Sering sekali kita
mendengar kalau mau jadi sales “harus pinter ngomong”, pada pengamatan saya
selama ini dan pengalaman saya di Andal Software tidak seperti yang digambarkan
diatas. Saya juga sering ditawarkan suatu barang atau jasa oleh seorang sales,
pada saat sales itu langsung bercerita terus kepada saya tentang kehebatan
produknya, kadang saya berpikir, apakah saya perlu barang seperti itu ? atau kadang
saya juga tidak ingin mendengarkan apa yang dikatakan oleh sales tersebut.
Dari hasil
pengamatan saya di Andal Software, bila ada sales yang langsung bicara pada
customer dan menjelaskan kehebatan produk yang akan dijual, hasil salesnya
tidak sebaik dibandingkan dengan sales yang lain, padahal dia memang jago
sekali untuk berbicara. Hal ini mengundang pertanyaan apakah yang membuat
seorang sales itu sukses dalam menjual ?
Mendengarkan lebih sulit dari pada bicara
Ternyata
pada saat orang membeli properti di pameran yang sama, mempunyai motif yang
berbeda, seperti misalnya pembeli ingin membeli rumah buat tinggal bersama
keluarga di tempat yang tidak terlalu bising dan banyak pepohonan sehingga
nyaman untuk bersantai bersama keluarga, ada juga yang membeli properti untuk
investasi, bila harganya naik, maka akan dijual lagi. Atau ada yang membeli
properti untuk di kontrakan sehingga dapat menghasilkan uang.
Latar
belakang membeli properti yang berbeda-beda ini, tentunya cara menjualnya juga
tidak bisa sama. Apa yang perlu kita lakukan adalah bagaimana caranya menggali
informasi dari calon kastemer tersebut untuk mengetahui mengapa dia tertarik
untuk membeli rumah. Kalau kita tahu latar belakang mengapa mau membeli rumah
cara menjual kita akan lebih mudah, karena dapat memberikan data-data yang
dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan si calon kastemer tersebut.
Sedangkan bila
kita terus berbicara, setelah selesai pembicaraan kita tidak mendapatkan
informasi sedikitpun dari calon kastemer kita, dan calon kastemer kita tersebut
tidak mendapatkan informasi yang mungkin tidak diperlukan, sehingga apa yang
kita katakan panjang lebar menjadi sia-sia.
Siklus Penjualan
Untuk
menjual mempunyai tahapan yang perlu dijalankan untuk mencapai tingkat
keberhasilan yang lebih tinggi. Siklus penjualan ini sudah kami praktekan di
Andal Software, dan hasilnya luar biasa bagus, tidak berarti kalau
mempraktekannya maka setiap penjualan dapat melakukan closing, tetapi tingkat
keberhasilan akan jauh lebih tinggi bila kita mengetahui siklus penjualan ini.
1.
Permission
2.
Probing
3.
Present
4.
Propose
Permission :
Permission
adalah tahapan membangun kepercayaan dengan calon kastemer, tahapan ini sangat
krusial, bila kastemer sudah tidak percaya dengan kita, maka kita tidak dapat
melakukan tahapan berikutnya. Membangun kepercayaan juga tidak boleh bercerita
mengenai dirinya sendiri yang berlebihan, hal ini akan membuat orang makin
tidak percaya apa yang dikatakan oleh orang tersebut.
Probing
Menggali
informasi dari calon kastemer apa yang dia inginkan, atau permasalahan yang
dihadapi dalam suatu hal sehingga kita dapat memikirkan solusi apa yang
diperlukan oleh calon kastemer tersebut. Tahapan probing ini sulit dilakukan
kalau calon kastemer tidak percaya terhadap kita.
Hal ini
sering sekali terjadi pada saat kita di telepon ditawarkan peluang investasi
tertentu langsung saja mereka bercerita tanpa menggali informasi apakah kita
memang memerlukan jasa atau mau investasi. Tahapan ini sering dilewatkan, para
sales biasanya langsung menawarkan produk atau jasa yang dijualnya, tanpa
mengetahui kebutuhan calon kastemer.
Present
Menjelaskan kepada
calon kastemer solusi apa yang kita miliki, dan disesuaikan dengan
kebutuhan si calon kastemer.
Propose
Setelah kita
mengetahui kebutuhan atau permasalahan yang dihadapi oleh calon kastemer,
barulah kita menawarkan solusi untuk persoalan yang sedang dihadapi oleh calon
kastemer tersebut.
1 komentar:
Mantap pa Indra
Posting Komentar