Selasa, 28 Mei 2013

Dilema Kemakmuran


Akhir-akhir ini saya banyak menulis tentang kemakmuran di blog ini, dan memang itu yang sekarang sedang saya pelajari, mengapa satu negara bisa menjadi makmur dan lainnya miskin, atau perorangan mengapa ada orang yang menjadi kaya raya dan yang lainnya miskin.
Saya dapat menyimpulkan dari beberapa buku yang saya baca, kemakmuran dapat terjadi bila kita dapat melakukan suatu proses yang efisien sehingga dapat menghasilkan lebih banyak dalam ukuran waktu yang sama.

Proses yang Efisien
Beberapa tahun mengamati proses di Andal Software, kita dapat menghemat banyak waktu untuk dan dengan sendirinya akan meningkatkan produktifitas. Bagian Application support yang bertugas untuk menangani masalah yang terjadi di customer, setiap tiga bulan kami melakukan evaluasi dari support yang diberikan pada customer, kami mencari resolution time yang paling lama dalam menyelesaikan suatu kelompok masalah. Setiap pertanyaan yang diajukan oleh kastemer kami kelompokan sesuai dengan modul yang ada pada software kami. Sehingga pada saat evaluasi kami dapat mengetahui modul mana yang paling banyak memerlukan support dan berapa lama resolution timenya, bila kami dapat memperbaiki modul ini sehingga mudah digunakan, sehingga pertanyaan pada kami menjadi berkurang, maka application consultant kami dapat menangani masalah yang lainnya. Hal ini kami jalankan secara terus menerus, sehingga penambahan jumlah kastemer, tidak harus dibarengi dengan penambahan team Application Consultant. Banyak contoh yang dapat diceritakan pada saat kita memperbaiki proses, tiga tahun yang lalu melakukan implementasi di Andal Software memerlukan waktu yang panjang, sekitar 6 bulan, sekarang ini waktu implementasi hanya memerlukan waktu satu bulan sejak data dari kastemer dinyatakan lengkap. Suatu efisiensi yang luar biasa, perbedaannya hanyalah memperbaiki proses.
Perusahaan mobil di Amerika dikuasai oleh tiga besar, Ford, General Motor, dan Chrysler. Beberapa tahun yang lalu pada saat terjadi krisis di Amerika, GM dan Chrysler minta pertolongan pemerintah untuk di suntik dana, sedangkan Ford masih dapat berkembang, bahkan sekarang ini Mobil Ford di Indonesia pangsa pasarnya mulai naik, dan hampir dapat menyaingi mobil Jepang. Apa yang membuat beda ?, Ford mempunyai perakitan mobil yang sangat efisien dibandingkan dengan lainnya, sehingga dapat memproduksi mobil lebih banyak dalam waktu yang sama. Perakitan mobil yang baru ini banyak menggunakan automation, sehingga jumlah orang yang menjalankan lebih sedikit, dan lebih fleksible dalam mengganti model mobil yang akan dirakit.

Man Vs Machine
Untuk dapat menjadi efisien dan menjual produk lebih murah lagi pilihannya adalah pada automation yang sering disebut sebagai robotik. Dengan jumlah tenaga manusia yang sedikit dapat merakit mobil dalam jumlah besar, sehingga biaya produksi turun drastis. Robot atau automation menawarkan pilihan membuat produk dengan harga yang sangat murah, dan tentunya bila harga barang menjadi murah banyak orang yang dapat membeli produk tersebut.
Manusia akan bersaing dengan mesin dalam hal mencari pekerjaan tentunya mesin akan menang, walaupun dengan mesin si pemilik pabrik harus melakukan investasi yang lebih besar ketimbang dengan investasi orang (mempekerjakan orang).  Apalagi kalau di Indonesia kamu buruh sering melakukan demo sehingga perusahaan banyak mengalami kerugian karena produktifitas akan menurun dengan drastis. Dengan menggunakan automation tidak akan ada demo dan kalau diminta bekerja 24 jam 7 hari satu minggu mesin tersebut tidak akan mengeluh. Peningkatan produktifitas ini yang akan membuat perusahaan dapat bersaing di pasar.
Bagaimana dengan manusia sendiri, terutama mereka yang bekerja dengan menggunakan otot, hal ini sangat mudah sekali digantikan dengan mesin, sehingga mereka harus mempunyai keahlian yang lain agar mendapatkan lapangan pekerjaan yang memadai.

Filasafat Om William
Didalam bukunya man of honor, Om William mengatakan buat perusahaan baru agar banyak menampung orang untuk bekerja, bila mereka bekerja mereka akan mendapatkan upah yang layak dan akhirnya dapat membeli produk yang kita hasilkan. Menurut saya ini merupkan suatu pemikiran yang luar biasa dari seorang Om William, Om William sudah memikirkan eko sistem bagaimana membuat rakyat Indonesia menjadi makmur sehingga mempunyai daya beli yang kemudian dapat dibelanjakan untuk barang barang yang diproduksi oleh Astra.
Peningkatan pendapatan dan di barengi dengan harga produk yang makin murah karena adanya automation merupakan hal yang ideal untuk kehidupan masyarakat, tetapi masalahnya adalah bila dilakukan automation maka banyak pekerjaan yang berkurang sehingga menyebabkan banyak pengangguran.
Saya masih ingat pada jamannya Menteri tenaga kerja di jabat oleh Pak Soedomo, banyak menganjurkan penggunaan tenaga kerja ketimbang mesin. Di lain pihak bila digalakan menggunakan tenaga manusia perusahaan menjadi tidak efisien dan hasil produk nya tidak dapat bersaing di pasar apalagi dengan buatan Cina.

Apa yang harus dilakukan ?
Pada saat terjadi automation di dalam industri banyak sekali pekerjaan pekerjaan baru akan muncul, seperti sekarang ini banyak pekerjaan yang muncul, dan kalau dilihat lima tahun yang lalu belum ada, seperti digital marketing strategist, jabatan ini muncul setelah internet banyak digunakan untuk pemasaran. Sama halnya dengan automation, mungkin blue collar worker akan jauh berkurang, tetapi kebutuhan akan tenaga lainnya akan bertumbuh, perubahan pekerjaan ini untuk orang orang tertentu menjadi sulit karena tidak dapat mengikuti perkembangan dunia industri.
Dalam hal ini pendidikan mempunyai peranan yang sangat vital dalam menjembatani kesenjangan ini, sayangnya pendidikan sekarang ini adalah hasil dari revolusi industri yang sudah berumur hampir 200 tahun lalu. Keadaan ini tidak hanya terjadi di Indonesia di Amerika pun terjadi sehingga jumlah pengangguran di Amerika meningkat.
Indonesia juga harus mulai mengembangkan pendidikan dengan model yang baru atau cara yang baru, sehingga murid dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing masing. Minggu depan saya akan coba bahas mengenai pendidikan yang sudah mulai di uji coba ini.

Tidak ada komentar: