Senin, 05 Januari 2009

Perkembangan bisnis model dipicu oleh penemuan teknologi baru

Banyak bisnis yang dilakukan pada masa lalu dan pada masa sekarang ini sudah tidak kedengaran lagi, beberapa puluh tahun yang lalu masih banyak sekali tukang reparasi jam, dan bahkan kita sering mendengar lelucon seputar tukang jam yang pingsan pada saat dia buang air kecil. Sekarang lelucon ini sudah tidak lucu lagi, karena banyak yang sudah tidak dapat membayangkan lagi.
Banyak juga peralatan bisnis yang sering digunakan pada masa lalu seperti telex yang sekarang sudah tidak ada lagi, mungkin sebentar lagi Fax sudah akan menjadi obsolet. Karena digantikan dengan email yang lebih murah dan lebih cepat, bisa diakses di mana saja. Internet sekarang ini juga banyak sekali mengubah orang melakukan bisnis, buku yang berjudul “Long Tail” karangan Chris Anderson mengulas banyak tentang perbuhan distribusi musik. Hal ini akan mengubah tatanan bisnis model dari industri musik, sekarang ini yang paling banyak mendistribusikan musik adalah Istore lewat Itune dari Apple.
Masih banyak lagi yang dapat dituliskan perubahan bisnis model yang dipicu oleh penemuan teknologi baru, karena saya berkecimpung banyak didalam industri software, saya ingin mengulas lebih dalam perubahan yang terjadi di industri software sendiri.

Software Project
Dimulai dari penemuan Komputer dengan nama eniac, kemudian IBM menjadi salah satu perusahaan pembuat komputer yang menjadi nomor satu di dunia. Seperti kita ketahui sekarang ini kemampuan salah satu komputer juga ditentukan oleh software yang ada, bukan hanya hardware saja. Kemampuan hardware yang bagus tanpa ditunjang software yang memadai, komputer hanyalah sebuah mesin yang tidak mempunyai arti.
Maka pada saat itu IBM selalu menjual komputer sudah termasuk softwarenya, orang membeli komputer besar dan software dianggap sebagai sesuatu yang free karena mereka sudah membeli komputer. Jadi pada awal komputer tidak mengenal harga software. Salah satu perusahaan software pertama bernama CUC didirikan oleh Elmer Kubie pada bulan Maret tahun 1955. Perusahaan ini tumbuh dengan pesat dengan modal sebesar USD 40,000.- dan 4 orang programmer, dalam waktu 13 tahun sudah berkembang dengan jumlah revenue mencapai USD 13 juta, dan jumlah programmer mencapai 700 orang. CUC membuat aplikasi yang diperlukan oleh perusahaan pengguna komputer khususnya komputer IBM.

Software Produk
Pembuatan software produk dimulai dari Goetz seorang project manager di ADR sebuah perusahaan yang bergerak di software, mereka membuat software untuk flowchart khusus untuk komputer RCA. Dan pada saat itu software flowchart diberikan secara Cuma Cuma pada pembeli komputer RCA. Goetz membuat software untuk flowchart yang lebih baik yang diberi nama autoflow, Goetz sudah meng-investasikan sebesar USD 10,000.- untuk biaya pembuatan, tetapi software tersebut tidak diterima oleh RCA. Disinilah Goetz memikirkan bagaimana caranya untuk dapat mengembalikan ivestasi tersbut, maka terpikir olehnya untuk menjual autoflow langsung kepada pemakai komputer RCA. Tetapi dari 100 pemakai RCA yang ada, hanya dua pemakai komputer RCA yang mau membelinya dengan harga USD 2,400. Goetz melihat peluang untuk komputer IBM, karena IBM mempunyai populasi yang lebih besar, maka ia mulai membuat ulang program tersebut agar dapat dijalankan di komputer IBM.
Kerja keras Goetz terbayar, dia dapat menjual produknya 2000 kali lipat lebih walaupun terjadi persaingan dengan IBM sendiri yang memberikan secara gratis software untuk membuat flowchart tetapi fungsinya tidak sebaik yang dibuat oleh Goetz. Keberhasilan Goetz ini menjadi tonggak sejarah dimulainya industri software produk. Kemudian bermunculanlah software produk lainnya.
Kalau berbicara software produk, kita bagi menjadi dua kelompok. Software produk untuk enterprise dan software produk masal (perbedaan keduannya dapat dilihat di blog saya yang berjudul Manfaat perlindungan HAKI bagi Industri software di Indonesia). Adanya mass market software lebih dipicu oleh perkembangan PC yang mulai diperkenalkan pada tahun 1980 an.

Software as a Service
Banyak perusahaan pengguna komputer merasa pada saat mereka membeli software dianggap sebagai biaya, sedangkan software seharusnya dianggap sebagai aset yang dapat disusutkan. Walaupun sudah dianggap asset tetapi investasi untuk software masih dianggap tinggi. Dengan adanya internet yang samkin murah dan semakin cepat, memungkin perusahaan software menyewakan softwarenya dengan menggunakan tekhnologi internet, dan data dapat diakses dimana saja. Salah satu pelopor dalam software as a service adalah salesforce.com yang mempunyai jumlah pelanggan mencapai 51,800 Dengan model Software as service ini, pemakai software tidak perlu mengeluarkan investasi yang besar untuk dapat menggunakan software aplikasi, dan bila sudah tidak cocok lagi, tidak ada biaya yang perlu dikeluarkan, karena tidak ada investasi diawal. Bagi perusahaan software dengan bisnis model SaaS ini merupakan suatu jaminan pendapatan yang berkesinambungan, walaupun jumlah per usernya jauh lebih kecil. Jadi dialam SaaS sama seperti mass marketi, industri softwrae harus mengejar volume penjualan untuk menambah jumlah user.

Content
Bisnis konten di indonesia sudah marak dimulai dengan jumlah populasi handphone yang bertumbuhannya sangat cepat. Sekarang ini kalau kita mendengar orang berbisnis konten artinya tidak jauh dari seputar konten untuk handphone. Seperti telah diceritakan pada awal pembukaan tulisan ini mengenai Itune dari apple sangat berhasil sekali dalam menjual konten. Kesuksesan Itune mengubah model bisnis di industri rekaman. Pada industri rekaman artis yang menyanyikan lagunya mendapatkan royalti yang sangat kecil dibandingkan nilai jual albumnya, sedangkan di Itune artis mendapatkan porsi yang besar bisa mencapai sekitar 60 – 70 %, walaupun harga jual di Itune jauh lebih murah, tetapi jumlah pembelinya jauh lebih besar.
Ada kecenderungan baru di dalam dunia musik ini, banyak artis yang memberikan lagunya secara Cuma Cuma di ITUne, yang dia harapkan adalah lagu tersebut bisa menjadi populer dan sang artis akan mendapatkan penghasilan yang lebih besar pada saat dia naik panggung. Jadi kalau dilihat disini penjualan lagu bukan lagi menjadi pendapatan utama sang artis, tetapi merupakan media untuk melakukan promosi nama artis tersebut.

Evolusi Bisnis
Adanya tahapan dalam industri diatas, muncul pertanyaan apakah suatu perusahaan kalau sekarang masih melakukan services harus beralih ke produk, kemudian ke SaaS dan terakhir masuk ke konten?
Suatu pertanyaan yang sangat menarik dan menjadi pertimbangan panjang, saya sendiri masih terus mengamati dan melakukan research untuk menjawab pertanyaan tersebut diatas.
Pertama kali saya mengungkapkan cerita ini kepada teman saya Benny Wibowo, yang pada suatu siang tanggal 3 Januari 2009 lalu kita bertemu di Starbuck Puri Indah, ada cerita tersendiri mengenai starbuck ini, anda yang tertarik boleh mengunjungi blog teman saya di http://grandeicecaramelmachiato.blogspot.com Sebetulnya masing masing model bisnis diatas bukannya one fit for all, artinya tidak semua perusahaan software harus melalui langkat dari kesatu hingga yang keempat. Banyak perusahaan langsung masuk ke content, banyak juga yang masih mengerjakan software project dan menjadi raksasa dunia seperti inforsys di India.
Pelajaran yang diambil dari India ini, untuk perusahaan harus berkembang tidak harus mengubah bisnis model, tetapi pada saat perusahaan sudah berkembang dan mempunyai kekuatan, boleh dipikirkan untuk perkembangan bisnis model yang baru. Penting untuk di pertimbangkan adalah kita harus mengetahui betul bisnis model yang akan kita lakukan, buat pertanyaan pertanyaan mendasar dan cari jawabannya dengan melakukan research pada sumber yang dapat dipercaya.
Sebelum memutuskan untuk beralih kebisnis model yang lain harus dipertimbangkan masak masak, terutama dalam masa peralihan, disini akan banyak sekali energi yang dikeluarkan baik waktu, pemikiran dan financial. Pada saat Andal Software perusahaan yang saya kendalikan mengubah posisi dari mass market langsung masuk kedalam enterprise solution, kami sudah melakukan research yang cukup panjang dengan hasil blue print yang cukup detail bagaimana kita harus berubah arah. Diatas kertas tidak sama dengan lapangan sehingga kami sempat mengalami gelombang pasang yang cukup tinggi hingga hampir menggelamkan kapalnya. Bagaimana cara melakukan manufer sehingga kapalnya menjadi kuat kembali menerjang badai ? Pengalaman yang luar biasa ini akan saya sharingkan pada saatnya nanti. Menurut saya pengalaman ini sungguh suatu berkat yang saya dapatkan, karena tanpa melewati hal ini Andal Software mungkin tidak seperti sekarang ini.
Saya sangat beruntung pada saat badai dan gelombang pasang menerpa kapal kami, saya mempunyai team bisnis yang cukup handal dimana saya berada pada lingkungan yang positif dan saya mempunyai kesempatan untuk mengembangkan leadership dan belajar tentang komitment. Saya harus berterima kasih yang sebesar besarnya pada team bisnis, dilingkungan ini saya dapat tumbuh dan berkembang melalui kaset/CD, buku buku yang dianjurkan serta pertemuan pertemuan, dan Team Bisnis yang sangat luar bisa.

Tidak ada komentar: