Jumat, 09 Januari 2009

Membuat Produk Software, Sebuah Perjalanan

Sebagai seorang TI, karena sudah diajarkan banyak hal mengenai disain suatu sistem, kadang merasa bahwa orang TI itu mengetahui segalanya. Bahkan mereka banyak yang menganggap dirinya dapat menciptakan suatu software yang diperlukan oleh pelanggannya. Sehingga mereka sering merasa bahwa software yang akan dibuatnya nanti akan menjadi software yang paling hebat dan paling baik.
Setelah lama saya berkecimpung di dunia software, bila ada teman yang beranggapan seperti itu saya hanya mengangguk dan tersenyum, dan saya akan mengatakan “memang kamu hebat”. Dan dalam hati saya selalu berkata “Baiklah, menurut kamu software yang kamu buat itu hebat, dan saya memang percaya bahwa software yang dibuatnya itu hebat. Tetapi apakah dapat digunakan dengan baik oleh pelanggan ?” inilah kegagalan yang sering dialami oleh banyak pembuat software, terutama software paket. Karena apa yang dianggap bagus oleh pembuat belum tentu diperlukan oleh user, kebutuhan software yang dibayangkan oleh user kadang tidak secanggih yang dipikirkan oleh orang TI. Bila kita gambarkan antara kebutuhan dan software yang dibuat dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini.



Pada kasus A, kebutuhan user hanya sedikit yang dipenuhi oleh software yang dibuat, sehingga software tidak dapat digunakan oleh user. Sedangkan pada kasus B, kebutuhan user banyak yang dapat terpenuhi. Memang pada saat membeli paket software belum tentu semua kebutuhan user dapat terpenuhi, paket software dibuat berdasarkan standard yang sering digunakan. Itulah salah satu penyebab perusahan software independent yang sudah punya pengalaman banyak dalam membuat software belum tentu dapat membuat paket software yang baik, sebaliknya seorang praktisi pajak misalnya dapat membuat software pajak dengan baik. Kalau demikian pertanyaannya adalah “Bagaimana kita dapat membuat software paket sesuai dengan kebutuhan user ?”

Berorientasi pada kebutuhan user
Kalau kita baca bagaimana Quicken pertama kali dibuat sangat menarik sekali. Idenya dimulai dari sang Istri yang setiap tahun harus mengisi form pajak di Amerika, kemudian pada saat sang istri mengisi form tersebut dan sang suami ada didekatnya, sang istri berkata seandainya ada yang dapat membantu mengisi form seperti ini dengan mudah, tentunya akan banyak orang yang membutuhkan, ini adalah pekerjaan yang sangat membosankan. Kebetulan sang suami dapat membuat program komputer, maka setelah mendengar sang istri tersebut sang suami membuatkan program komputernya. Dan memang setelah software itu jadi, kemudian di berikan pada beberapa kawannya, banyak yang menyukainya.
Pada saat membuat paket program terutama yang mass market, kita harus dapat mengetahui kebutuhan user, sedangkan kebutuhan setiap user ber-beda, bagaimana kita dapat memenuhi semua kebutuhan user ?
Sebetulnya pada saat user membeli program paket, karena lebih murah dibandingkan dengan membuat software sendiri, biasanya mereka mau sedikit mengorbankan fungsi yang diperlukan tetapi tidak tersedia didalam software tersebut. Sebagai pembuat software akan bertanya seberapa besar user mau berkorban untuk tidak memiliki fungsi yang mereka butuhkan.

User Requirement
Sejak pertama kali Andal Software memutuskan untuk terjun secara penuh ke dunia paket software di tahun 1998, kami telah mencoba membuat paket akonting sederhana pada tahun 1992 dengan nama Presisi. Selama enam tahun tersebut kami belajar banyak terutama bagaimana caranya membuat software produk agar dapat dijual di pasar dan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Sudah banyak cara yang telah kami coba, dan memang sangat menarik sekali pelajaran yang didapatkan selama enam tahun tersebut. Belum lagi marketing yang harus dipikirkan, bagaimana caranya kita berpikir bahwa yang dijual bukanlah software melainkan produk yang berupa software. Sehingga perlakuannya pun harus seperti menjual produk produk consumer good yang lainnya.
Dari beberapa hal yang kami pelajari ada dua hal penting dalam mengumpulkan user requirement pertama adalah user feedback, dan yang kedua adalah hasil presentasi. Sehingga pada saat kami melakukan presentasi kami selalu mencatat apa yang dibutuhkan oleh pelanggan tersebut, terlepas pelanggan tersebut jadi beli atau tidak. Dari jumlah kebutuhan user yang banyak tersebut, kami dapat membuat tabulasi kebutuhan fungsi yang diceritakan oleh user, yang menarik banyak hal yang sama yang diungkapkan oleh user, makin banyak fungsi yang dibutuhkan oleh user berarti fungsi itu harus ada, sedangkan fungsi yang dibutuhkan oleh sedikit user berarti fungsi tersebut kurang lazim digunakan.
Data statistik semacam ini sangatlah penting untuk pengembang software paket agar software paket yang dibuat dapat memenuhi kebutuhan banyak pelanggan. Memang biaya yang dikeluarkan tidak sedikit karena pada saat awal kita harus banyak melakukan presentasi pada user sehingga jumlah user requirement yang didapat, dapat mewakili populasi pengguna software yang akan kita buat.

Perjalanan mendesain sebuah produk
Pada bulan oktober 2008, Andal Software meluncurkan Andal Kharisma dan Andal PayMaster versi 2009. Menurut para calon pelanggan yang kami demokan rata rata mengatakan bahwa produk tersebut bagus sekali sangat mudah digunakan dan sangat fleksible. Bila selesai presentasi saya merasa cukup bangga, karena hampir semua calon pelanggan memuji produk yang baru tersebut.
Pembuatan software tersebut merupakan perjalanan yang cukup panjang, kami meluncurkan produk Kharisma pertama kali pada tahun 2001, dan dari sejak saat produk di luncurkan hingga tahun 2006, kami sudah banyak sekali bertemu dengan calon pelanggan maupun yang sudah menjadi pelanggan. Kami mendapatkan fungsi yang diperlukan biasanya dari calon pelanggan yang tidak memilih Andal, sedangkan kemudahan biasanya kami mendapatkan masukan dari pelanggan kami. Selama lima tahun perjalanan mengumpulkan kebutuhan dari pelanggan, banyak sekali catatan yang kami dapatkan, sehingga kami memerlukan waktu dua tahun untuk membuat desain Andal Kharisma 2009. Andal Kharisma 2009 mengubah cara mengelola penggajian, karena proses yang yang berbeda dengan aplikasi penggajian lainnya, dari user interface yang sangat memudahkan user adalah grouping and filtering. Hampir disetiap transaksi penggajian grouping dan filtering digunakan. Contohnya pada saat akan memberikan lembur, pasti diberikan pada kelompok karyawan tertentu. Atau pada saat akan memberikan tunjangan tertentu pasti tunjangan itu akan diberikan pada sekelompok karyawan tertentu. Kelompok karyawan tertentu ini yang harus dapat dilakukan oleh software, Andal Kharisma dapat membuat kelompok sesuai dengan hampir semua data yang ada, seperti jabatan, organisasi, pangkat, dan bahkan user define field dapat dijadikan sebagai grouping dan filtering.
Yang menarik selama dua tahun dalam melakukan desain adalah pada saat menentukan user interface, kita harus berdiskusi panjang lebar antara kebutuhan fungsi dan tekhnologi yang ada. Kadang kita memerlukan suatu tekhnologi tertentu untuk memenuhi suatu fungsi, tetapi tidak ada, dan kita harus memikirkan alternatifnya. Selama diskusi yang panjang ini, kami yakin semua team yang terlibat didalam desain belajar banyak sekali. Saya sangat senang sekali mempunyai team yang sangat solid dan saling menunjang untuk membuat suatu produk yang hebat.
Sampai sekarang ini kami masih terus mengembangkan Andal Kharisma 2009 dan Andal PayMaster 2009, sehingga release yang keluar sangat cepat sekali, hampir setiap minggu kami dapat mengeluarkan release baru, jadi dalam satu bulan Andal Kharisma dan Andal PayMaster mempunyai perbedaan yang luar biasa. Tentunya user yang telah menggunakan Andal Kharisma dan Andal PayMaster akan mendapatkan updatenya tidak tiap minggu, mungkin 4 - 6 bulan baru mendapatkan release barunya.
Sekarang ini kami sedang mengembangkan add on lainnya, dan pada saatnya nanti saya akan bercerita yang lainnya, yang tidak kalah menariknya untuk diceritakan, hampir seluruh team Andal Software sekarang ini semangat sekali, setelah melihat produk Andal Kharisma 2009 dan Andal PayMaster 2009 ke pasar, dan juga beberapa produk yang lainnya yang sedang dalam pengembangan, kami semua yakin bahwa produk tersebut akan dengan cepat masuk ke pasar. Hal ini terbukti dengan permintaan yang luar biasa pada saat sekarang ini walaupun dalam keadaan ekonomi yang katanya tidak terlalu baik.

1 komentar:

Baby Shopping mengatakan...

Pak Indra,

Ijinkan saya menulis sepenggal dua penggal kata. Melihat perkembangan pasar software sekarang, terutama software-software yang berhubungan dengan kebutuhan administrasi perusahaan, semisal accounting software atau sejenisnya (termasuk ERP software yang sifatnya skala besar), saya melihat bahwa banyak hal yang mungkin dapat membuat industri software kita terhambat. Hambatan yang paling utama mungkin perihal undang-undang hak cipta piranti lunak di negara kita dan dukungan pemerintah kita pada perusahaan2 pembuat software lokal. Saya pribadi melihat bahwa di sisi ini, peranan pemerintah masih sangat minim, baik dalam menjalankan undang-undang hak cipta maupun dukungan terhadap industri software lokal. Jujur, saya miris sekali saat melihat begitu berkembangan industri-industri software luar negeri, dan merangsek begitu mudah ke pasar software dalam negeri kita.
Hambatan yang kedua kalau boleh saya lihat adalah kepercayaan pengguna terhadap kualitas software lokal kita. Ini menjadi beban tambahan bagi perusahaan2 software lokal, seperti Andal Software misalnya, untuk mengembangkan produk dan mengambil hati customer di pasar.
Intermezzo saja, Pak. Saya penggemar cerita Tiga Kerajaan (Sam Kok), dan tokoh favorit saya di sana adalah Kung Ming, penasihat militer kerajaan Shu. Saya melihat bagaimana strategi yang dijalankan oleh Kung Ming selalu membuat lawannya kalang kabut. Yang saya pelajari dari Kung Ming adalah beliau selalu melancarkan serangan yang unik, yang tidak pernah terpikirkan oleh pihak lawan. Kung Ming selalu dapat memanfaatkan kekurangan kekuatan pasukannya menjadi kelebihan yang justru sering membuat keadaan jungkir balik.
Pernah terpikirkan oleh saya, bagaimana menjual produk software lokal bukan pada produknya, tetapi pada jasanya. Contoh: saat ini, produk2 software luar negeri menjual produk dan implementasinya. Mahal, Pak, tetapi para pengguna, terutama perusahaan2 besar tidak terlalu pusing dengan harga. Mereka melihat, selama purna jual bagus, produk sesuai dengan kebutuhan, mereka beli. Bayangkan, Pak, harga software2 ERP saat ini ada yang mencapai 5 milyar Rupiah! Padahal, dilihat dari fungsi2nya, software2 lokal kita sebenarnya mampu untuk memenuhinya, hanya perlu sedikit pengembangan.
Sekedar pemikiran saja, Pak, mungkinkah kita menjual suatu produk software bukan produknya, tapi justru kepada penjualan jasanya? Bukan jual lisensi, tapi jual jumlah koneksi user ke server? Penjualan jumlah koneksi yang sudah termasuk jasa implementasi tentu akan lebih murah, ketimbang penjualan produk/lisensi yang terpisah dengan jasa implementasinya. Tapi sekali lagi, ini hanya pemikiran subyektif dari saya pribadi, Pak, yang notabene hanya berdasarkan pengalaman saya sekian tahun di lapangan. Terima kasih.