Rabu, 25 Februari 2009

Industri software lokal sebuah mimpi yang harus diwujudkan


Pertama kali saya membuat blog saya sudah mempunyai komitmen untuk menulis satu artikel setiap bulan, setelah lama saya tidak membuka blog saya, ternyata selama bulan Februari belum pernah menulis untuk blog. Tiba tiba saya terlintas oleh saya, mengapa tidak menceritakan impian saya beberapa tahun yang lalu tentang industri software.
Pada awal berdirinya Andal Software yang pada saat itu bernama PT. Grahacendekia Inforindo, kami memulai dengan membuat software sesuai dengan pesanan pelanggan, setelah berjalan selama dua tahun, saya melihat bahwa industri software di Amerika berkembang sangat pesat terutama industri software untuk target pasar masal (Mass Market software). Sejak tahun 1990 kami mencoba untuk membuat aplikasi paket software untuk pasar massal, dan dipilihlah sofware untuk membuat laporan keuangan. Keputusan untuk memilih software akonting adalah sangat sederhana, akonting mempunyai standard. Sehingga bila kita membuat sistem untuk akonting tidak terlalu banyak variasinya.
Melihat potensi pasar Indonesia untuk software akonting pada saat itu sangat menggiurkan sekali karena jumlah perusahaan cukup banyak, karena memang penduduk Indonesia cukup besar. Dan pada saat kita mulai masuk ke dunia industri software, banyak hal yang baru dan perlu diketahui. Ada perbedaan antara potensi pasar dan pasar, potensi pasar yang besar belum tentu ada pasar yang cukup besar, karena dari potensi pasar yang ada untuk menjadi suatu pasar yang besar perlu melakukan edukasi pasar, edukasi yang perlu dilakukan adalah dengan meng-kampanyekan software paket lebih murah, lebih stabil , dan dapat langsung digunakan dibandingkan membuat software.
Pada tahun 1998, kami mulai serius untuk menggeluti paket software, dan kami sudah tidak menerima lagi software project. Dan memang benar setelah kami melakukan edukasi pasar, penjualan software kami naik cukup besar. Tetapi edukasi pasar juga memerlukan biaya yang cukup tinggi, disini saya banyak belajar mengenai pasar, terutama tentang perilaku pasar. Pengalaman membuka pasar software masal sangat berharga sekali untuk perkembangan Andal Software selanjutnya, dan pengalaman ini ditambah dengan buku buku marketing yang dapat digunakan sebagai referensi, suatu kenikmatan tersendiri bagi saya, yang dapat mewujudkan apa yang dipikirkan.
Sampai saat ini saya masih memimpikan industri software di tanah air ini dapat berkembang dan besar seperti industri industri software di Amerika dan di negara lainnya. Potensi pasar yang besar harus digali sehingga dapat menjadi pasar yang besar untuk industri software. Ada beberapa hal yang menghambat pertumbuhan pasar software di Indonesia, diantaranya adalah pembajakan software yang masih cukup tinggi, walaupun sudah cukup baik bila dibandingkan beberapa tahun yang lalu.
Hambatan ini terjadi karena :
1. Pembajakan software mematikan tumbuhnya industri software, karena harganya terlalu murah. Sehingga industri software baru tidak mungkin dapat bersaing dengan software bajakan yang memang tidak mempunyai biaya development. Industri software bukan lagi menjadi impian lulusan TI.
2. Pembajakan software juga tidak mendidik masyarakat untuk menghargai hak cipta, hasil keringat orang lain. Sehingga dianggapnya bahwa software adalah gratis tidak perlu membayar.
3. Pembajakan software juga tidak membedakan software mahal dan software murah, artinya semua software mempunyai harga yang sama. Hal ini tidak mendidik masyarakat untuk dapat membandingkan software yang cocok untuk kebutuhannya, yang sesuai dengan harga yang dibayar. Seandainya seseorang akan menggunakan komputer sebagai alat ketik, banyak terdapat pilihan software pengolah kata, tetapi kenapa semua orang menggunakan MS word yang mahal ?

Peran Pemerintah
1. Pemerintah dapat mempunyai peran sebagai pemasar software lokal, Malaysia negara tetangga kita mempunyai badan yang disebut dengan MSC (Multimedia super coridor) suatu badan negara yang membantu perusahaan software Malaysia untuk bertumbuh dan berkembang, badan tersebut membantu secara pemasaran, melakukan research, dan kebutuhan software pemerintah Malaysia akan diutamakan untuk perusahaan perusahaan yang bergabung dalam MSC
2. Software Park, India dan Cina mempunyai banyak software park, dengan adanya software park sumber daya akan menjadi satu dan murah seperti koneksi internet dengan jalur yang lebar, harga listrik yang murah, pembinaan industri software akan lebih mudah dan murah.

Cina negara dengan menggunakan bahasa yang berbeda, tetapi dapat menempati urutan kelima dalam export softwarenya, dan melihat perkembangan industrinya yang cukup pesat tidak menutup kemungkinan rankingnya akan naik lagi. Pertanyaannya adalah bagaimana dengan Indonesia ? potensi pasar yang cukup besar, seharusnya kita dapat jadikan pasar yang cukup besar pula untuk dapat dinikmati oleh industri industri software lokal, dan merupakan tempat yang subur untuk bertumbuhnya industri software lokal. Dengan tumbuhnya industri software lokal maka, pasar pun akan tumbuh, karena edukasi pasar akan dilakukan oleh banyak perusahaan.

Tidak ada komentar: