kita dapat membangun team yang kuat untuk dapat
membangun organisasi yang kuat juga.
3 komentar:
Menjadi yang "ter..baik" adalah impian setiap orang, apapun profesi yang mendapatkan predikat yang.."ter..." dalam artian positif tentu sebuah penghargaan yang memberikan motivasi pada setiap orang / karyawan.
Masalahnya adalah apakah setelah menjadi yang "ter..." merupakan tujuan pribadi, team atau perusahaan ..??? lalu bagaimana penilaiannya,..sesuai atau pantaskah..mendapatkan predikat "ter..." tsb.
Setuju Pak Iwan
bener jg pak. secara gak sadar, leader akan mengarahkan team nya untuk berkompetisi, untuk menjadi yang paling unggul diantara teman2nya.
Posting Komentar