Clayton M Christensen adalah seorang
profesor di Harvard Business School, dia banyak menulis buku tentang
Innovation, beberapa bukunya yang telah saya baca adalah Innovation Dilemma,
Innovation solution, dan yang terakhir saya baca adalah Seeing what’s next. Setelah
saya membaca bukunya, saya mengambil kesimpulan Christinsen adalah orang yang
sangat pandai dapat melihat hal hal yang terjadi kemudian dianalisa dan
dihubungkan dengan suatu teori. Sehingga di ketiga bukunya dia selalu
beranggapan bahwa penting sekali kita mengetahui banyak teori, karena pada saat
kita memikirkan sesuatu secara tidak langsung kita akan menggunakan teori yang
kita ketahui untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Setelah saya renungkan pada saat
membaca buku-buku nya Christensen, memang benar bahwa kita harus banyak
menguasai teorinya kemudian pada saat kita mengalami permasalahan tertentu kita
dapat menghubungkan teori tersebut dengan permasalahan yang ada kemudian
penyelesaiannya akan jauh lebih baik.
Pada saat saya melihat buku yang
berjudul How will you measure your life, dan di tulis oleh Christensen, saya
terperangah, kok seorang profesor ahli dibidang innovation menulis buku tentang
kehidupan. Dan setelah saya baca buku tersebut saya makin kagum lagi, buku
tersebut bagus sekali untuk dibaca. Setelah membaca buku itu kita akan
mendapatkan banyak pencerahan dari Christensen, di pembukaan bagian 1 bukunya,
Christensen mengutip dari Steve Job yang mengatakan
The
only way to be truly satisfied is to do what you believe is great work. And the
only way to do great work is to love what you do. If you haven’t found it yet,
keep looking. Don’t settle. As with all matters of the heart, you’ll know when
you find it.
Pada saat kita mencari itu, kita
akan dihadapkan dengan pilihan pilihan, dan bagaimana caranya memilih, tentunya
kita memerlukan teori tentang kehidupan, bukannya Cuma pengalaman. Christensen memberikan
gambaran yang bagus sekali tentang manusia, sayap, dan bulu. Pada abad yang
silam, manusia ingin terbang seperti burung, maka manusia mencoba membuat sayap
dengan bulu dan mencoba terbang, berbagai hal telah di coba, dan hasilnya
manusia tidak dapat terbang. Pada tahun 1738 seorang matematikawan Belanda Swiss
yang bernama Daniel Bernoulli mengemukakan suatu teori dinamika fluida, yang
menyatakan bahwa bila suatu benda di alirkan akan terjadi gaya angkat. Pada saat
teori ini ditemukan maka manusia dapat membuat pesawat terbang. Christensen menulis dalam bukunya “This is
why theory can be so valuable: it can explain what will happen, even before you
experience it”
The importance of Purpose
Pada akhirnya Christensen mengatakan
bahwa hidup itu harus mempunyai tujuan, juga seperti didalam bisnis, tanpa
tujuan yang jelas bisnis yang dibangun tidak akan kemana-mana. Peter Drucker
seorang guru manajemen yang sangat terkenal mengatakan “That business purpose
and business mission are so rarely given adequate thought is perhaps the most
important cause of business frustation and failure”. Christenses mengawali
ceritanya pada saat dia masih di semester 1 kuliah dia menginginkan menjadi
editor di wall street journal, sehingga pada saat ada kesempatan kerja praktek
di universitasnya dia melamar ke wall street journal sebagai mahasiswa magang,
kenyataannya tidak diterima karena tidak mendapatkan jawaban di wall street
journal, akhirnya pada saat selesai kuliah di melamar pekerjaan lagi di wall
street journal tetapi juga tidak di terima, akhirnya dia berkarir sebagai
konsultan, kemudian menjadi enterepreuner dan akhirnya menjadi profesor di
Harvard Business School. Christenses
mengatakan bahwa “Purpose was the critical factor ingredient that guided them
in the application of the theory”.
Ada tahapan proses yang digunakan
oleh Christensen dalam mencari purpose :
Tahap pertama adalah likeness (kesamaan)
Dalam menggambarkan suatu purpose
didalam hidup kita harus dapat menggambarkan dulu di pikiran kita purpse
seperti apa yang kita inginkan. Gambaran ini harus jelas di pikiran kita. Seperti
pada saat orang mau menggambar, maka harus mempunyai gambarnya yang jelas
dahulu didalam pikiran kita, sehingga kita dapat menuangkannya kedalam kanvas.
Gambaran ini sangat penting karena
kalau didalam perusahaan mempunyai tujuan yang jelas, semua orang didalam
perusahaan tersebut dapat menggambarkan dengan jelas tujuan dari perusahaan
maka semua didalam perusahaan itu akan dengan semangat menuju ke apa yang telah
mereka gambarkan.
Tahap kedua adalah komitmen
Untuk sebuah tujuan menjadi berguna
semua karyawan dan eksekutif harus mempunyai komitmen yang tinggi untuk menuju
ke tujuan yang akan di capai. Bila tidak ada komitmen yang tinggi pada saat di
perjalanan akan terjadi banyak tantangan dan mereka akan dapat dengan mudah
berkompromi untuk tujuan tersebut sehingga tujuannya tidak tercapai.
Saya sering mendengar hal ini dari
teman teman saya, pada saat kita bicara tentang bisnis software, ada beberapa
dari teman saya ingin membuat paket software seperti yang dibuat oleh Andal
Software. Dalam perjalanannya pada saat menemukan customer kemudian customer
tersebut meminta beberapa fitur, kemudian teman saya akan memenuhi kebutuhan
pelanggan tersebut dengan tujuan agar mendapatkan proyeknya. Padahal pada saat
kita mengembangkan paket software tentunya kita perlu masukan dari customer,
tetapi tidak semua masukan dari customer perlu kita akomodasi, bila kita
lakukan hal itu, maka apa yang terjadi dengan paket kita ?
Dan yang terakhir adalah metric
Ukuran menjadi sangat penting,
dengan adanya ukuran setiap karyawan didalam perusahaan akan mengetahui
progress dari perjalanan mereka, apakah jalan yang mereka lalui itu dapat
menuju ke tujuan atau harus dilakukan kalibrasi agar dapat mencapai tujuannya.
Kata terakhir didalam bukunya “we
hope that in the end, we all will be judged a success by the metric that
matters most. How will you measure your life”
How will you measure your life
ditulis oleh Clayton M. Christensen, James Allworth dan Karen Dillon. Dipubilkasikan
oleh Harper Business
presentasi Prof. Christensen
presentasi Prof. Christensen