Senin, 22 September 2014

The Mind of The Entrepreneur



Sudah beberapa tahun terakhir ini sering dibicarakan mengenai pengembangan entrepreneur, sehingga banyak universitas mempunyai program untuk pengembangan entrepreneur. Gema untuk menjadi entrepreneur ini memang sudah kemana-mana berarti, kampanye untuk menjadi entrepreneur sudah cukup berhasil. Pertanyaannya adalah mengapa kenaikan jumlah entrepreneur belum terlihat pesat ? saya sering sekali bertemu dengan teman-teman baru baik masih mahasiswa maupun sudah kerja, kalau saya tanyakan Sampaikan mau bekerja terus menjadi karyawan ? jawabannya selalu ya ingin menjadi entrepreneur setelah dapat mengumpulkan uang untuk modal kerja. Kemudian saya bertanya lagi berapa banyak uang yang diperlukan untuk modal kerja ? kebanyakan dari mereka tidak tahu berapa jumlah uang yang dibutuhkan untuk memulai usaha.
Dengan cara berpikir bahwa untuk mulai usaha harus mengumpulkan uang terlebih dahulu, kemudian jumlah uangnya juga tidak tahu, maka bisa dipastikan orang tersebut tidak akan pernah mulai usaha. Pertanyaan ini sama saja seperti “Kapan kamu akan menikah ?”, terus dijawab kalau sudah bisa mencukupi semua kebutuhan rumah tangga. Sudah dapat dipastikan orang tersebut sulit untuk menikah karena tidak tahu kapan akan dapat mencukupi kebutuhan hidupnya.
Waktu saya mengikuti seminar Brain Power yang dibawakan oleh Dr. Gia Pratama, saya belajar bahwa kekuatan otak manusia itu luar biasa, hanya saja kita harus melatihnya dengan baik, agar otak kita mempunyai kemampuan yang lebih. Yang menarik bahwa otak kita kalau kita latih terus menerus kemampuannya akan bertambah, dan tidak berpengaruh terhadap usia.
Jadi pada saat ditanyakan perlu modal berapa untuk memulai usaha, kita harus dapat menyebutkan nilai modal yang diperlukan agar kita dapat mulai berusaha, dan tentunya kita harus mencari cara bagaimana agar jumlah tersebut dapat terkumpul. Sama halnya dengan menikah, kalau kita tidak mengetahui definisi mapan otak kita tidak pernah akan tahu, dan walaupun sudah mempunyai uang yang cukup masih mengatakan belum mapan.
Ada beberapa teman ku yang sering berbagi, mereka sudah banyak mendapatkan apa yang mereka inginkan, caranya adalah mereka dapat menggambarkan dengan jelas apa  yang mereka inginkan hingga detail. Mereka juga mempunyai gambar visualisasi apa yang mereka inginkan. Akan lebih baik lagi diberi emosi mengapa menginginkan itu ? Hal ini sesuai dengan survey yang dilakukan oleh Harvard University, yang mengatakan bahwa hanya 3% orang yang hidupnya sangat makmur, mereka itu mempunyai tujuan yang jelas dan ditulis.
Kembali ke cerita semula, pada saat orang ingin mempunyai usaha sendiri, dan kalau kendalanya uang, berarti bisnis yang akan dijalankan belum sesuai dengan kemampuan dia. Carilah bisnis yang dapat dijalankan dengan kemampuan yang dimiliki sekarang, karena dengan menggunakan kemampuan yang dimiliki sekarang berarti dia dapat mengembangkan apa sudah dia dimiliki.
Hal ini sama saja terjadi pada tukang las pembuat pagar yang ada di dekat rumah saya, pada suatu saat dia katanya mendapatkan proyek untuk membuat pagar keliling rumah seseorang yang luas sekali, yang nilai totalnya mencapai ratusan juta. Sedangkan tukang pagar tersebut tidak pernah mendapatkan proyek diatas 50 juta. Tukang las tetangga saya tersebut kalau menerima proyek yang nilainya terlalu besar dibandingkan dengan yang biasa dia terima, pasti akan mengalami banyak masalah. Karena penanganan proyek yang besar akan berbeda dengan penanganan proyek yang kecil.
Sama halnya dengan memulai untuk menjadi entrepreneur, kita harus mulai dari kemampuan yang ada pada kita, baik itu uang, tenaga dan kemampuan pemikiran kita sendiri.
Jadi bila ingin menjadi entrepreneur, lakukan segera, dengan menggunakan kemampuan yang ada, tanpa harus memikirkan kekurangan yang belum dimilikinya.

Pelajaran yang saya dapatkan
Saya beruntung sekali, memulai bisnis dari awal dengan modal yang saya punyai pada saat itu, baik itu pengetahuan, dan sumber daya lainnya. Dari pengalaman selama menjalankan usaha saya percaya bahwa pertumbuhan perusahaan sejalan dengan pertumbuhan cara saya berpikir. Kalau saya flashback ke belakang, seandainya posisi bisnis saya sekarang ini saya jalankan dengan cara saya berpikir lima tahun yang lalu, mungkin saya akan mengalami banyak masalah. Karena banyak sekali persoalan yang saya hadapi sekarang tidak mungkin dapat diselesaikan dengan cara saya berpikir lima tahun yang lalu.
Itu sebabnya sampai sekarang saya masih mau meluangkan waktu saya untuk membaca buku-buku yang menurut saya, saya perlukan untuk mengubah cara berpikir saya, agar dapat membawa perusahaan ke level yang lebih tinggi lagi. Disamping membaca buku, saya banyak sekali melakukan diskusi dengan orang orang yang mempunyai bisnis jauh diatas saya, sehingga saya dapat belajar dari mereka bagaimana mereka pola pikir mereka untuk menyelesaikan suatu masalah.

Tidak ada komentar: