Pada awal saya mendirikan Andal Software, saya pikir bahwa saya dapat
melakukan semuanya, karena memang pada saat awal semuanya harus dilakukan
sendiri. Sejalan perkembangan organisasi, pola pikir saya masih sama, sayalah
yang harus melakukan karyawan didalam perusahaan harusnya mengikuti apa yang
saya ingin lakukan. Perlakuan saya terhadap bawahan yang sifatnya memerintah,
lama kelamaan saya merasa capai, karena saya merasa kalau tidak diperintah
tidak jalan, mereka tidak mempunyai inisiatif.
Setelah saya
banyak membaca buku dari John C. Maxwell dan beberapa buku leadership lainnya,
serta menghadiri seminar-seminar leadership, saya mulai mengerti bagaimana
caranya kita dapat mencetak leader. Saya berpikir seorang leader itu sudah mempunyai
bakat untuk memimpin, ternyata saya belajar bahwa setiap orang dapat menjadi
leader, pertanyaannya mau atau tidak. Untuk menjadi leader kita harus mau
belajar.
Peranan Seorang Mentor
Untuk dapat
menjadi seorang leader yang handal, kita harus mempunyai mentor yang handal
juga. Saya beruntung sekali mempunyai mentor yang sudah terbukti sebagai
seorang leader. Yang saya pelajari pada saat saya berkonsultasi dengan mentor
saya, seorang mentor dapat memperbaiki sudut pandang muridnya. Sering sekali
saya merasakan bahwa saya punya permasalahan yang sangat sulit, tetapi pada
saat saya berkonsultasi ternyata penyelesaiannya sangat sederhana sekali. Dari
hasil konsultasi ini saya banyak belajar, dan pola pikir saya perlahan lahan
berubah. Tentunya saya harus mau meningkatkan pengetahuan saya, sehingga pada
saat saya berkonsultasi saya dapat menangkap maksud dari mentor saya.
Setiap saya
berkonsultasi, mentor saya selalu memberikan kepada saya tujuan yang harus saya
kejar. Tentunya saya harus memberi tahukan terlebih dahulu goal apa yang ingin
saya dapatkan. Kemudian mentor saya memberikan tujuan jangka pendeknya, serta
memberikan strategi yang harus saya lakukan untuk mendapatkan goal tersebut.
Lama
kelamaan saya diberikan kesempatan untuk menyusun strategi untuk mendapatkan
tujuan jangka pendek, akhirnya saya dapat menyusun sendiri. Sekarang ini saya
berkonsultasi ke strategi, sehingga saya beritahu apa yang ingin saya kejar,
dan saya kasih tahu strategi apa yang akan saya ambil, bila strategi yang saya
buat dapat mencapai goal, maka saya diberitahu untuk dijalankan. Kalau tidak
maka saya akan di kasih tahu mengapa tidak dapat dilakukan seperti itu. Dengan
pengetahuan seperti ini, saya akan semakin mahir untuk membuat goal dan
strategi.
Didalam
organisasi saya tidak mungkin untuk mengerjakan sendiri, tentunya saya punya
team, dan saya akan memperlakukan yang sama terhadap para manager. Sekarang ini
saya menjadi leader kecil dari para manager saya, dan saya menjadi murid dari
mentor saya.
Apa yang saya pelajari
Saya
teringkat kata kata Ki Hadjar Dewantoro, seorang pendidik dari Jawa, yang
mengatakan : Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mbangun Karsa, Tut Wuri
Handayani. Artinya seorang pemimpin harus dapat menjadi teladan anak buahnya,
tidak bisa seorang pemimpin memerintahkan sesuatu yang tidak dilakukan oleh
dirinya. Seperti kalau seorang pemimpin mengatakan tidak boleh terlambat,
seorang pemimpin harus tidak boleh terlambat juga. Biasanya bawahan akan
mencontoh pemimpinnya, bukan mendengarkan pemimpinnya.
Ing Madya mangun Karsa, ditengah tengah para
pengikut kita harus memberikan semangat. Kata yang terakhir Tut Wuri Handayani,
di belakang kita memberikan dorongan.
Kata kata
ini persis seperti apa yang saya alami dengan mentor saya, dia akan memberikan
contoh yang baik kepada muridnya, tidak banyak memberikan ceramah atau
pelajaran bagaimana saya harus bertindak. Memberikan contoh adalah hal yang
sangat ampuh didalam leadership.
Saya
berpikir bila kita dapat mencetak leader, maka organsasi seperti apapun yang kita
pegang, maka organisasi itu akan berkembang dengan pesat, karena kemampuan
untuk mencetak leader akan menyebabkan organisasi menjadi besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar