Jumat, 28 Desember 2012

The Game is Changing



Saya selalu percaya dengan adanya penemuan tekhnologi akan terjadi perubahan yang sangat besar, dimulai dari penemuan mesin penggerak. Maka terjadi revolusi industri, semua dibuat dengan mesin sehingga harga barang menjadi lebih murah, lebih terjangkau dan dapat dinikmati oleh banyak orang. Sekarang ini Teknologi Informasi sedang mengubah dunia, dengan adanya Teknologi informasi banyak mengubah kehidupan manusia dan bisnis tentunya. Banyak bisnis yang menguasai dunia sekarang mengalami kesulitan bahkan banyak yang sudah tidak terdengar lagi.
Beberapa tahun yang lalu banyak sekali toko musik menjual CD dan film ada dimana-mana, sekarang ini banyak toko musik sudah tidak ada lagi. Produser rekaman musik yang sering disebut dengan label marak beberapa tahun yang lalu sekarang ini juga sudah tidak terdengar lagi. juga banyak yang berguguran, karena sekarang seorang penyanyi amatir atau group band pemula dapat melakukan rekaman di rumah kemudian hasil rekamannya dapat di upload ke internet dan penyanyi atau group band tersebut menjadi terkenal, dan akan mendapatkan uang dari show yang dilakukannya, bukan lagi dari penjualan CD. Karena hasil dari tour akan jauh lebih besar dibandingkan dengan penjualan CD.

Changing the battle field
Teknologi informasi mempunyai andil yang cukup besar, dalam hal berkurangnya jumlah toko musik yang cukup besar. Membeli musik online jauh lebih mudah dibandingkan dengan membeli musik di toko. Kita bisa membeli musik yang disukai saja, dan dapat melihat berapa banyak yang membeli, bahkan kita dapat membaca reviewnya sebelum membeli, atau mencoba untuk mendengarnya dengan mudah. Kemudahan dalam mendapatkan informasi sebelum membeli menjadi kenyamanan yang tidak akan didapatkan bila kita membeli musik di toko musik.
Dengan adanya teknologi informasi, peperangannya bukan lagi terjadi antar record label atau antar toko musik. Tetapi terjadi perubahan pertarungan dalam hal kenyamanan cara membeli musik. Itune salah satu toko musik terbesar di dunia, kita hampir dapat menemukan lagu apa saja, tanpa harus dibatasi karena ketersediaan ruangan toko.
Dengan teknologi informasi memungkinkan perubahan bisnis model yang tidak mungkin dilakukan sebelum adanya teknologi informasi, seperti misalnya Skype yang menggunakan bisnis model Freemium, hal ini tidak dapat dilakukan tanpa adanya teknologi informasi. Jadi dengan adanya teknologi informasi memang mematikan beberapa bisnis, tetapi akan melahirkan bisnis baru yang lebih banyak lagi, karena menciptakan peluang yang lebih besar lagi.

Bagaimana Dengan Industri Software sendiri ?
Selama saya menggeluti industri software hampir dua puluh lima tahun, terjadi banyak perubahan. Pada awalnya marak sekali membuat software sesuai dengan pesanan, dan memang menjadi besar. Karena perusahaan sofware pada saat itu tidak sebanyak sekarang. Persaingan di dunia software awalnya adalah resource tidak banyak orang yang dapat membuat program, dengan banyaknya universitas di bidang TI maka lulusan baru banyak bermunculan, membuat program juga makin mudah dengan kemudahan tools yang ada.
Andal Software sendiri telah mengganti model bisnis nya beberapa kali. Sekarang ini kami sedang dalam transisi untuk mengubah bisnis modelnya ke services, dan yang disebut sebagai multi side business model, dalam setiap perubahan bisnis model kita harus mempunyai strategi yang matang, kami pernah mengalami kejatuhan pada saat mengubah bisnis model dari mass market ke enterprise.
Pertanyaan yang menarik sebetulnya kapan kita harus memikirkan untuk perubahan ? kami selalu memantau perkembangan teknologi baru, terutama perkembangan dari sisi device, karena software akan sangat berpengaruh dengan penggunaan alat, pertumbuhan software tidak dapat di lepaskan dari pertumbuhan penggunaan alat, dan yang kedua adalah internet, pertumbuhan internet yang semakin cepat dan semakin murah akan mempengaruhi prilaku pengguna software.
Hal yang sangat penting didalam melakukan bisnis software kita harus selalu melihat dari sisi bisnis, beberapa tahun yang lalu saya pernah ditanya, mengapa Andal Software tidak menggunakan Open Source ? jawaban saya adalah “Karena pemakai windows masih 80% dari semua pengguna PC, maka pasar saya lebih besar kalau membuat software dengan berbasis Microsoft, walaupun saya harus membeli lisensinya”. Keputusan yang dibuat bukan saya harus membayar atau gratis, tetapi pada saat saya mengembangkan aplikasi berapa besar potensi pasar yang dapat kita ambil. Bila potensi pasarnya kecil sudah pasti tidak menarik. Kemudian saya lanjutkan pernyataan saya, kalau OS opensource dapat menguasai lebih dari 50 % maka saya akan pindah menggunakan open source. Saya merasa keputusan yang saya ambil betul sekali, walaupun sekarang ini sedang terjadi pergeseran yang lain, tetapi masih dalam pengamatan di Andal Software, dan sekarang ini kami sedang mempersiapkan perubahan seperti apa yang akan kami ambil. Pada masa seperti sekarang ini kami harus lebih waspada lagi terhadapat perkembangan teknologi, kami tidak boleh meninggalkan expertise yang sekarang ini, dan di lain pihak kami harus dapat mengikuti teknologi yang akan naik nantinya. Sehingga pada saat terjadi perubahan kami sudah siap untuk berubah. Dalam masa seperti ini learning organization yang saya tulis minggu lalu di blog ini menjadi sangat penting.
Sama halnya pada saat kami memutuskan untuk membuat payroll software, mengapa bukan ERP. Kami melihat kalau Payroll software itu lokal artinya payroll di Indonesia tidak sama dengan Payroll di negara lain, sehingga kami membatasi persaingan dengan software dari luar. Karena untuk menggarap software payroll di Indonesia skalanya terlalu kecil untuk perusahaan Internasional, sedangkan untuk perusahaan lokal masih besar. Sampai kapankan Andal Software membuat software Payroll ? kalau keputusan untuk memilih payroll tidak tergantung pada teknologi, kami sudah mulai membuat payroll sejak menggunakan OS nya DOS, sampai sekarang masih tetap payroll, dan saya prediksi sepuluh tahun kedepan Andal Software masih akan menggeluti Payroll, hanya mungkin dengan teknologi yang berbeda, saya belum tahu sepuluh tahun kedepan teknologi apa lagi yang akan digunakan.
Kebutuhan dari kastemer juga mengalami perubahan dari masa ke masa, pada awal Andal Software membuat paket software kebutuhan user adalah agar software tersebut dapat membantu mengerjakan pekerjaan rutin yang memakan banyak waktu. Sekarang ini sudah berbeda tuntutannya, dari bisa menghitung dengan benar ke automation. 
Yang pasti bulan Oktober 2013 kami akan meluncurkan versi baru dengan konsep baru, sehingga akan memudahkan perhitungan payroll di perusahaan, versi baru ini dibuat dari hasil research beberapa tahun dari permasalahan yang banyak dihadapi di tempat kastemer. Konsep baru ini tidak mungkin didapatkan kalau tidak mempunyai jumlah kastemer yang banyak dan bukan paket, itulah kekuatan dari software paket.

Sabtu, 22 Desember 2012

Learning Organization



Usaha didunia IT mempunyai tantangan yang luar biasa, karena perkembangan dunia IT sangat pesat sekali, didalam buku yang ditulis oleh Teguh S Pambudi yang berjudul Riding The Wave; Strategi Andal Menaklukan Industri Software, dituliskan bahwa perusahaan IT yang dapat menaiki gelombang maka perusahaan akan naik, tetapi tidak sedikit pengusaha IT yang tergulung oleh gelombang, jadi bukannya menaiki gelombang tetapi tergulung oleh gelombang.
Di Jakarta sudah banyak perusahaan IT yang beberapa tahun lalu mempunyai nama yang besar, dan sekarang ini sudah tidak terdengar lagi. Apakah memang begitu nasibnya ? Apa yang membuat perbedaan antara perusahaan yang berkembang dan perusahaan yang berkembang besar kemudian jatuh ?. Andal Software juga nyaris tergulung gelombang dan namanya sudah hampir tidak terdengar lagi. Pada kesempatan ini saya ingin sharing pengalaman saya yang hampir dua puluh lima tahun mengelola Andal Software. Dan sebelum mendirikan Andal Software saya sudah pernah mendirikan lebih dari satu perusahaan dan hampir semuanya cukup berhasil menurut ukuran finansial.

Dilema Seorang Pendiri
Bila mengingat awal mendirikan Andal Software, orang yang paling tahu dan paling bisa tentu saja pendirinya. Karena memang Pendiri perusahaan lah yang mempunyai ide, dan pada saat mendirikan perusahaan tentunya saya sudah tahu perusahaan yang saya dirikan bakal menjadi seperti apa, bahasa manajemen namanya VISI.
Seperti biasanya perusahaan start up, pendiri perusahaan sudah biasa mendapatkan jabatan direktur. Pada saat itu saya belum lama lulus sebagai Master Of Business Administration, dan jurusan tersebut masih baru di saat itu. Memang saya belajar banyak tentang manajemen, finance, marketing, dan business.
Model kepemimpinan yang saya terapkan adalah top down, artinya semua yang memikirkan saya dan team yang lain tinggal mengikuti perintah dari saya. Memang benar perusahaan dapat berkembang dengan pesat, tetapi pada suatu titik saya merasa stagnan, untuk meningkatkan lebih besar lagi sangat sulit, pekerjaan saya sendiri semakin banyak yang harus dikerjakan.
Pada saat seorang Pendiri dan sebagai direktur merasa dirinya tahu segalanya dan serba bisa, maka teamnya tidak akan berkembang, team bekerja hanya berdasarkan perintah dari atasan, kalau tidak diperintah tidak berjalan.
Akibatnya adalah kecepatan pertumbuhan makin lama makin menurun, karena yang berpikir dan bekerja hanya satu orang yaitu sang Direktur.  Maka untuk memperbesar perusahaan secara umum yang dilakukan adalah memperbesar organisasi, sedangkan kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan sangat terbatas. Untuk memerintah dan memikirkan apa yang harus dilakukan oleh setiap orang bukanlah pekerjaan yang mudah, tentunya dengan jumlah karyawan yang cukup besar, pada saat itu jumlah karyawan lima puluh orang.
Saya banyak membaca buku mengenai sikap, sebetulnya permasalahan yang terjadi adalah masalah sikap si Pendiri yang menyebabkan semuarnya terjadi. Buku John C Maxwell yang berjudul The Winning Attitude bagus sekali membahas sikap seperti apa agar seorang leader dapat membawa organisasinya naik.

Turning Point
Di penghujung tahun 2002 merupakan titik balik, dimana saya sudah mengetahui Andal Software akan jatuh dan tidak menyangka bahwa jatuhnya seperti lompat dari ketinggian tanpa payung, artinya terjun bebas. Permasalahan utama bukan dari penjualan produk, tetapi lebih ke hasil dari produk yang tidak matang. Saya tidak mengetahui persis apa yang terjadi di lapangan, dan juga tidak mengetahui kebutuhan pelanggan yang sebenarnya, sehingga produk yang dibuat banyak yang perlu disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Penyesuaian dengan kebutuhan pelanggan inilah sebetulnya pangkal masalah dari kejatuhan Andal Software di penghujung tahun 2002.
Komunikasi didalam organisasi tidak lancar cenderung searah, sehingga seorang direktur tidak mengetahui persis yang terjadi di lapangan. Ini persis seperti badan kita pada saat kaki terkena besi panas tetapi tidak dapat merasakan panasnya besi, sehingga besi tersebut diinjak, kemudian panasnya berasa setelah kakinya luka.
Adanya titik balik inilah saya mulai membaca banyak buku, dari buku pengembangan diri, relationship, buku tentang leadership, maupun buku-buku tentang perusahaan IT seperti Microsoft, Quicken dan lainnya, saya ingin mengetahui bagaimana perusahaan-perusahaan IT bisa bertumbuh menjadi besar, faktor apa saja yang mempengaruhi perusahaan IT menjadi besar. Banyaknya buku yang saya baca dan perubahan lingkungan pergaulan saya, banyak mengubah pola pikir. Perubahan yang paling saya rasakan adalah perubahan Sikap yang memang secara disengaja untuk memiliki sikap yang lebih baik lagi agar dapat membawa Andal Software naik lebih tinggi lagi.

Helping Others Grow
Hasil dari banyak membaca buku tersebut, kami memutuskan untuk mengubah misi kami menjadi Helping Others Grow, dalam membangun bisnis konsepnya harus banyak membantu orang untuk dapat bertumbuh, dan yang pertama sekali harus dikembangkan adalah team internal sendiri. Saya ingat kalimat dari Shep Hyken dalam bukunya yang berjudul The Cult of The Customer, mengatakan bahwa kita tidak bisa mengharapkan team kita memberikan service yang baik terhadap pelanggan bila anggota team didalam tidak diperlakukan seperti apa yang ingin kita lakukan terhadap customer kita.
Kami berpikir keras bagaimana caranya membuat software payroll yang dapat membantu pelanggan yang menggunakan dapat bertumbuh, bila software yang digunakan sangat mudah dan dapat membantu mengerjakan hal hal yang rutin, maka pengelola payroll mempunyai cukup waktu untuk menganalisa perhitungan payrollnya, dan juga mempunyai waktu untuk membenahi sistemnya juga.
Untuk dapat membuat produk seperti itu, maka team Andal Software juga harus mempunyai pengetahuan yang cukup, kalau tidak bagaimana kami dapat membantu pelanggan.
Organisasi Andal Software membagi sesuai dengan proses, dan pembagian menjadi pekerjaan yang sederhana sehingga mudah dilakukan, setiap divisi dari proses yang berhubungan dengan customer kami meminta mereka untuk mecatat temuan yang didapat dari customer, sehingga kami mempunyai data yang cukup banyak apa yang diharapkan dari customer. Data ini dapat kami gunakan untuk pengembangan produk maupun peningkatan layanan kami.
Dalam pertemuan rutin setiap divisi mereka biasanya membahas bagaimana cara meningkatkan proses mereka untuk mencapai goal yang lebih tinggi lagi. Kami mengadakan pertemuan semua team Andal Software setiap bulan, pada pertemuan tersebut kami biasanya membahas isu global, dan sharing knowledge antar divisi. Dari pertemuan-pertemuan rutin ini, anggota team Andal Software selalu dipacu untuk memikirkan proses yang lebih baik lagi, ini adalah proses pembelajaran yang paling efektif. Tidak mudah untuk memulai agar setiap anggota team dapat berpartisipasi, tetapi sekali dapat dicapai pertumbuhan organisasi akan pesat sekali.



