Rabu, 05 Februari 2014

Mencetak Leader



Pada awal saya mendirikan Andal Software, saya pikir bahwa saya dapat melakukan semuanya, karena memang pada saat awal semuanya harus dilakukan sendiri. Sejalan perkembangan organisasi, pola pikir saya masih sama, sayalah yang harus melakukan karyawan didalam perusahaan harusnya mengikuti apa yang saya ingin lakukan. Perlakuan saya terhadap bawahan yang sifatnya memerintah, lama kelamaan saya merasa capai, karena saya merasa kalau tidak diperintah tidak jalan, mereka tidak mempunyai inisiatif.
Setelah saya banyak membaca buku dari John C. Maxwell dan beberapa buku leadership lainnya, serta menghadiri seminar-seminar leadership, saya mulai mengerti bagaimana caranya kita dapat mencetak leader. Saya berpikir seorang leader itu sudah mempunyai bakat untuk memimpin, ternyata saya belajar bahwa setiap orang dapat menjadi leader, pertanyaannya mau atau tidak. Untuk menjadi leader kita harus mau belajar.

Peranan Seorang Mentor
Untuk dapat menjadi seorang leader yang handal, kita harus mempunyai mentor yang handal juga. Saya beruntung sekali mempunyai mentor yang sudah terbukti sebagai seorang leader. Yang saya pelajari pada saat saya berkonsultasi dengan mentor saya, seorang mentor dapat memperbaiki sudut pandang muridnya. Sering sekali saya merasakan bahwa saya punya permasalahan yang sangat sulit, tetapi pada saat saya berkonsultasi ternyata penyelesaiannya sangat sederhana sekali. Dari hasil konsultasi ini saya banyak belajar, dan pola pikir saya perlahan lahan berubah. Tentunya saya harus mau meningkatkan pengetahuan saya, sehingga pada saat saya berkonsultasi saya dapat menangkap maksud dari mentor saya.
Setiap saya berkonsultasi, mentor saya selalu memberikan kepada saya tujuan yang harus saya kejar. Tentunya saya harus memberi tahukan terlebih dahulu goal apa yang ingin saya dapatkan. Kemudian mentor saya memberikan tujuan jangka pendeknya, serta memberikan strategi yang harus saya lakukan untuk mendapatkan goal tersebut.
Lama kelamaan saya diberikan kesempatan untuk menyusun strategi untuk mendapatkan tujuan jangka pendek, akhirnya saya dapat menyusun sendiri. Sekarang ini saya berkonsultasi ke strategi, sehingga saya beritahu apa yang ingin saya kejar, dan saya kasih tahu strategi apa yang akan saya ambil, bila strategi yang saya buat dapat mencapai goal, maka saya diberitahu untuk dijalankan. Kalau tidak maka saya akan di kasih tahu mengapa tidak dapat dilakukan seperti itu. Dengan pengetahuan seperti ini, saya akan semakin mahir untuk membuat goal dan strategi.
Didalam organisasi saya tidak mungkin untuk mengerjakan sendiri, tentunya saya punya team, dan saya akan memperlakukan yang sama terhadap para manager. Sekarang ini saya menjadi leader kecil dari para manager saya, dan saya menjadi murid dari mentor saya.

Apa yang saya pelajari
Saya teringkat kata kata Ki Hadjar Dewantoro, seorang pendidik dari Jawa, yang mengatakan : Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mbangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Artinya seorang pemimpin harus dapat menjadi teladan anak buahnya, tidak bisa seorang pemimpin memerintahkan sesuatu yang tidak dilakukan oleh dirinya. Seperti kalau seorang pemimpin mengatakan tidak boleh terlambat, seorang pemimpin harus tidak boleh terlambat juga. Biasanya bawahan akan mencontoh pemimpinnya, bukan mendengarkan pemimpinnya.
Ing  Madya mangun Karsa, ditengah tengah para pengikut kita harus memberikan semangat. Kata yang terakhir Tut Wuri Handayani, di belakang kita memberikan dorongan.
Kata kata ini persis seperti apa yang saya alami dengan mentor saya, dia akan memberikan contoh yang baik kepada muridnya, tidak banyak memberikan ceramah atau pelajaran bagaimana saya harus bertindak. Memberikan contoh adalah hal yang sangat ampuh didalam leadership.
Saya berpikir bila kita dapat mencetak leader, maka organsasi seperti apapun yang kita pegang, maka organisasi itu akan berkembang dengan pesat, karena kemampuan untuk mencetak leader akan menyebabkan organisasi menjadi besar.

Tidak ada komentar: