Senin, 22 September 2014

Fear of Failure



Membaca buku John C Maxwell selalu menarik, kali ini saya membaca bukunya yang berjudul How High Will you Climb ?. Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir setiap orang ingin terbang tinggi, dan yang menarik didalam buku tersebut dikatakan, tantangan terbesar orang tidak  dapat terbang tinggi dari dalam diri kita sendiri bukan dari luar. Pada saat saya bercerita dengan teman-teman, tidak sedikit dari mereka merasa bahwa dalam hidup ini sudah ada batasannya, atau waktunya sudah lewat dan banyak alasan lainnya yang menyebabkan seseorang tidak dapat terbang tinggi.
John C Maxwell mengatakan bahwa sikap merupakan faktor yang paling banyak andilnya dalam meningkatkan kemampuan kita untuk terbang tinggi. Kegagalan adalah tahapan yang harus kita lalui untuk mencapai kesuksesan, bila seseorang tidak pernah melakukan kesalahan artinya dia tidak pernah melakukan sesuatu, bagaimana dapat mencapai kesuksesan kalau tidak pernah melakukan sesuatu ? dikatakan oleh John bahwa “The person who risks nothing does nothing, has nothing, and is nothing”.
Banyak orang orang sukses yang awalnya mengalami banyak ke gagalan, dan apa yang mereka pikirkan tentang kegagalan adalah suatu pelajaran yang mereka dapatkan untuk meraih kesuksesan. Seperti misalnya Penyanyi Tenor asal Itali Enrico Caruso yang cukup dikenal, pada saat melamar sebagai instruktur penyanyi Tenor yang pertama kali dikatakan suaranya seperti suara angin bersiul yang lewat jendela.  Henry Ford pada saat pertama kali membuat mobil lupa memberikan gigi mundur pada mobilnya. Pemain Piano terkenal asal Polandia yang bernama Ignace Paderewski pertama kali belajar piano, guru musiknya mengatakan bahwa jarinya terlalu kecil untuk dapat bermain di tuts piano.
Menerima kegagalan secara positif akan menjadi efektif ketika seseorang percaya bahwa hak untuk gagal sama pentingnya seperti hak untuk menjadi pemenang. Di katakan oleh John C Maxwell, “Attitude is the determining factor of whether our failures make us or break us”.

Hal yang saya pelajari
Pada saat membaca buku tersebut, saya teringat kejadian lebih dari sepuluh tahun yang lalu, dimana perusahaan yang saya bangun dari awal dan menjadi lumayan besar, walaupun tidak sebesar sekarang, mengalami kejatuhan. Saya hampir saja menutup Andal Software, beruntung sekali saya konsultasi dengan mentor saya, dan mentor saya mengatakan lanjutkan saja sebisanya. Disamping nasehat tersebut saya juga membaca buku yang sekarang ini saya selalu ingat “The secret of software success”.  Dari masukan tersebut, saya mulai mempunyai harapan untuk bangkit kembali, dan memang benar saya dapat membawa Andal Software ke posisi sekarang ini, yang jauh lebih baik dibandingkan dengan sepuluh tahun yang lalu.
Di buku tersebut dijelaskan juga kapan waktu yang tepat untuk mengambil keputusan akan berpengaruh terhadap hasilnya, dan pada saat kita ada di bawah kita tidak boleh mengambil keputusan yang besar. Mentor saya benar, pada saat saya dalam keadaan dibawah saya tidak di perbolehkan untuk menutup Andal Software.
Dijelaskan pula bahwa manusia mempunyai kemampuan yang lebih besar lagi kalau mau di gali, permasalahan yang sering terjadi adalah pemikiran kita yang membatasi kemampuan kita. Didalam buku tersebut digambarkan seperti gajah yang ada didalam sirkus, gajah mempunyai kekuatan yang sangat besar, belalainya juga dapat mengangkat pohon yang besar, tetapi kenapa didalam kandang sirkus gajah tersebut tidak lari, padahal yang mengikat kakinya hanya tali kecil. Pada saat gajah kecil kakinya diikat dengan rantai, sehingga pada saat dia mau lari tidak bisa, berkali kali mencoba juga tidak bisa, akhirnya gajah tersebut merasa bahwa bila kakinya diikat maka dia tidak dapat melepaskan diri.
Manusia juga mempunyai karakteristik yang hampir mirip, kalau seseorang sudah sering jatuh, maka sulit untuk orang tersebut bangkit kembali, karena mereka sudah tidak ada lagi kepercayaan terhadap dirinya.

Tidak ada komentar: