Sudah beberapa tahun
terakhir ini sering dibicarakan mengenai pengembangan entrepreneur, sehingga
banyak universitas mempunyai program untuk pengembangan entrepreneur. Gema
untuk menjadi entrepreneur ini memang sudah kemana-mana berarti, kampanye untuk
menjadi entrepreneur sudah cukup berhasil. Pertanyaannya adalah mengapa
kenaikan jumlah entrepreneur belum terlihat pesat ? saya sering sekali bertemu
dengan teman-teman baru baik masih mahasiswa maupun sudah kerja, kalau saya
tanyakan Sampaikan mau bekerja terus menjadi karyawan ? jawabannya selalu ya
ingin menjadi entrepreneur setelah dapat mengumpulkan uang untuk modal kerja.
Kemudian saya bertanya lagi berapa banyak uang yang diperlukan untuk modal
kerja ? kebanyakan dari mereka tidak tahu berapa jumlah uang yang dibutuhkan
untuk memulai usaha.
Dengan cara
berpikir bahwa untuk mulai usaha harus mengumpulkan uang terlebih dahulu,
kemudian jumlah uangnya juga tidak tahu, maka bisa dipastikan orang tersebut
tidak akan pernah mulai usaha. Pertanyaan ini sama saja seperti “Kapan kamu
akan menikah ?”, terus dijawab kalau sudah bisa mencukupi semua kebutuhan rumah
tangga. Sudah dapat dipastikan orang tersebut sulit untuk menikah karena tidak
tahu kapan akan dapat mencukupi kebutuhan hidupnya.
Waktu saya
mengikuti seminar Brain Power yang dibawakan oleh Dr. Gia Pratama, saya belajar
bahwa kekuatan otak manusia itu luar biasa, hanya saja kita harus melatihnya
dengan baik, agar otak kita mempunyai kemampuan yang lebih. Yang menarik bahwa
otak kita kalau kita latih terus menerus kemampuannya akan bertambah, dan tidak
berpengaruh terhadap usia.
Jadi pada
saat ditanyakan perlu modal berapa untuk memulai usaha, kita harus dapat
menyebutkan nilai modal yang diperlukan agar kita dapat mulai berusaha, dan
tentunya kita harus mencari cara bagaimana agar jumlah tersebut dapat
terkumpul. Sama halnya dengan menikah, kalau kita tidak mengetahui definisi
mapan otak kita tidak pernah akan tahu, dan walaupun sudah mempunyai uang yang
cukup masih mengatakan belum mapan.
Ada beberapa
teman ku yang sering berbagi, mereka sudah banyak mendapatkan apa yang mereka
inginkan, caranya adalah mereka dapat menggambarkan dengan jelas apa yang mereka inginkan hingga detail. Mereka
juga mempunyai gambar visualisasi apa yang mereka inginkan. Akan lebih baik
lagi diberi emosi mengapa menginginkan itu ? Hal ini sesuai dengan survey yang
dilakukan oleh Harvard University, yang mengatakan bahwa hanya 3% orang yang
hidupnya sangat makmur, mereka itu mempunyai tujuan yang jelas dan ditulis.
Kembali ke
cerita semula, pada saat orang ingin mempunyai usaha sendiri, dan kalau
kendalanya uang, berarti bisnis yang akan dijalankan belum sesuai dengan
kemampuan dia. Carilah bisnis yang dapat dijalankan dengan kemampuan yang
dimiliki sekarang, karena dengan menggunakan kemampuan yang dimiliki sekarang
berarti dia dapat mengembangkan apa sudah dia dimiliki.
Hal ini sama
saja terjadi pada tukang las pembuat pagar yang ada di dekat rumah saya, pada
suatu saat dia katanya mendapatkan proyek untuk membuat pagar keliling rumah
seseorang yang luas sekali, yang nilai totalnya mencapai ratusan juta.
Sedangkan tukang pagar tersebut tidak pernah mendapatkan proyek diatas 50 juta.
Tukang las tetangga saya tersebut kalau menerima proyek yang nilainya terlalu
besar dibandingkan dengan yang biasa dia terima, pasti akan mengalami banyak
masalah. Karena penanganan proyek yang besar akan berbeda dengan penanganan
proyek yang kecil.
Sama halnya
dengan memulai untuk menjadi entrepreneur, kita harus mulai dari kemampuan yang
ada pada kita, baik itu uang, tenaga dan kemampuan pemikiran kita sendiri.
Jadi bila
ingin menjadi entrepreneur, lakukan segera, dengan menggunakan kemampuan yang
ada, tanpa harus memikirkan kekurangan yang belum dimilikinya.
Pelajaran yang saya dapatkan
Saya beruntung
sekali, memulai bisnis dari awal dengan modal yang saya punyai pada saat itu,
baik itu pengetahuan, dan sumber daya lainnya. Dari pengalaman selama
menjalankan usaha saya percaya bahwa pertumbuhan perusahaan sejalan dengan
pertumbuhan cara saya berpikir. Kalau saya flashback ke belakang, seandainya
posisi bisnis saya sekarang ini saya jalankan dengan cara saya berpikir lima
tahun yang lalu, mungkin saya akan mengalami banyak masalah. Karena banyak
sekali persoalan yang saya hadapi sekarang tidak mungkin dapat diselesaikan
dengan cara saya berpikir lima tahun yang lalu.
Itu sebabnya
sampai sekarang saya masih mau meluangkan waktu saya untuk membaca buku-buku
yang menurut saya, saya perlukan untuk mengubah cara berpikir saya, agar dapat
membawa perusahaan ke level yang lebih tinggi lagi. Disamping membaca buku,
saya banyak sekali melakukan diskusi dengan orang orang yang mempunyai bisnis
jauh diatas saya, sehingga saya dapat belajar dari mereka bagaimana mereka pola
pikir mereka untuk menyelesaikan suatu masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar