Kamis, 17 Oktober 2013

Kesalah Pahaman Membangun Team



Menyambung tulisan minggu lalu, saya sering melihat di toko, di gerai rumah makan ataupun di pabrik sering terpampang foto karyawan teladan bulan ini. Saya tidak tahu tujuan mereka apa memasang foto teladan setiap bulan, bila saya amati lagi setiap bulan selalu berganti, sehingga saya bertanya didalam hati apakah pemasangan foto teladan ini sudah menjadi piala bergilir yang setiap bulan pasti akan didapatkan oleh rekan kerja lainnya ?

Membangun Team yang Solid
Pengalaman membangun Andal Software selama 25 tahun, saya menyadari bahwa didalam suatu organisasi apapun, yang paling penting adalah bagaimana kita dapat membangun team yang solid. Saya membaca buku leadership dari John Wooden yang pernah saya tulis dalam blog ini, pada saat John membangun team basket UCLA yang dapat mengantarkan team tersebut menjadi juara bertahan selama bertahun-tahun, adalah membangun team yang kuat.
Pertumbuhan Andal yang luar biasa bagusnya menurut saya karena team Andal Software sangat solid, mempunyai team work yang kuat sekali. Seperti John Wooden katakan bahwa John tidak pernah mempunyai anak emas walaupun banyak nama nama terkenal yang dicetak oleh John. Menurut John tidak bisa seorang pemain basket yang terkenal bisa menjadi terkenal kalau dia main sendiri. Kecemerlangan seseorang tergantung dari team sesama pemain, maupun pembantu sekeliling team tersebut.
Mari kita lihat dengan menjadi nomor satu atau menjadi pegawai teladan, yang artinya hanya dia yang paling hebat, karena sudah dipilih dari sekian banyak karyawan dan dialah pemenangnya.

1.       Menjadi pemenang dengan mengalahkan yang lain
Agar menjadi yang terbaik, mereka harus mengalahkan yang lainnya. Karena disitu terjadi persaingan, seseorang akan mencari cara bagaimana agar dia mendapatkan posisi nomor satu. Kalau lingkungan seperti ini, maka setiap anggota team akan saling berlomba untuk menjadi nomor satu, tidak ada rasa kerja sama, karena mereka memandang rekan kerjanya sebagai pesaing.

2.       Potensi terjadi ketidak puasan
Kadang setiap orang akan menilai dirinya secara subyektif maupun obyektif, mereka mulai membandingkan temannya dengan dirinya, kemudian mulai bertanya kenapa dia bukan aku, bukankah aku bekerja lebih baik dari dia ? walaupun mungkin perusahaan sudah mempunyai ukuran bagaimana untuk menjadi nomor satu, tetapi tetap saja didalam ukuran tersebut masih banyak unsur subyektif yang tidak tepat. Apalagi kalau yang menjadi nomor satu mendapatkan imbalan uang, akan menimbulkan potensi masalah yang besar.

3.       Membangun sikap acuh
Bagi mereka yang merasa tidak akan mendapatkan juara satu, mereka tidak dapat menggali potensi dirinya yang mungkin akan menjadi bagus, karena mereka merasa tidak akan mendapatkan rewardnya. Sehingga mereka tidak peduli dengan gelar juara satu, dan mereka juga tidak akan mengejarnya. Sikap kalah sebelum berperang.

Saya teringat pada saat masih kuliah, kami mempunyai kelompok yang cukup erat, kami belajar bersama, dan berjuang bersama. Pertanyaannya kenapa dapat seperti itu ? karena didalam kelompok belajar kami, yang diperjuangkan adalah dapat lulus ujian, karena semua team dapat menikmati lulus ujian bila mendapatkan nilai tertentu, maka kami bersatu untuk bisa lulus, dan semua teman teman saling menyemangati satu sama lain, tidak ada kompetisi, tetapi dengan bersatu kami tahu kami dapat mengikuti ujian lebih baik, dibandingkan dengan kita belajar sendiri.
Dari sini kita dapat belajar bagaimana kita dapat membangun team yang kuat untuk dapat membangun organisasi yang kuat juga.

3 komentar:

Unknown mengatakan...

Menjadi yang "ter..baik" adalah impian setiap orang, apapun profesi yang mendapatkan predikat yang.."ter..." dalam artian positif tentu sebuah penghargaan yang memberikan motivasi pada setiap orang / karyawan.

Masalahnya adalah apakah setelah menjadi yang "ter..." merupakan tujuan pribadi, team atau perusahaan ..??? lalu bagaimana penilaiannya,..sesuai atau pantaskah..mendapatkan predikat "ter..." tsb.

indra sosrodjojo mengatakan...

Setuju Pak Iwan

rossa veranica mengatakan...

bener jg pak. secara gak sadar, leader akan mengarahkan team nya untuk berkompetisi, untuk menjadi yang paling unggul diantara teman2nya.