Selasa, 24 Juli 2012

How Will you measure your life



Clayton M Christensen adalah seorang profesor di Harvard Business School, dia banyak menulis buku tentang Innovation, beberapa bukunya yang telah saya baca adalah Innovation Dilemma, Innovation solution, dan yang terakhir saya baca adalah Seeing what’s next. Setelah saya membaca bukunya, saya mengambil kesimpulan Christinsen adalah orang yang sangat pandai dapat melihat hal hal yang terjadi kemudian dianalisa dan dihubungkan dengan suatu teori. Sehingga di ketiga bukunya dia selalu beranggapan bahwa penting sekali kita mengetahui banyak teori, karena pada saat kita memikirkan sesuatu secara tidak langsung kita akan menggunakan teori yang kita ketahui untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Setelah saya renungkan pada saat membaca buku-buku nya Christensen, memang benar bahwa kita harus banyak menguasai teorinya kemudian pada saat kita mengalami permasalahan tertentu kita dapat menghubungkan teori tersebut dengan permasalahan yang ada kemudian penyelesaiannya akan jauh lebih baik.
Pada saat saya melihat buku yang berjudul How will you measure your life, dan di tulis oleh Christensen, saya terperangah, kok seorang profesor ahli dibidang innovation menulis buku tentang kehidupan. Dan setelah saya baca buku tersebut saya makin kagum lagi, buku tersebut bagus sekali untuk dibaca. Setelah membaca buku itu kita akan mendapatkan banyak pencerahan dari Christensen, di pembukaan bagian 1 bukunya, Christensen mengutip dari Steve Job yang mengatakan 

                         The only way to be truly satisfied is to do what you believe is great work. And the only way to do great work is to love what you do. If you haven’t found it yet, keep looking. Don’t settle. As with all matters of the heart, you’ll know when you find it.

Pada saat kita mencari itu, kita akan dihadapkan dengan pilihan pilihan, dan bagaimana caranya memilih, tentunya kita memerlukan teori tentang kehidupan, bukannya Cuma pengalaman. Christensen memberikan gambaran yang bagus sekali tentang manusia, sayap, dan bulu. Pada abad yang silam, manusia ingin terbang seperti burung, maka manusia mencoba membuat sayap dengan bulu dan mencoba terbang, berbagai hal telah di coba, dan hasilnya manusia tidak dapat terbang. Pada tahun 1738 seorang matematikawan Belanda Swiss yang bernama Daniel Bernoulli mengemukakan suatu teori dinamika fluida, yang menyatakan bahwa bila suatu benda di alirkan akan terjadi gaya angkat. Pada saat teori ini ditemukan maka manusia dapat membuat pesawat terbang.  Christensen menulis dalam bukunya “This is why theory can be so valuable: it can explain what will happen, even before you experience it”

The importance of Purpose
Pada akhirnya Christensen mengatakan bahwa hidup itu harus mempunyai tujuan, juga seperti didalam bisnis, tanpa tujuan yang jelas bisnis yang dibangun tidak akan kemana-mana. Peter Drucker seorang guru manajemen yang sangat terkenal mengatakan “That business purpose and business mission are so rarely given adequate thought is perhaps the most important cause of business frustation and failure”. Christenses mengawali ceritanya pada saat dia masih di semester 1 kuliah dia menginginkan menjadi editor di wall street journal, sehingga pada saat ada kesempatan kerja praktek di universitasnya dia melamar ke wall street journal sebagai mahasiswa magang, kenyataannya tidak diterima karena tidak mendapatkan jawaban di wall street journal, akhirnya pada saat selesai kuliah di melamar pekerjaan lagi di wall street journal tetapi juga tidak di terima, akhirnya dia berkarir sebagai konsultan, kemudian menjadi enterepreuner dan akhirnya menjadi profesor di Harvard Business School.  Christenses mengatakan bahwa “Purpose was the critical factor ingredient that guided them in the application of the theory”.
Ada tahapan proses yang digunakan oleh Christensen dalam mencari purpose :

Tahap pertama adalah likeness (kesamaan)
Dalam menggambarkan suatu purpose didalam hidup kita harus dapat menggambarkan dulu di pikiran kita purpse seperti apa yang kita inginkan. Gambaran ini harus jelas di pikiran kita. Seperti pada saat orang mau menggambar, maka harus mempunyai gambarnya yang jelas dahulu didalam pikiran kita, sehingga kita dapat menuangkannya kedalam kanvas.
Gambaran ini sangat penting karena kalau didalam perusahaan mempunyai tujuan yang jelas, semua orang didalam perusahaan tersebut dapat menggambarkan dengan jelas tujuan dari perusahaan maka semua didalam perusahaan itu akan dengan semangat menuju ke apa yang telah mereka gambarkan.

Tahap kedua adalah komitmen
Untuk sebuah tujuan menjadi berguna semua karyawan dan eksekutif harus mempunyai komitmen yang tinggi untuk menuju ke tujuan yang akan di capai. Bila tidak ada komitmen yang tinggi pada saat di perjalanan akan terjadi banyak tantangan dan mereka akan dapat dengan mudah berkompromi untuk tujuan tersebut sehingga tujuannya tidak tercapai.
Saya sering mendengar hal ini dari teman teman saya, pada saat kita bicara tentang bisnis software, ada beberapa dari teman saya ingin membuat paket software seperti yang dibuat oleh Andal Software. Dalam perjalanannya pada saat menemukan customer kemudian customer tersebut meminta beberapa fitur, kemudian teman saya akan memenuhi kebutuhan pelanggan tersebut dengan tujuan agar mendapatkan proyeknya. Padahal pada saat kita mengembangkan paket software tentunya kita perlu masukan dari customer, tetapi tidak semua masukan dari customer perlu kita akomodasi, bila kita lakukan hal itu, maka apa yang terjadi dengan paket kita ?

Dan yang terakhir adalah metric
Ukuran menjadi sangat penting, dengan adanya ukuran setiap karyawan didalam perusahaan akan mengetahui progress dari perjalanan mereka, apakah jalan yang mereka lalui itu dapat menuju ke tujuan atau harus dilakukan kalibrasi agar dapat mencapai tujuannya.

Kata terakhir didalam bukunya “we hope that in the end, we all will be judged a success by the metric that matters most. How will you measure your life”

How will you measure your life ditulis oleh Clayton M. Christensen, James Allworth dan Karen Dillon. Dipubilkasikan oleh Harper Business
presentasi Prof. Christensen

Tidak ada komentar: