Selasa, 30 September 2014

Siklus Sukses



Beberapa tahun yang lalu saya merasakan bahwa kehidupan saya stagnan, tidak ada pertumbuhan baik dari segi pengembangan diri maupun dari segi penghasilan. Walaupun saya merasakan bahwa saya telah bekerja keras, tetapi saya tidak merasakan adanya perkembangan yang berarti. Setelah saya melakukan refleksi diri dan melakukan konsultasi dengan mentor saya, pertanyaan sederhana dari mentor saya yang membuat perubahan yang sangat besar dalam kehidupan saya sekarang ini. Pertanyaannya adalah “Kehidupan seperti apa Pak Indra inginkan dalam waktu 5 tahun mendatang ?”, sebelumnya saya tidak pernah memikirkan apa yang ingin saya capai, yang saya lakukan adalah bekerja, bekerja dan bekerja.
Dari pertanyaan tersebut saya mulai membiasakan diri mempunyai goal setiap tahun, setiap bulan, dan setiap minggu. Yang menarik adalah pada saat ada goal saya merasakan cara bekerja saya berubah, sebelum ada goal yang penting saya mengerjakan sesuatu, setelah ada goal saya memilih pekerjaan, pekerjaan apa yang dapat saya delegasikan, dan pekerjaan mana yang harus saya kerjakan untuk menuju apa yang saya ingin dapatkan di tahun mendatang. Pada saat mengerjakan suatu pekerjaan saya biasanya mengevaluasi apakah pekerjaan yang saya lakukan membawa saya ketujuan saya ? apakah ada cara lain untuk mengerjakan sesuatu itu agar lebih cepat dan lebih dekat menuju ke tujuan saya ? akhirnya saya belajar bahwa pertanyaan dengan cara seperti apa saya dapat mencapai ke tujuan dengan lebih baik, jawaban pertanyaan ini disebut dengan strategi. Strategi merupakan sarana yang sangat menentukan dalam kita mencapai goal atau tujuan kita. Tanpa strategi yang tepat, kita tidak akan pergi ke-mana-mana.
Setelah medapatkan strateginya, baru kita lakukan kerjana, pertanyaannya bagaimana kita dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan strategi yang telah kita tentukan, pekerjaan menjalankan strategi yang telah ditentukan ini yang disebut dengan action, dan akhirnya action ini yang memberikan kita hasil. Jadi kalau dilihat urutannya adalah goal à strategi à action à result.
Dari pengalaman yang saya alami mempunyai goal saja tidak kuat, karena pada saat memikirkan untuk menuju goal pertanyaannya adalah kalau goal tercapai apakah akan membuat saya bahagia ? atau apakah saya akan puas ?, jawabannya bisa ya atau tidak, kita harus mempunyai dream yang lebih besar dari goal, jadi pada saat membuat goal, pertanyaannya adalah apakah goal yang kita tentukan akan membawa ke impian kita ? sehingga urutannya ditambahkan menjadi dream à goal à strategi à action à result. Setelah terbiasa dengan rangkaian seperti ini, maka pada saat melakukan kerjanya lebih bersemangat dan lebih terlihat hasilnya.

Pelajaran yang saya dapatkan
Tahun lalu kita telah membuat goal bersama team untuk mengejar suatu target sales yang cukup besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ternyata memang kami dapat mencapai total sales tahun lalu hanya dalam satu semester tahun ini, suatu pencapaian yang luar biasa, dan menginjak pertengahan semester dua ini sepertinya kita hanya akan mencapai 75 % dari goal yang telah ditetapkan di awal tahun. Walaupun hanya akan tercapai 75% dari total goal yang ditentukan tahun lalu, sebenarnya kenaikan salesnya cukup besar juga.
Tetapi kami tahu kalau tahun depan kita akan menerapkan strategi yang sama dengan tahun ini, artinya kita tidak dapat menetapkan goal yang lebih tinggi lagi, artinya kita harus mengubah strategi untuk menaikan goal yang lebih tinggi lagi. Memasukan awal pertengahan kedua dari semester dua ini, kita sudah merancang strategi yang akan diterapkan di semester satu tahun depan. Sehingga di pertengahan kedua semester dua ini, yang kami persiapkan adalah mereview sekali lagi strateginya, kemudian membuat action plan, serta persiapan yang cukup selama tiga bulan kedepan untuk mengadakan perubahan strategi yang cukup besar, karena harus melakukan perubahan struktur organisasi juga. Dengan perubahan struktur organisasi, maka diperlukan team tambahan untuk menjalankan action plan ini.
Sebelum saya mempelajari siklus dari dream à goal à strategi à action à result, saya tidak tahu apa yang ingin dicapai, kadang tahu apa yang ingin dicapai tetapi tidak menentukan strategi yang tepat untuk mencapai goal. Sehingga pekerjaan yang di kerjakan sehari-hari menjadi rutinitas tanpa antusiasme, tentu saja tidak terlihat peningkatan hasil kerja.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Pak Indra,
blognya sangat inspiratif bagi saya.

Saya mau bertanya, kalau untuk suatu tim atau divisi apakah cara tersebut bisa dilakukan jika dlm tim tidak ada kesamaan niat dalam meraih dream dan goal tsb?

Mohon pencerahannya Pak Indra.

Terima kasih dan salam sukses,
Surya

indra sosrodjojo mengatakan...

Untuk membangun team yang kuat perlu adanya tujuan, dan tujuan ini harus dari atas atau kesepakatan dengan atasan.
yang lebih penting lagi tujuan organisasi harus dapat mengakomodasi tujuan dari setiap anggota team.
Tentunya goal pribadi tidak sama dengan goal perusahaan