Kamis, 20 Desember 2012

Riding The Wave



Banyak perusahaan-perusahaan yang baru berdiri kemudian dengan cepat menjadi besar pada era tahun 70an, pada saat itu di Indonesia ada perubahan yang sangat besar. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sangat pesat memberikan peluang yang sangat besar pada perusahaan-perusahaan yang didirikan pada era sebelum tahun 70. Perubahan perekonomian dapat membuat perusahaan besar menjadi kecil dan perusahaan kecil menjadi besar. Perusahaan besar menjadi kecil atau hilang karena terjadi perubahan pasar, perubahan kebutuhan, dan perusahaan besar biasanya masih menikmati kebesarannya, dan tidak melihat sesuatu yang sedang berubah dan bertumbuh. Clayton Christensen banyak membahas hal ini yang disebut sebagai marginal didalam bukunya yang berjudul How Will you measure your life.
Sekarang ini juga terjadi hal yang sama, menurut MC Kinsey perusahaan research yang cukup ternama dari Amerika, jumlah pengguna social technology mencapai 1.5 Billion di seluruh dunia, dari jumlah itu, potensi bisnisnya dapat mencapai 900 Milyar US$ hingga 1.300 Trillion US$. Sedangkan data dari Gartner mengatakan bahwa di tahun 2015 50% dari online sales terjadi karena social technology. Gelombang Social technology sekarang ini sedang naik, dan siapa yang dapat menunggangi gelombang naik ini akan mencapai puncaknya.

Dari custom ke industry
Untuk mendapatkan kueh yang besar di gelombang social technology, rasanya kita tidak bisa lagi bermain di software custom. Permainannya sudah berubah, kita akan mendapatkan revenue lebih besar kalau mendapatkan 1000 customer dijual dengan harga Rp. 1,- dibandingkan dengan menjual ke 1 customer dengan harga Rp. 1,000.-. penghasilannya sama saja RP. 1,000.- tetapi dalam jangka panjang yang menjual ke banyak pelanggan akan lebih besar hasilnya.
Google, Facebook, LinkedIn, angry bird, skype menjadi besar sekali karena jumlah pelanggannya besar walaupun semuanya itu mempunyai bisnis model yang berbeda, tetapi dengan mempunyai jumlah pelanggan atau pengguna yang besar akan mendapatkan revenue yang besar, karena faktor perkaliannya yang besar.
Sudah lebih dari delapan tahun Andal Software persisten dengan membuat paket software, walaupun harus meninggalkan cutomer karena requirementnya tidak sesuai dengan aplikasi yang kami buat. Awalnya memang sulit bagi kami untuk tidak menjual produk kami ke kastemer yang sudah kami bina cukup lama, tetapi kami lebih memilih long term profit, dari pada short term profit. Bila kita menerima software kastem, berarti kami harus memelihara banyak versi, dan resources kami akan banyak sekali terkuras untuk membuat software kastem yang akhirnya akan mengganggu pengembangan produk, yang secara jangka panjang lebih menguntungkan dibandingkan dengan menjual satuan.

Fokus pada Proses
Setiap perusahaan pasti menginginkan kenaikan penjualan setiap tahunnya, cara yang paling mudah adalah dengan memberikan target pada orang sales, dan orang sales yang paling hebat akan menjual paling banyak. Sales seperti ini akan diberi penghargaan dan bonus yang cukup besar.
Pada saat meeting saya selalu mengatakan bahwa saya tidak akan bangga bila seseorang dapat mencapai suatu target tetapi saya tidak mengetahui prosesnya secara detail, bagaimana caranya mereka itu dapat mencapai sales yang tinggi.
Didalam bukunya yang berjudul seeing what’s next, Clayton Christensen menekankan tentang Resource, Process dan Value. Kalau kita akan membangun suatu perusahaan yang bertahan lama, dan menjadi besar, maka kita perlu men-define suatu proses yang baik, karena peningkatan hasil dapat dilakukan dengan perbaikan suatu proses. Peningkatkan hasil dapat juga berupa produk yang lebih baik, lebih baik dan menjadi lebih baik lagi, atau dibidang sales akan meningkat, meningkat dan meningkat lagi. Tanpa kita mengetahui proses akan sulit untuk meningkatkannya.
Pada awalnya di Andal Software sales dilakukan oleh satu orang, yang mengerjakan semua pekerjaan dari awal sampai closing. Kemudian kita mulai pecah-pecah pekerjaannya dan setiap divisi menjadi fokus pada proses penjualan, dan antar satu divisi dengan divisi lainnya saling berkaitan. Awalnya memang susah, tetapi sekarang ini pada saat akan menaikan jumlah sales dengan mudahnya kita men-set angkat penjualan tahun berikutnya, dan hampir dipastikan dapat dicapai dengan mudah. Tetapi sales juga bukan segalanya, pengalaman kami pada penghujung tahun 2002, pada saat Andal Software jatuh, bukan karena kami tidak dapat menjual produk, melainkan karena di proses produksinya yang terhambat dan produknya yang belum matang pada saat itu. Pelajaran yang didapat disini adalah, pada saat kita akan menaikan angka penjualan, apakah di bagian lainnya sudah siap untuk dapat menerima beban yang lebih besar ? jika belum, perlu di perbaiki terlebih dahulu, tanpa disadari sebetulnya yang di lakukan di Andal Software adalah membangun infrastruktur, dan kami yakin kalau infrastrukturnya sudah terbangun dengan baik, peningkatan penjualan seberapapun dapat kami layani, sekarang ini kami masih merasakan adanya bottle neck di beberapa proses, sehingga perlu kami perbaiki terlebih dahulu sebelum meningkatkan penjualan yang lebih tinggi lagi.
Saya belajar dari bambu Cina, pada saat awal menanam bambu Cina, tidak terlihat adanya pertumbuhannya, tunas yang keluar juga tidak besar, dan lama sekali. Apa yang terjadi ? sebenarnya bambu tersebut bertumbuh kedalam, akarnya membesar dan menjalar kemana-mana, begitu telah siap maka dalam waktu sebentar saja bambu tersebut sudah menjulang tinggi.
Sebaliknya pada saat perusahaan mentargetkan angka penjualan, maka semua akan fokus pada angka yang ditargetkan, mereka tidak akan punya waktu untuk memikirkan prosesnya. Mungkin penjualan dapat di capai bahkan lebih dari yang ditargetkan, tetapi untuk mengulang kesuksesan penjualan tersebut belum tentu dapat dilakukan karena tidak tahu persis bagaimana mendapatkan penjualan sebanyak itu. Kalau ditanya pasti cari kastemer yang banyak.

Peluang emas yang perlu di raih
Menurut Mc Kinsey report yang berjudul unleashing Indonesia’s Potential yang diterbitkan bulan September 2012, mengatakan bahwa sekarang ini ekonomi Indonesia ada diurutan ke 16, dengan jumlah consumer mencapai 45 Juta. 53% populasi menghasilkan 74% dari GDP, dan 55 juta pekerja yang mempunyai skill, dan peluang untuk bidang jasa konsumen, pertanian dan perikanan, sumber daya dan pendidikan mencapai 0.5 Trillion US$. Pada tahun 2030 Indonesia akan menduduki peringkat ke 7 ekonomi dunia, dan mempunyai 135 juta konsumen. Pekerja yang mempunyai skill mencapai 113 Juta dan peluang pasar untuk bidang jasa konsumen, pertanian dan perikanan, sumber daya dan pendidikan mencapai 1.8 Trilliun US$.
Angka-angka yang diberikan oleh Mc Kinsey ini sangat menggiurkan, pertanyaannya adalah apakah kita akan menyaksikan pertumbuhan yang begitu pesat atau kita akan ikut ambil bagian dalam menikmati pertumbuhan yang besar tersebut. Untuk ikut serta menikmati pertumbuhan tersebut kita perlu terus memperbaiki cara kita, berarti kita harus fokus pada proses, perbaikan proses menjadi sangat penting dalam kita mengejar ke tingkat yang lebih tinggi lagi.
Akhir tahun 2012 adalah waktu yang sangat tepat untuk kita melakukan refleksi, dan membuat resolusi untuk tahun 2013. Saya sudah tidak sabar lagi memasuki tahun 2013, dengan segudang rencana yang akan dijalankan, dan bersama dengan team di Andal Software banyak yang akan kami kerjakan.
Saya atas nama seluruh team Andal Software menugcapkan selamat tahun baru 2013, semoga tahun 2013 adalah tahun berkah untuk kita semua.