Saya teringat pada
masa sekolah, pada jaman saya sekolah selalu ada juara 1, 2 dan 3 serta juara
harapan 1, 2, dan 3. Pada saat pengumuman kenaikan kelas saya mempunyai
perasaan senang, cemas, gelisah bercampur menjadi satu seperti permen nano-nano,
saya sangat menikmati perasaan tersebut. Walaupun saya tidak pernah mendapatkan
juara 1, tetapi saya selalu masuk didalam 4 besar.
Saya sering
flash back ke belakang kira-kira apa yang sekolah ingin lakukan dengan membuat
juara 1, 2 dan 3 ? apakah tujuannya untuk memotivasi anak supaya semuanya
menjadi nomor 1 ? Ternyata teman-teman ku yang mengejar kejuaraan tersebut juga
tidak banyak, hanya mereka yang merasa mampu untuk mengejar status tersebut.
Apa yang saya dapatkan ?
Dari
pelajaran tersebut apa yang saya dapatkan ? ternyata kalau membuat suatu
tantangan harus dapat dinikmati oleh banyak orang, seperti misalnya kalau nilai
rata-ratanya diatas 8 akan mendapatkan sesuatu. Maka setiap anak akan
mendapatkan kesempatan yang sama dalam mengejar nilai tersebut, sehingga banyak
anak yang akan mengikuti perlombaan tetapi kalau hanya ada satu pemenang maka
banyak anak yang merasa kalah sebelum bertanding. Secara mental ini akan
terbawa sampai anak tersebut menjadi dewasa dan juga di lingkungan pekerjaan.
Spirit untuk berjuang sudah hilang karena sudah tidak mempunyai harapan lagi.
Banyak anak
yang ingin tampil di sekolah tetapi tidak mempunyai wadah untuk tampil sehingga
penyalurannya ke hal yang negatif seperti tawuran, kebut-kebutan, motivasi
mereka biasanya ingin mendapatkan penghargaan dari kawan-kawannya apalagi kalau
di puji wah kamu hebat bisa menang lawan temenmu yang motornya lebih besar.
Penghargaan semacam ini sangat didambakan oleh anak-anak remaja.
Seandainya
kita bisa salurkan kedalam kegiatan yang postif dimana mereka dapat mempunyai
kesempatan yang sama untuk bisa tampil, anak remaja kita akan mempunyai masa
depan yang jauh lebih baik, karena mereka punya rasa percaya diri dalam
mengembangkan hal-hal yang positif didalam dirinya.
Siapa yang sukses di dunia kehidupan ?
Seharusnya
teman saya yang menjadi juara, juga sukses didalam kehidupan mereka, ternyata
tidak banyak temanku yang pada saat sekolah tidak terlalu menonjol bahkan
cenderung kurang secara akademis menjadi sukses didalam dunia kehidupan.
Saya punya
seorang teman pada saat sekolah tidak terlalu menonjol secara akademis, dan
hobbynya adalah naik motor kebut-kebutan. Sekarang dia mempunyai kehidupan yang
luar biasa. Yang terjadi adalah pada saat kebut-kebutan temannya mengalami
kecelakaan, dia menolong temannya pada saat dipangkuannya temannya meninggal,
belum sempat ditolong oleh ambulance. Itu adalah titik balik temanku itu, sejak
saat itu dia berhenti untuk kebut-kebutan motor, dan akhirnya sekarang menjadi
orang yang berhasil.
Ada
pengalaman anak teman saya, teman saya ini seorang pengusaha yang cukup lumayan
besar. Tentunya sebagai orang tua dia menginginkan anaknya dapat melanjutkan
usaha orang tuanya. Teman saya ini tidak mau memaksa anaknya untuk meneruskan
usaha tersebut, tetapi pada suatu hari dia mengatakan bahwa dia mau melanjutkan
usaha ayahnya, dengan senang hati ayahnya mulai membimbing. Pada suatu saat
terlihat anaknya tidak mempunyai semangat lagi untuk bekerja. Akhirnya ayahnya
mulai memberikan tanggung jawab yang lebih besar dan membiarkan anaknya bisa
berkreasi, dan ternyata anaknya menjadi semangat dan usaha yang dipegangnya
dapat bertumbuh.
Anak muda
ingin dirinya tampil dan mempunyai tanggung jawab sehingga ada kebanggaan
didalam dirinya bahwa dia dapat melakukan sesuatu, maka potensi dalam dirinya
akan tumbuh. Pemaksaan tidak akan menimbulkan rasa kebanggaan pada anak karena
dia merasa bukan seperti yang dia inginkan.
Campur tangan orang tua menjadi nomor 1
Sering
sekali orang tua menginginkan anaknya menjadi nomor satu, maka anak tersebut
diharuskan untuk les banyak hal. Ternyata anaknya tidak menjadi juara satu,
akhirnya orang tuanya akan kecewa, demikian juga anaknya semakin kecewa. Keinginan
menjadi nomor satu bukan atas kemauan sang anak dari dalam dirinya, melainkan
dorongan dari luar.
Untuk
menjadi nomor satu yang penting bukan tujuannya menjadi nomor satu tetapi
prosesnya menjadi nomor satu itu yang lebih penting. Karena didalam proses
menjadi nomor satu akan mendapatkan banyak pelajaran yang sangat berharga
didalam kehidupan. Tetapi kalau menjadi nomor satu dengan jalan pintas tidak
ada hal yang dapat dipelajari didalam prosesnya.
Itulah yang
sekarang ini banyak terjadi banyak orang menjadi nomor satu tetapi menggunakan
jalan pintas secara pribadi mereka tidak tumbuh secara pribadi, mereka
menghalalkan segala cara untuk menjadi nomor satu. Dorongan orang tua menjadi
nomor satu dengan jalan pintas akan merusak kehidupan masa depan si anak
sendiri.
Menikmati proses menjadi nomor satu
Saya percaya
setiap anak mempunyai potensi didalam dirinya, kita sebagai orang tua perlu
mendorong anak untuk menggali potensi dirinya. Tidak mudah dalam proses
penggalian potensi diri, kita perlu kesabaran yang bukup tinggi. Tugas kita
sebagai orang tua perlu mengarahkan dan memberikan wawasan dengan mengajarkan
anak agar dapat memutuskan untuk dirinya sendiri, dengan demikian maka anak
tersebut dapat mempunyai rasa percaya diri. Memberikan dukungan menjadi hal
yang penting dalam meraih proses menjadi nomor satu. Karena didalam prosesnya
banyak sekali rintangan yang akan dihadapi, ajarkan juga bahwa untuk menjadi
nomor satu tidak harus mengalahkan orang lain, tetapi mengalahkan dirinya
sendiri agar semua potensi dapat keluar dari dalam dirinya.
Saya sangat
beruntung saya bertumbuh dilingkungan dimana orang tua saya memberikan
kebebasan untuk memilih walaupun didalam memberikan pelajaran ayah saya
tergolong orang yang keras kalau kami melanggar prinsip. Ayah saya mengajarkan
bagaimana saya harus bertanggung jawab, dengan memberikan tugas-tugas yang
sederhana, disini saya belajar bahwa tanggung jawab diberikan dari hal hal
kecil. Pelajaran ini ternyata bermanfaat pada saat saya sudah mulai membangun
usaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar