Senin, 24 Maret 2014

Antara Waktu dan Uang



Kata kata Time is Money sering sekali diucapkan, tetapi saya sendiri sulit untuk mengerti konsep dari Time is Money. Setelah saya banyak membaca buku dan juga menghadiri beberapa seminar serta berdiskusi dengan beberapa teman saya yang sukses dalam kehidupan, cara pandang mereka tentang waktu berbeda.
Dikatakan bahwa waktu adalah resources( sumber daya) yang tidak dapat digantikan sedangkan uang adalah resources yang dapat digantikan. Jadi pertanyaannya adalah lebih baik mana kehilangan waktu atau kehilangan uang ? tentunya kalau ditanya seperti itu, kita akan bertanya lagi seberapa besar saya kehilangan ? tetapi seandainya uang dapat digantikan dan waktu tidak maka seberapapun uang saya hilang saya masih dapat mencari lagi, selama saya diberikan waktu. Contoh yang paling sering saya masih melihat sampai sekarang adalah konsep gotong royong, di daerah dimana pekerjaan untuk membersihkan saluran air serta jalanan di sekeliling komplek masih relatif mahal dibandingkan dengan penghasilan rata rata di kompleks tersebut, maka gotong royong untuk membersihkan saluran air dan sekelilingnya masih dapat berjalan. Tetapi di daerah dimana pekerjaan untuk melakukan kebersihan dapat dilimpahkan ke orang lain dengan memberikan imbalan, dan imbalan tersebut dianggap jauh lebih murah dibandingkan dengan uang yang dapat dihasilkan oleh orang sekeliling komplek tersebut, maka kebersihan akan dilakukan oleh orang yang di bayar untuk kebersihan.
Contoh diatas sangat jelas sekali, berapa nilai waktu yang dimiliki oleh masing-masing orang berbeda. Sedangkan kemakmuran diukur dari berapa banyak yang dapat dihasilkan dalam waktu tertentu. kita dapat menghasilkan dalam waktu yang sama, disinilah lahir konsep produktifitas. Untuk dapat menghasilkan hasil panen yang lebih besar kita menggunakan peralatan mekanik agar jumlah yang ditanam bisa lebih banyak, kita bisa memberikan bibit unggul, dan bermacam pupuk agar tanaman dapat subur dan menhasilkan buah yang lebih banyak lagi dalam waktu yang bersamaan.
Perusahaan agar dapat menghasilkan lebih banyak lagi produksinya maka menggunakan automation agar pekerjaan dapat dikerjakan lebih cepat lagi.
Pertanyaannya adalah bagaimana kita sebagai perseorangan dapat meningkatkan produktifitas kita agar nilai dari waktu kita dapat naik ? Dari pengalaman yang selama ini saya amati, untuk meningkatkan produktifitas dalam diri seseorang yang pertama adalah pengetahuan, kita harus mempunyai pengetahuan yang cukup banyak agar dapat meningkatkan produktifitas kita. Permasalahan yang sering terjadi adalah produktifitas bisa ditingkatkan secara efektif kalau kita dapat belajar dari pengalaman orang lain yang telah melakukan hal yang sama. Dan pengalaman orang lain ini bisa didapat dari buku buku yang mereka tulis. Artinya betapa pentingnya kita perlu membaca buku, agar kita dapat belajar dari pengalaman orang lain, sehingga kita akan meleverage pengalaman orang lain yang cukup lama bisa dijadikan pengalaman kita, hal ini akan menghemat waktu dibandingkan dengan kita mengalaminya sendiri, dan tentunya akan memerlukan banyak waktu, akhirnya waktu kita tidak digunakan secara efisien.
Dulu saya sering sekali menutup diri, bila ada teman saya bercerita sesuatu, dan cerita itu tidak masuk dalam akal saya, maka saya tidak akan menerima pendapat dia, walaupun dalam hati. Sekarang ini bila ada teman saya bercerita yang menurut saya tidak masuk akal, saya malah banyak bertanya sama dia, saya ingin tau lebih jauh kenapa dia berpikir seperti itu.  Dari perubahan pola pikir saya, sekarang ini saya banyak belajar dari teman-teman saya, terutama saya belajar tentang cara berpikir banyak orang. Terutama bila ada gagasan baru, biasanya orang sangat sulit untuk menerima hal-hal yang baru, walaupun belum tentu hal baru tersebut salah. Seperti Copernicus pada saat memberikan gagasan bahwa matahari adalah pusat dari semua orbit, orang sulit untuk percaya, karena pada jaman itu orang menganggap bahwa bumi itu adalah pusat dari semuanya.

Pelajaran yang didapat
Waktu adalah sumber daya yang paling mahal yang tidak dapat digantikan, saya belajar bahwa untuk dapat menjadi lebih produktif lagi dalam menggunakan waktu, saya mulai banyak membaca buku. Dari banyak buku yang saya baca, saya bisa merasa mengalami apa yang penulis buku tersebut tulis. Karena memang pengalaman adalah yang paling berharga dalam hidup, jadi dengan mendapatkan pengalaman orang lain kita dapat menghemat waktu banyak sekali.
Sejalan dengan pengalaman yang didapat dari diri sendiri maupun dari orang lain lewat buku, dan cerita dari mereka yang telah sukses, sekarang ini saya merasakan produktifitas saya naik secara signifikan. Keterbukaan untuk menerima pendapat orang lain juga menjadi penting, karena disetiap cerita dari teman itu juga pengalaman dari mereka yang saya dapat pelajari. Walaupun tidak semua pendapat orang saya setujui, tetapi pada saat saya menerima pendapat mereka dan saya banyak bertanya, maka saya belajar cara berpikir orang lain, walaupun apa yang dia pikirkan belum tentu saya setuju.
Walaupun saya tidak setuju dengan apa yang dia pikirkan saya tidak akan berdebat dengan dia agar dia setuju dengan apa yang saya pikirkan. Buat saya, akan sangat berharga kalau saya dapat mengetahui mengapa sampai dia berpendapat seperti itu, dan latar belakang mengapa dia mengambil keputusan seperti itu.

Tidak ada komentar: