Para pembaca blog saya yang terhormat, sudah satu tahun ini saya menulis blog saya ke website andal software
Saya menulis secara rutin, dan di publish setiap hari Senin
Terima kasih atas perhatiannya
Salam, Indra Sosrodjojo
Andal Software merupakan salah satu industri software lokal di Indonesia, didalam perjalanannya dalam mengembangkan industri software lokal banyak hal menarik yang sering ditemui. Dalam blogs ini saya akan sharing pengalaman pengalaman tersebut, serta pemikiran pemikiran dalam pengembangan Andal Software
Kamis, 11 Desember 2014
Senin, 06 Oktober 2014
Kekuatan Goal
Semalam saya baru
saja mendengarkan sharing dari teman saya yang sedang mengejar goal, pada saat
dia bercerita sangat ber-api-api, pada saat dia menceritakan pengalamannya
dalam mengejar goalnya, saya merasakan energinya yang luar biasa besar.
Banyak hal hal
baru yang dapat saya pelajari dari pengalaman teman saya ini, ternyata pada
saat seseorang mempunyai goal yang besar dan bekerja untuk mengejar goalnya,
maka kreatifitas akan muncul begitu saja. Apakah pada saat mengejar goal
tersebut tidak ada masalah ? masalah selau ada, bahkan pada saat kita mengejar
goal, biasanya banyak masalah yang akan datang. Setelah kita dapat menghadapi
masalah tersebut kita akan bertumbuh lagi.
Kemudian
pertanyaan yang sangat menarik adalah, kalau memang goal itu dapat memunculkan
ide-ide yang kreatif, mengapa kalau saya punya goal misalnya ingin ujian
semester mempunyai nilai A semuanya, ide kreatif dan semangat untuk mengejarnya
tidak ada ?
Ada beberapa
hal yang perlu di perhatikan tentang Goal.
1. Setting
Goal
Untuk
setting goal bukan sesuatu yang hanya kita inginkan, tetapi mengapa kita
menginginkan goal tersebut, harus punya alasan yang kuat untuk mendapatkan goal
tersebut. Tanpa alasan yang kuat goal hanyalah suatu keinginan saja. Kalau itu
hanya keinginan artinya kalau saya mendapatkan syukur kalau tidak juga tidak
apa apa. Sikap untuk mengejar goal seperti ini yang membuat kita tidak
mempunyai semangat yang berapi api untuk mengejarnya (burning desire).
Untuk
membuat goal harus SMART singkatan dari Specific, Measureable, Achievable,
Relevant, dan Time-bound.
2. Strategi
Untuk
mendapatkan suatu goal kita memerlukan suatu strategi yang jelas, dalam hal
untuk mengejar nilai A, strategi yang perlu dilakukan seperti apa ? menyimak
dengan baik pada saat dosen mengajar di kelas, sehingga kita dapat mengerti
pelajaran yang disampaikan. Bila masih belum mengerti ada kesempatan untuk
bertanya. Selalu hadir di perkuliahan. Setiap hari mempersiapkan diri untuk
matakuliah yang akan diikuti keesokan harinya, dan mereview mata kuliah yang sudah
didapatkan di hari itu.
3. Action
Kerjakan apa
yang sudah diputuskan dalam strategi, fokus pada pekerjaan yang telah
ditetapkan di strategi. Pekerjaan yang tidak masuk didalam strategi yang udah
ditentukan di beri prioritas yang terakhir.
4. Hasil
Setelah menjalankan
strategi tersebut, apakah hasilnya sudah sesuai dengan yang diharapkan. Bila
belum, maka strateginya perlu di review ulang, agar mendapatkan goal yang
sesuai.
Kreatifitas
biasanya muncul di Action, pada saat kita action karena tahu hasilnya harus
seperti apa, maka biasanya akan muncul cara-cara yang perlu dilakukan untuk
mencapai hasil tersebut.
Pelajaran yang saya dapatkan
Pada awalnya
saya tidak mengerti kenapa pada saat saya mengerjakan sesuatu kadang mempunyai
semangat yang membara, dan kadang hampa hanya sekedar mengerjakan tugas saja.
Dan setelah saya mentor saya memberitahu perlu adanya goal dalam mengerjakan
sesuatu maka saya mulai belajar menentukan goal, baru ditentukan pekerjaan
seperti apa yang dapat mencapai ke goal saya tersebut. Kebiasaan ini terus
berlanjut hingga sekarang, dan saya baru merasakan bahwa setiap mengerjakan
pekerjaan yang berhubungan dengan goal saya, saya selalu semangat, merasakan
kobaran semangat dari dalam.
Saya pernah
juga mengikuti seminar motivasi, yang bicara cukup di kenal, beberapa kali saya
mengikuti seminar semacam itu, tetapi saya tidak mendapatkan semangat seperti
apa yang saya alami sekarang ini. Dan sekarang saya tahu kenapanya, karena pada
saat dimotivasi dari luar, saya tidak tahu goal saya apa dalam mengerjakan
pekerjaan tersebut.
Selasa, 30 September 2014
Siklus Sukses
Beberapa tahun yang
lalu saya merasakan bahwa kehidupan saya stagnan, tidak ada pertumbuhan baik
dari segi pengembangan diri maupun dari segi penghasilan. Walaupun saya
merasakan bahwa saya telah bekerja keras, tetapi saya tidak merasakan adanya
perkembangan yang berarti. Setelah saya melakukan refleksi diri dan melakukan
konsultasi dengan mentor saya, pertanyaan sederhana dari mentor saya yang
membuat perubahan yang sangat besar dalam kehidupan saya sekarang ini.
Pertanyaannya adalah “Kehidupan seperti apa Pak Indra inginkan dalam waktu 5
tahun mendatang ?”, sebelumnya saya tidak pernah memikirkan apa yang ingin saya
capai, yang saya lakukan adalah bekerja, bekerja dan bekerja.
Dari
pertanyaan tersebut saya mulai membiasakan diri mempunyai goal setiap tahun,
setiap bulan, dan setiap minggu. Yang menarik adalah pada saat ada goal saya
merasakan cara bekerja saya berubah, sebelum ada goal yang penting saya
mengerjakan sesuatu, setelah ada goal saya memilih pekerjaan, pekerjaan apa
yang dapat saya delegasikan, dan pekerjaan mana yang harus saya kerjakan untuk
menuju apa yang saya ingin dapatkan di tahun mendatang. Pada saat mengerjakan
suatu pekerjaan saya biasanya mengevaluasi apakah pekerjaan yang saya lakukan
membawa saya ketujuan saya ? apakah ada cara lain untuk mengerjakan sesuatu itu
agar lebih cepat dan lebih dekat menuju ke tujuan saya ? akhirnya saya belajar
bahwa pertanyaan dengan cara seperti apa saya dapat mencapai ke tujuan dengan
lebih baik, jawaban pertanyaan ini disebut dengan strategi. Strategi merupakan
sarana yang sangat menentukan dalam kita mencapai goal atau tujuan kita. Tanpa
strategi yang tepat, kita tidak akan pergi ke-mana-mana.
Setelah
medapatkan strateginya, baru kita lakukan kerjana, pertanyaannya bagaimana kita
dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan strategi yang telah kita tentukan,
pekerjaan menjalankan strategi yang telah ditentukan ini yang disebut dengan
action, dan akhirnya action ini yang memberikan kita hasil. Jadi kalau dilihat
urutannya adalah goal Ã
strategi Ã
action Ã
result.
Dari
pengalaman yang saya alami mempunyai goal saja tidak kuat, karena pada saat
memikirkan untuk menuju goal pertanyaannya adalah kalau goal tercapai apakah
akan membuat saya bahagia ? atau apakah saya akan puas ?, jawabannya bisa ya
atau tidak, kita harus mempunyai dream yang lebih besar dari goal, jadi pada
saat membuat goal, pertanyaannya adalah apakah goal yang kita tentukan akan
membawa ke impian kita ? sehingga urutannya ditambahkan menjadi dream à goal à strategi à action à result. Setelah
terbiasa dengan rangkaian seperti ini, maka pada saat melakukan kerjanya lebih
bersemangat dan lebih terlihat hasilnya.
Pelajaran yang saya dapatkan
Tahun lalu
kita telah membuat goal bersama team untuk mengejar suatu target sales yang
cukup besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ternyata memang kami dapat
mencapai total sales tahun lalu hanya dalam satu semester tahun ini, suatu
pencapaian yang luar biasa, dan menginjak pertengahan semester dua ini
sepertinya kita hanya akan mencapai 75 % dari goal yang telah ditetapkan di
awal tahun. Walaupun hanya akan tercapai 75% dari total goal yang ditentukan
tahun lalu, sebenarnya kenaikan salesnya cukup besar juga.
Tetapi kami
tahu kalau tahun depan kita akan menerapkan strategi yang sama dengan tahun
ini, artinya kita tidak dapat menetapkan goal yang lebih tinggi lagi, artinya
kita harus mengubah strategi untuk menaikan goal yang lebih tinggi lagi.
Memasukan awal pertengahan kedua dari semester dua ini, kita sudah merancang
strategi yang akan diterapkan di semester satu tahun depan. Sehingga di
pertengahan kedua semester dua ini, yang kami persiapkan adalah mereview sekali
lagi strateginya, kemudian membuat action plan, serta persiapan yang cukup
selama tiga bulan kedepan untuk mengadakan perubahan strategi yang cukup besar,
karena harus melakukan perubahan struktur organisasi juga. Dengan perubahan
struktur organisasi, maka diperlukan team tambahan untuk menjalankan action
plan ini.
Sebelum saya
mempelajari siklus dari dream Ã
goal Ã
strategi Ã
action Ã
result, saya tidak tahu apa yang ingin dicapai, kadang tahu apa yang ingin
dicapai tetapi tidak menentukan strategi yang tepat untuk mencapai goal.
Sehingga pekerjaan yang di kerjakan sehari-hari menjadi rutinitas tanpa
antusiasme, tentu saja tidak terlihat peningkatan hasil kerja.
Senin, 22 September 2014
Perubahan Hidup seperti Apa yang Anda Inginkan ?
Beberapa waktu yang
lalu saya berdiskusi dengan beberapa teman saya, kemudian teman saya
menceritakan bahwa kesuksesan ada momentumnya, dia cerita tentang Liem Soei
Liong, Wiellem Soerjadjaja, dan para konglomerat lainnya. Dan mengatakan bahwa
mereka dapat menjadi konglomerat karena waktunya yang tepat, kalau seperti kita
sepertinya tidak mungkin untuk menjadi seperti mereka. Pertanyaan menarik yang
selalu terngiang di kepala saya, apakah betul bahwa untuk menjadi sukses itu
hanya ada waktu-waktu tertentu ? tetapi pertanyaan berikutnya muncul juga dalam
diri saya, kalau memang waktunya tepat pada saat itu, mengapa yang dapat
menjadi konglomerat hanya segelintir orang ? tidak banyak orang yang menjadi konglomerat
?
Memang benar
bahwa perubahan politik maupun perkembangan tekhnologi akan membuat suatu
gelombang, dimana bisnis-bisnis tertentu akan sangat diperlukan sehingga bisnis
tersebut kalau dikelola dengan baik akan berkembang menjadi besar sekali. Tetapi
pertanyaannya adalah apakah momen tersebut tidak akan kembali lagi ? kalau kita
melihat dari jenis bisnisnya mungkin akan terjadi hanya sekali saja, tetapi
bisnis bisnis baru selalu ada saja yang dapat berkembang menjadi besar.
Usaha
dibidang software makin lama makin banyak persaingannya karena makin banyak
pemain software baru bermunculan, dan persaingan didunia software menjadi
semakin ketat. Tentu saja untuk menjual produknya menjadi sulit karena
persaingan. Banyak teman saya yang bermain di software mengeluh bahwa sulit
untuk mendapatkan proyek. Kalau saya melihat ke perusahaan yang saya kelola
sekarang ini, saya tidak merasa kesulitan untuk mendapatkan pelanggan baru,
kenyataannya penjualannya setiap tahun mengalami kenaikan yang cukup
signifikan. Ini terjadi karena setiap tahun kami memikirkan cara baru untuk
meningkatkan penjualan, dan setiap team yakin bahwa target yang sudah
ditentukan dengan cara yang lebih baik lagi dari tahun lalu akan membawa hasil
yang lebih baik.
Kebetulan
saya sedang membaca bukunya John C. Maxwell yang baru “How High Will You Climb
?”, buku tersebut banyak sekali memberikan contoh bahwa setiap orang mempunyai
kemampuan yang luar biasa besarnya, tetapi attitude yang menentukan apakah
kemampuan kita yang besar tersebut dapat membantu kita untuk mencapai
kesuksesan. Sehingga attitude atau sikap memegang peran yang besar dan kalau
saya banyak dengar dari teman maupun buku, dikatakan bahwa sikap mempunyai
andil 95% dalam menentukan kesuksesan.
Menurut John
C. Maxwell untuk mengubah sikap ada siklusnya, seperti yang digambarkan diatas.
Siklus perubahan sikap ini bisa menjadi sikap yang lebih baik atau sikap yang
lebih buruk. Perubahan sikap dimulai dari cara kita berpikir, kemudian
pemikiran tersebut akan diresapi, setelah merasa benar maka akan mengambil
keputusan untuk menjalankan apa yang dipikirkan, kemudian setiap tindakan akan
dipengaruhi oleh keputusan tadi, kemudian menjadi kebiasaan dan menjadi sikap,
sikap ini akan berpengaruh terhadap cara berpikir.
Diatas
adalah siklus untuk mempunyai sikap yang baik maupun sikap yang buruk.
Siklusnya sama, sumber pemikirannya yang berbeda, sehingga bila kita akan
mempunyai sikap yang baik, pemikiran kita perlu diisi dengan hal hal yang
positif, diantaranya adalah membaca buku buku yang bermutu dan di kelilingi
oleh teman teman yang bersikap positif.
Langganan:
Postingan (Atom)