Didalam kantor
biasanya kita sering sekali menghadapi orang yang sulit, makin banyak di tegur
makin jadi. Akhirnya hubungan antar atasan dan bawahan menjadi tidak baik, yang
berakibat pada produktifitas yang menurun. Akhirnya sudah bisa dipastikan
karyawan tersebut pasti akan keluar, kalau mereka mendapatkan pekerjaan yang
lebih baik lagi. Pertanyaan yang selalu mengganggu saya adalah “Apakah orang
yang sulit di kantor selalu tidak baik ?”.
Ternyata tidak selalu orang yang sulit itu tidak baik, ada kalanya
karena mereka mempunyai cara pandang yang berbeda dengan kita, dan dia teguh
dengan pendiriannya, maka kita katakan orang tersebut adalah orang yang sulit.
Orang yang
mempunyai pemikiran yang berbeda dan mempunyai pendirian yang kuat sebetulnya
bagus juga. Karena kalau dia sudah meyakini sesuatu maka tidak mudah untuk
berubah. Dan cara pandang yang berbeda sangat bagus untuk kita, dengan adanya
orang yang berbeda cara pandangnya maka kita dapat belajar sesuatu dari dia.
Saya sering juga belajar dari orang orang yang berbeda pendapat dengan saya,
biasanya saya ingin tahu lebih jauh kenapa dia dapat berpikir seperti itu ?,
dari pembicaraan dan diskusi seperti ini, saya sering mendapatkan hal hal baru
yang tidak terpikirkan oleh saya sebelumnya.
People don’t care how much you know until
they know how much you care
Pada saat
awal saya memulai membangun usaha saya menerapkan prinsip manajemen, dimana
saya membuat perencanaan, dan meminta karyawan untuk mengerjakannya, kemudian
saya kontrol. Hubungan saya dengan karyawan seperti hubungan atasan dan bawahan
hanya soal pekerjaan saja. Yang terjadi adalah saya banyak sekali mengerjakan
hal hal yang seharusnya tidak saya kerjakan seperti mengawasi pekerjaan
karyawan, apakah mereka bekerja dengan baik atau tidak. Kemudian kalau ada
orang yang cara berpikirnya berbeda dengan saya, saya akan melihat bahwa cara mereka
berpikir salah.
Mengelola
perusahaan dengan cara seperti ini ternyata banyak menyerap tenaga dan
pemikiran, saya merasa banyak pekerjaan tetapi hasilnya tidak seperti apa yang
saya harapkan. Produktifitas menjadi sangat rendah sekali.
Perubahan
yang terjadi adalah pada saat saya mulai mengikuti seminar-seminar leadership,
ternyata saya melihat ada cara lain untuk memimpin dengan cara yang lebih baik.
Didalam leadership saya belajar bahwa yang sangat penting dalam kita memimpin
adalah hubungan baik. Judul tulisan ini the Power of Love, saya akan
terjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi kekuatan kasih sayang. Kita harus
dapat mengasihi seluruh anggota keluarga. Kemudian saya mulai mengubah misi
perusahaan menjadi Helping others grow, bagaimana saya dapat membantu mereka
semua untuk bisa bertumbuh dalam karirnya, saya tidak melihat lagi apakah
mereka akan terus bersama di perusahaan saya, atau mereka akan berpindah ke
perusahaan lain. Karena memang tujuannya adalah membantu mereka bertumbuh,
kalau mereka pindah ke tempat yang lain mereka harus dapat berhasil ditempat
yang baru.
Seperti kata
John C Maxwell yang saya kutip untuk judul paragraph ini, orang tidak peduli
berapa banyak saya tahu tentang mereka, sampai mereka tahu berapa besar kita
mengasihi mereka. Bila kita dapat menerapkan ini, kedalam perusahaan, maka
perusahaan akan berkembang dengan pesat, karena setiap orang akan mengeluarkan
potensi yang dimiliki dalam dirinya.
Pelajaran yang saya dapatkan
Taj Mahal
adalah salah satu karya yang menjadi salah satu keajaiban dunia, merupakan
peluapan rasa cinta seorang raja pada istrinya yang meninggal dunia. Rasa cinta
dapat mendorong orang untuk menggali potensi dalam dirinya yang sangat besar.
Bagaimana kita dapat membantu banyak orang untuk menggali potensi yang ada
dalam dirinya ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar